Kisah Rasulullah SAW dan Cicak: Pelajaran tentang Kejujuran dan Kesetiaan
Ilustrasi
Dirgantaraonline - Di tengah panasnya siang hari di padang pasir Mekah, Rasulullah Muhammad SAW duduk di bawah bayangan sebuah pohon kurma. Beliau, manusia mulia pilihan Allah, sering menjadi pusat perhatian bukan hanya umat manusia, tetapi juga alam semesta dan makhluk-makhluk kecil yang tak terlihat. Salah satu kisah yang menarik perhatian umat Islam hingga kini adalah mengenai cicak, si makhluk kecil yang disebut-sebut sebagai "pengkhianat."
Persekutuan Cicak dengan Kafir Quraisy
Kisah ini bermula pada masa awal perjuangan Rasulullah SAW. Saat itu, Rasulullah dan para sahabatnya sedang menghadapi tekanan besar dari kaum Quraisy yang menolak dakwah Islam. Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa ketika Rasulullah dan Abu Bakar RA bersembunyi di dalam Gua Tsur saat hijrah ke Madinah, Allah mengutus laba-laba untuk menutupi pintu gua dengan jaring, dan burung-burung untuk bertelur di dekatnya, agar kaum Quraisy terkecoh dan tidak menyangka ada orang di dalamnya.
Namun, ada seekor cicak yang disebut-sebut turut hadir dalam peristiwa itu. Riwayat ini sering dikisahkan dalam tradisi lisan umat Islam, bahwa cicak berusaha meniup-niup jaring laba-laba agar mudah terlihat oleh kaum Quraisy. Sikap cicak ini dianggap sebagai simbol dari pengkhianatan dan upaya untuk mengungkap persembunyian Rasulullah.
Mengapa Cicak Disebut Penjahat Kecil?
Dalam tradisi Islam, ada hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Syarik RA bahwa Rasulullah SAW menganjurkan untuk membunuh cicak karena ia adalah "fuwaisiq" (makhluk kecil yang membawa keburukan). Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang membunuh cicak pada pukulan pertama, maka baginya pahala sekian. Jika ia membunuhnya pada pukulan kedua, maka baginya pahala yang lebih kecil dari yang pertama. Jika ia membunuhnya pada pukulan ketiga, maka baginya pahala yang lebih kecil dari yang kedua.” (HR. Muslim).
Cicak dianggap makhluk kecil yang licik karena tindakannya dalam riwayat ini melambangkan sifat orang-orang yang berpihak pada kebatilan dan menentang kebenaran.
Makna Mendalam di Balik Kisah Ini
Meski kisah cicak ini terdengar sederhana, ia membawa pelajaran besar tentang kejujuran, kesetiaan, dan perlawanan terhadap kebatilan. Cicak digambarkan sebagai simbol makhluk yang berusaha menyingkap kebenaran untuk keuntungan pihak yang zalim. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi situasi di mana kita harus memilih antara mendukung kebenaran atau bergabung dengan kebatilan. Kisah cicak ini mengajarkan bahwa sekecil apa pun tindakan kita, dampaknya bisa besar, baik atau buruk.
Cicak dan Hikmah bagi Umat Islam
Allah SWT melalui Rasulullah SAW sering menggunakan kisah-kisah sederhana untuk mengajarkan hikmah yang dalam. Cicak, meskipun kecil dan tampaknya tidak berarti, menjadi pengingat bagi kita semua bahwa Allah tidak menyukai pengkhianatan dan keberpihakan kepada keburukan. Sebaliknya, laba-laba dan burung dalam kisah gua Tsur menunjukkan bahwa bahkan makhluk kecil yang lemah bisa menjadi alat pertolongan Allah ketika mereka berada di jalan kebenaran.
Renungan bagi Umat Masa Kini
Kisah cicak ini mengajarkan kita untuk selalu berada di pihak yang benar, meskipun godaan untuk bersekutu dengan kebatilan sering datang. Dalam setiap langkah kehidupan, kita dihadapkan pada pilihan-pilihan kecil yang menentukan jalan hidup kita. Akankah kita menjadi seperti laba-laba dan burung yang melindungi Rasulullah, atau seperti cicak yang dianggap berpihak kepada kaum Quraisy?
Dalam dunia modern yang penuh dengan godaan materi, sikap licik, dan pengkhianatan, kisah ini menjadi pengingat abadi untuk tetap teguh pada kejujuran dan kesetiaan kepada nilai-nilai Islam. Karena, pada akhirnya, Allah SWT tidak melihat besar atau kecilnya tindakan kita, tetapi niat dan keberpihakan kita kepada kebenaran.
Kisah ini juga mengajak kita untuk merenungkan hubungan kita dengan makhluk-makhluk kecil yang ada di sekitar kita. Setiap makhluk diciptakan dengan tujuan tertentu, dan kita diberi tanggung jawab untuk belajar dari mereka. Cicak, meskipun dianggap "penjahat kecil," adalah cermin bagi kita untuk memahami betapa pentingnya memilih jalan yang benar di tengah-tengah godaan dunia.
Semoga kita semua termasuk golongan yang selalu berpihak kepada kebenaran dan mendapat rahmat Allah SWT.
(***)
#SirahRasulullah #Islami