Breaking News

Kemacetan Mencekik di Sitinjau Lauik: Lambannya Evakuasi, Kepolisian Beberkan Penyebab

Jalur Sitinjau Lauik Macet Parah Akibat Truk Batu Bara Terguling pada Selasa (28/1/2025)

D'On, Padang 
Sitinjau Lauik kembali menjadi saksi bisu betapa rentannya jalur ini terhadap kemacetan parah. Sejak Selasa (28/1), ribuan kendaraan terjebak tanpa kepastian kapan bisa kembali melaju. Penyebabnya? Sebuah truk pengangkut batu bara terguling di tengah jalan, menghadang seluruh jalur utama yang menghubungkan Padang dengan Solok.

Situasi yang terjadi selama lebih dari 24 jam ini bukan hanya menguji kesabaran para pengendara, tetapi juga memicu pertanyaan: mengapa evakuasi bisa berlangsung begitu lama? Kepolisian akhirnya angkat bicara, mengungkap berbagai kendala yang memperlambat penanganan insiden ini.

Detik-Detik Terjadinya Kekacauan

Kecelakaan terjadi pada Selasa pagi, ketika sebuah truk bermuatan penuh batu bara kehilangan kendali saat melintas di jalur menurun Sitinjau Lauik yang terkenal ekstrem. Diduga mengalami rem blong, truk tersebut terguling di tengah jalan, menumpahkan muatannya dan sekaligus menutup seluruh akses kendaraan dari dua arah.

Kasat Lantas Polresta Padang, Kompol Alfin, menjelaskan bahwa setelah insiden terjadi, pihaknya segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendatangkan alat berat guna mengevakuasi truk serta batu bara yang berserakan. Namun, proses tersebut tidak semudah yang dibayangkan.

Kendala yang Membuat Evakuasi Berlarut

Salah satu faktor utama yang memperlambat proses evakuasi adalah keterbatasan alat berat. Menurut Kompol Alfin, alat yang diperlukan untuk menyingkirkan truk dan material batu bara tidak segera tersedia.

"Kami sudah berkoordinasi sejak Selasa, tetapi alat berat yang dibutuhkan baru bisa tiba di lokasi pada Rabu siang. Akibatnya, kemacetan semakin parah," ungkapnya.

Tanpa alat berat, petugas di lapangan hanya bisa mengupayakan langkah-langkah darurat. Beberapa personel kepolisian, dibantu warga sekitar, mencoba membersihkan sebagian material batu bara menggunakan sekop agar setidaknya satu jalur bisa dibuka dengan sistem buka-tutup. Namun, upaya ini tidak cukup untuk mengurai kemacetan yang telah mengular sepanjang kilometer.

Selain itu, kondisi geografis Sitinjau Lauik yang berupa jalur berkelok dengan kemiringan ekstrem juga memperumit proses evakuasi. Truk yang terguling dalam posisi menyilang membuat akses kendaraan berat ke lokasi menjadi lebih sulit. Ditambah lagi, hujan sempat turun di kawasan tersebut, membuat jalan semakin licin dan berbahaya bagi kendaraan yang melintas.

Dampak yang Dirasakan Pengendara

Sementara proses evakuasi berlangsung lambat, ratusan kendaraan tertahan di jalanan tanpa kepastian. Pengemudi truk, bus, serta kendaraan pribadi hanya bisa pasrah, menunggu situasi kembali normal. Beberapa pengendara mengaku terjebak lebih dari 12 jam tanpa makanan dan air yang cukup.

"Sudah belasan jam di sini, bensin makin menipis, makanan juga hampir habis. Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu," ujar Roni, seorang sopir truk yang terjebak dalam antrean panjang.

Beberapa warga setempat berinisiatif membantu dengan membagikan makanan dan air minum kepada pengemudi yang kehabisan bekal. Namun, keterbatasan suplai membuat tidak semua orang bisa mendapatkan bantuan.

Di sisi lain, perekonomian sekitar juga terkena imbas. Banyak pedagang dan supir angkutan harian kehilangan waktu kerja akibat kemacetan panjang ini.

Akhirnya Terurai, tetapi Apa Pelajarannya?

Setelah lebih dari sehari penuh lumpuh, jalur Sitinjau Lauik akhirnya kembali berfungsi pada Rabu sore setelah alat berat tiba dan berhasil mengevakuasi truk beserta muatannya. Meski demikian, insiden ini kembali menyoroti betapa lambannya respons terhadap kecelakaan di jalur vital seperti Sitinjau Lauik.

Keterbatasan alat berat, kurangnya kesiapan penanganan darurat, serta kondisi geografis yang menantang menjadi tantangan besar yang perlu segera diatasi. Para pengguna jalan berharap kejadian serupa bisa ditangani lebih cepat di masa mendatang, agar kemacetan panjang seperti ini tidak terus berulang.

"Harus ada solusi jangka panjang. Entah itu posko darurat yang lebih siap atau regulasi ketat untuk kendaraan berat yang melintas di jalur ini," ujar seorang pengendara yang terdampak.

Kemacetan di Sitinjau Lauik kali ini memang telah terurai, tetapi pertanyaannya tetap menggantung: apakah kita sudah cukup siap menghadapi kejadian serupa di masa depan?

(Mond)

#Peristiwa #Macet #SitinjauLauik #SumateraBarat