Breaking News

Gaza di Tengah Duka: Serangan Israel Tewaskan 20 Warga Palestina di Awal Tahun Baru

Warga Palestina korban serangan Israel dievakuasi ke rumah sakit Gaza Utara Sumber : Social Media


D'On, Gaza –
Tahun baru yang seharusnya menjadi momen penuh harapan berubah menjadi tragedi memilukan di Jalur Gaza. Serangan udara yang dilancarkan Israel pada Hari Tahun Baru merenggut nyawa sedikitnya 20 warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan. Sementara itu, badai hujan deras yang melanda kawasan selama beberapa hari terakhir memperburuk penderitaan ribuan orang yang terlantar, mengubah tempat penampungan darurat menjadi lautan air.

Tragedi ini terjadi di tiga lokasi berbeda: Jabalia di Gaza utara, kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah, dan Khan Younis di wilayah selatan. Di Jabalia, di mana bencana terbesar tercatat, sebuah rumah yang menjadi tempat perlindungan bagi para pengungsi luluh lantak oleh bom. Rumah itu kini hanya menyisakan puing-puing dan luka mendalam bagi para penyintas.

Tangisan di Tengah Reruntuhan

Mahmoud Basal, juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, menggambarkan insiden tersebut sebagai salah satu "pembantaian tengah malam." “Lima belas orang tewas, termasuk anak-anak, dan lebih dari 20 orang terluka dalam serangan keji ini,” katanya dengan nada penuh duka.

Salah satu saksi mata, Jibri Abu Warda, yang kehilangan kerabatnya dalam serangan itu, memberikan kesaksian memilukan. "Rumah itu telah berubah menjadi tumpukan puing. Potongan tubuh anak-anak dan wanita berserakan di mana-mana," ujarnya dengan suara bergetar. “Mereka semua sedang tidur ketika rumah itu dihantam bom. Tidak seorang pun tahu alasan di balik serangan ini, karena mereka semua hanyalah warga sipil.”

Hingga saat ini, petugas penyelamat masih mencari korban selamat di bawah reruntuhan. Harapan yang tipis terus mendorong mereka menggali di tengah malam yang sunyi, hanya ditemani tangisan duka keluarga korban.

Korban Anak-Anak dan Perempuan

Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi bahwa empat anak dan seorang wanita berada di antara korban jiwa. Mereka yang tewas sebagian besar adalah pengungsi yang telah kehilangan tempat tinggal akibat serangan sebelumnya. Sebanyak 10 orang lainnya dilaporkan hilang, diduga tertimbun di bawah reruntuhan.

Bagi banyak warga Gaza, tragedi ini menambah panjang daftar kehilangan yang tak terhitung. Dengan kondisi wilayah yang sudah menderita akibat blokade bertahun-tahun dan perang berulang kali, serangan ini memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah di ambang kehancuran.

Banjir dan Derita Pengungsi

Sebagai tambahan dari bencana bom, hujan lebat selama beberapa hari terakhir telah menyebabkan banjir besar di berbagai wilayah Gaza. Ribuan warga yang sebelumnya berlindung di tempat penampungan darurat kini harus menghadapi kondisi yang lebih buruk: air banjir yang menggenangi tempat perlindungan mereka, membawa penyakit, dan memutus akses ke kebutuhan dasar.

Bagi mereka yang selamat dari bom, air banjir menjadi ancaman baru yang tidak kalah mengerikan. Anak-anak menggigil dalam dingin, sementara orang dewasa berjuang untuk menyelamatkan apa pun yang tersisa dari harta benda mereka yang tenggelam.

Kecaman Internasional yang Sunyi

Serangan Israel di awal tahun baru ini menuai kecaman dari berbagai organisasi kemanusiaan internasional. Namun, bagi warga Gaza, kecaman semacam itu sering kali tidak membawa perubahan nyata. Mereka tetap terjebak dalam lingkaran kekerasan dan penderitaan yang tampaknya tidak ada akhirnya.

Tragedi ini mengingatkan dunia akan beratnya beban yang harus dipikul oleh warga Gaza. Di tengah reruntuhan rumah dan genangan air, harapan untuk masa depan yang lebih baik terasa begitu jauh, bahkan mungkin mustahil.

Gaza yang Terluka

Hari Tahun Baru yang seharusnya menjadi simbol harapan justru meninggalkan luka mendalam bagi warga Gaza. Serangan udara yang menargetkan rumah-rumah warga sipil, disertai banjir yang melumpuhkan tempat penampungan, menegaskan kembali kerapuhan hidup di wilayah yang telah lama dilupakan dunia.

Bagi mereka yang bertahan hidup, setiap hari adalah perjuangan melawan ketidakadilan, dan bagi mereka yang kehilangan, hanya ada doa dan air mata. Gaza kembali berdarah di tahun yang baru, membawa pesan pedih tentang perlunya perdamaian yang nyata dan berkelanjutan.

(*)

#Internasional #Gaza #AgresiIsrael