Keroyok Mahasiswa Tujuh Polisi Disanksi
Ilustrasi
D'On, Mamuju, Sulawesi Barat – Sebuah insiden yang mengejutkan publik terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat, ketika tujuh anggota kepolisian terlibat dalam dugaan pengeroyokan terhadap kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Peristiwa ini berbuntut panjang, mencoreng citra institusi kepolisian setempat, dan memicu gelombang protes dari mahasiswa. Para oknum polisi kini dijatuhi sanksi berupa penempatan khusus (patsus) sembari menunggu hasil investigasi lebih lanjut dari Bidpropam Polda Sulbar.
Awal Mula Keributan
Peristiwa ini bermula dengan kejadian sederhana namun berujung ricuh. Salah seorang anggota polisi dikabarkan mengunjungi pacarnya di asrama putri Ikatan Pelajar Mahasiswa Mamuju Tengah (IPM-Mateng) yang terletak di Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju. Namun, kunjungan ini dilakukan pada larut malam, memicu teguran dari salah satu mahasiswa di asrama tersebut.
Teguran ini rupanya memicu perselisihan. Sang anggota polisi, yang merasa tidak terima, lantas menghubungi rekan-rekannya untuk datang ke lokasi. Alih-alih meredakan situasi, kedatangan mereka justru memperburuk keadaan. Sejumlah mahasiswa menjadi sasaran pengeroyokan oleh beberapa oknum polisi, menyebabkan salah satu kader HMI mengalami luka-luka.
Protes Mahasiswa yang Memanas
Insiden pengeroyokan ini segera menyulut kemarahan di kalangan mahasiswa. Keesokan harinya, kader HMI mendatangi Polresta Mamuju untuk menyuarakan protes mereka. Unjuk rasa berlangsung panas, diwarnai aksi saling dorong antara massa dan aparat kepolisian yang berjaga.
Protes ini menjadi sorotan publik, tidak hanya karena kekerasan yang dilakukan oleh aparat, tetapi juga karena dinilai mencerminkan pelanggaran etika dan norma sosial oleh pihak yang seharusnya menjadi teladan masyarakat.
Respons Polda Sulawesi Barat
Kabid Humas Polda Sulbar Kombes Slamet Wahyudi menyatakan bahwa pihak kepolisian tidak tinggal diam. "Ada tujuh anggota polisi yang sekarang sedang menjalani pemeriksaan dan mendapat sanksi penempatan khusus," ungkapnya dalam konferensi pers, Jumat (3/1/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa Kapolda Sulawesi Barat, Irjen R. Adang Ginanjar, langsung turun ke lokasi pada malam kejadian untuk bertemu dengan perwakilan HMI dan meminta maaf atas tindakan yang dilakukan anggotanya.
"Kita akan menindak tegas siapa pun yang terlibat. Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tetapi juga soal etika dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian," tegas Kombes Slamet.
Persoalan Etika yang Disorot
Keributan tersebut, menurut Kombes Slamet, bermula dari persoalan sederhana yang sebenarnya bisa diselesaikan secara baik-baik. "Sebagai orang Timur, kita punya nilai kesopanan yang tinggi. Ketika apel di waktu malam, tentu itu melanggar norma kesopanan kita. Teguran mahasiswa itu wajar, tetapi yang terjadi malah eskalasi konflik," jelasnya.
Ia juga mengakui bahwa tindakan anggota yang menghubungi rekan-rekannya untuk datang ke lokasi adalah sebuah pelanggaran serius. “Ini adalah pelajaran bagi kami, bahwa tindakan individual anggota bisa berdampak buruk bagi institusi secara keseluruhan,” tambahnya.
Tuntutan Keadilan
Peristiwa ini bukan hanya menjadi ajang evaluasi internal bagi kepolisian, tetapi juga menjadi panggilan bagi mahasiswa untuk terus bersuara memperjuangkan keadilan. HMI, sebagai organisasi yang menaungi korban, menegaskan bahwa mereka tidak akan berhenti hingga pelaku dihukum sesuai aturan yang berlaku.
Sebagai institusi yang diharapkan menjadi pelindung masyarakat, peristiwa ini mencerminkan perlunya pembenahan mendalam di tubuh Polri. Tidak hanya soal penegakan hukum, tetapi juga pemahaman tentang nilai-nilai etika, norma, dan hubungan baik dengan masyarakat yang mereka layani.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya keadilan dan tanggung jawab bagi setiap individu, terutama mereka yang diberikan kepercayaan dan kekuasaan. Publik kini menantikan langkah tegas dari Polda Sulawesi Barat untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat sekaligus memastikan bahwa keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu.
(*)
#Polri #OknumPolisiKeroyokMahasiswa #Polisi