Finalis Uni Uda Duta Wisata Kota Padang 2025 Jalani Karantina Intensif
Finalis Ajang Uda dan Uni Dikarantina
D'On, Padang – Ajang pemilihan Uni Uda Duta Wisata Kota Padang 2025 kini memasuki tahap krusial. Setelah melewati seleksi ketat, 10 pasang finalis terbaik siap bertarung di malam grand final pada 1 Februari 2025. Namun, sebelum mencapai puncak kompetisi, mereka harus menjalani karantina intensif selama dua hari di Hotel Mercure, yang dimulai pada Kamis (30/1/2025) hingga Jumat (31/1/2025).
Karantina ini bukan sekadar persiapan teknis, tetapi juga merupakan ajang pembekalan mendalam yang akan membentuk para finalis menjadi duta wisata yang kompeten, berwawasan luas, dan siap mengemban tugas mempromosikan Kota Padang ke kancah yang lebih luas.
Pembukaan Karantina oleh Kepala Dinas Pariwisata
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Syani, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran Uni dan Uda sebagai ikon pariwisata daerah.
"Adik-adik semua adalah putra-putri terbaik yang telah terpilih menjadi duta wisata Kota Padang. Karantina ini adalah kesempatan emas untuk memperkaya diri dengan berbagai ilmu dan keterampilan yang akan berguna di masa depan. Ikutilah dengan sungguh-sungguh, agar bisa tampil maksimal di malam grand final," ujar Yudi.
Ia menambahkan bahwa ajang Uni Uda Duta Wisata bukan sekadar kompetisi kecantikan dan ketampanan, tetapi lebih dari itu, merupakan wadah bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Padang.
Hari Pertama: Pembekalan Keprotokolan hingga Table Manner
Karantina hari pertama dimulai dengan materi keprotokolan, yang disampaikan oleh Tommy TRD (Kabag Prokopim Setdako Padang), didampingi oleh Divo Dian Pratama (Kasubbag Protokol). Sesi ini menitikberatkan pada etika resmi dalam acara formal, cara berbicara dan bersikap dalam lingkungan pemerintahan, serta pentingnya memahami tata cara penyelenggaraan acara yang sesuai standar resmi.
Selanjutnya, para finalis mendapatkan pembekalan tentang Team Work and Organization dari Yuhendra, dosen Akademi Pariwisata Paramitha Bukittinggi. Dalam sesi ini, mereka diajak untuk memahami pentingnya kerja sama tim, manajemen organisasi, serta strategi membangun komunikasi yang efektif dalam kelompok.
Sesi yang sangat menarik lainnya adalah Table Manner, yang dibawakan oleh Beni Germanto, Food & Beverage Manager Hotel Mercure. Para finalis belajar etika makan dalam jamuan resmi, mulai dari penggunaan alat makan yang benar, cara menyantap hidangan dengan elegan, hingga tata krama saat berada di meja makan dalam acara kenegaraan atau perjamuan internasional.
Setelah mendapatkan bekal etiket dan organisasi, mereka beralih ke Performance and Self Branding yang dibawakan oleh Fomalhaut Zamel. Materi ini mengajarkan para finalis bagaimana membangun citra diri yang kuat, menampilkan kepercayaan diri saat berbicara di depan publik, serta strategi membangun personal branding yang efektif di era digital.
Hari pertama ditutup dengan sesi Kepribadian dan Public Speaking oleh Deby Susianti, yang mengajarkan teknik berbicara dengan penuh percaya diri, menyusun pidato yang menarik, serta cara menghadapi audiens dengan baik. Kemudian dilanjutkan dengan Make Up Class, di mana para finalis, baik Uni maupun Uda, diajarkan teknik merias diri yang sesuai dengan karakter dan kepribadian masing-masing.
Hari Kedua: Dari Pariwisata hingga Kesehatan Reproduksi
Hari kedua karantina tak kalah padat dengan berbagai materi penting yang berkaitan dengan pariwisata, budaya, ekonomi kreatif, dan kesehatan.
Dimulai dengan sesi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang menggali lebih dalam potensi wisata Kota Padang serta bagaimana para duta wisata bisa berperan aktif dalam promosi destinasi unggulan. Setelah itu, mereka diberikan wawasan tentang Pengelolaan Sampah menjadi Cuan, yang menyoroti bagaimana limbah dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi, mendukung konsep sustainable tourism.
Tak hanya itu, Yulizal Yunus, seorang praktisi adat, memberikan pemaparan mendalam mengenai Adat, Seni, dan Budaya Minangkabau. Dalam sesi ini, para finalis diajak memahami filosofi adat Minang, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap tradisi, serta bagaimana mereka bisa menjadi duta budaya yang membanggakan.
Materi berlanjut ke isu sosial yang tak kalah penting, yakni Perlindungan Anak dan Perempuan serta Konsep Kesetaraan Gender, yang dipaparkan oleh DP3AP2KB Kota Padang. Para finalis diberikan pemahaman tentang hak-hak anak dan perempuan, serta bagaimana peran mereka sebagai duta wisata juga dapat membawa pengaruh positif dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan setara.
Sesi terakhir berfokus pada aspek kesehatan, yang sangat penting bagi generasi muda. Dinas Kesehatan Kota Padang, bersama dokter spesialis THT-BKL dari PERHATI-KL Sumbar, memberikan edukasi tentang Kesehatan Reproduksi, HIV dan TB, serta pengaruh penggunaan earphone terhadap kesehatan telinga.
Menuju Malam Grand Final
Setelah dua hari pembekalan intensif, para finalis akan menghadapi tantangan terbesar mereka di malam grand final pada 1 Februari 2025. Malam puncak ini akan menentukan siapa yang akan dinobatkan sebagai Uni dan Uda Duta Wisata Kota Padang 2025, serta juara di berbagai kategori lainnya.
Ajang ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sebuah perjalanan bagi para finalis untuk menjadi individu yang lebih berkarakter, berwawasan luas, dan siap menjadi wajah Kota Padang dalam memajukan pariwisata dan budaya Minangkabau.
Siapakah yang akan meraih gelar Uni dan Uda terbaik tahun ini? Kita nantikan bersama di malam grand final yang penuh kejutan dan momen bersejarah!
(Mond)
#Padang #UdadanUni #Pariwisata