Breaking News

Komisi X DPR RI Desak Transparansi Pemecatan Shin Tae-yong: PSSI Harus Jelas dan Bertanggung Jawab

Ketua Komisi X, Hetifah Sjaifudian (Dok: DPR)

D'On, Jakarta –
Pemecatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia oleh PSSI tengah menjadi sorotan publik, memicu polemik yang tak kunjung reda. Dalam upaya meredam kegelisahan masyarakat, Komisi X DPR RI kini mengambil langkah tegas dengan meminta PSSI memberikan penjelasan terbuka mengenai keputusan besar tersebut.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, dengan lantang menyuarakan bahwa keputusan ini haruslah didasarkan pada evaluasi kinerja yang transparan dan objektif. Menurutnya, langkah PSSI yang mengakhiri kerja sama dengan pelatih asal Korea Selatan itu tanpa memberikan penjelasan rinci justru berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap pengelolaan sepak bola nasional.

"Kami menghormati kewenangan PSSI dalam mengelola sepak bola Indonesia. Namun, keputusan sebesar pemecatan pelatih Timnas bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan secara sepihak tanpa penjelasan mendalam. Kami mendesak PSSI untuk mempublikasikan hasil evaluasi kinerja Shin Tae-yong agar masyarakat memahami dasar dari langkah ini," ujar Hetifah dalam pernyataannya.

Perjalanan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia: Kontribusi yang Tak Bisa Diabaikan

Meski beberapa target belum tercapai, Hetifah menekankan bahwa kontribusi Shin Tae-yong bagi Timnas Indonesia, khususnya di kelompok umur, tidak bisa dipandang sebelah mata. Di bawah arahannya, Timnas U-20 dan U-23 menunjukkan peningkatan signifikan, baik dalam hal disiplin maupun performa di lapangan. Hal ini, menurut Hetifah, seharusnya menjadi bahan pertimbangan penting sebelum PSSI mengambil keputusan besar.

“Shin Tae-yong memiliki visi yang jelas dalam membangun fondasi sepak bola Indonesia, terutama dengan menanamkan mental juara di kalangan pemain muda. Langkah ini patut diapresiasi, dan jika PSSI merasa perlu mengganti pelatih, harus ada alasan yang benar-benar kuat dan dapat diterima,” tegasnya.

Dukungan publik terhadap Shin Tae-yong selama ini juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Masyarakat memandangnya sebagai sosok yang berhasil membawa semangat baru bagi sepak bola Indonesia. Keputusan pemecatan ini justru memicu kekecewaan luas, yang menurut Hetifah, wajib dijawab dengan transparansi penuh dari PSSI.

Komisi X Akan Panggil PSSI: Menuntut Jawaban dan Langkah Strategis

Komisi X DPR RI telah menjadwalkan pemanggilan PSSI usai masa reses DPR berakhir pada 20 Januari 2025. Dalam pertemuan ini, Komisi X tidak hanya akan mempertanyakan alasan di balik pemecatan Shin Tae-yong, tetapi juga meminta penjelasan tentang pelatih pengganti dan strategi jangka panjang PSSI.

“Kami ingin tahu apakah pelatih baru yang dipilih benar-benar mampu membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi. Apakah ada rencana yang realistis untuk mencapai target seperti lolos ke Piala Dunia? Ini bukan hanya soal mengganti nama, tetapi tentang komitmen PSSI dalam membawa sepak bola nasional ke arah yang lebih baik,” kata Wakil Ketua Komisi X, Lalu Hadrian Ifani.

Selain isu pemecatan pelatih, Komisi X juga akan mengupas rencana naturalisasi pemain yang belakangan menjadi sorotan. Hetifah menegaskan bahwa langkah-langkah strategis seperti ini harus dilakukan secara transparan, dengan mempertimbangkan aspirasi dan dukungan masyarakat sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan sepak bola Indonesia.

Dampak Pemecatan dan Tuntutan Publik akan Keterbukaan

Langkah PSSI memecat Shin Tae-yong bukan hanya mengguncang internal federasi, tetapi juga melibatkan emosi jutaan pendukung Timnas Indonesia. Hetifah menegaskan bahwa keterbukaan adalah kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik.

“Publik berhak mengetahui alasan di balik keputusan ini. Jika evaluasi menunjukkan kekurangan, itu harus disampaikan dengan jelas. Namun, jika keputusan ini semata-mata karena faktor lain yang tidak relevan dengan kinerja, maka PSSI harus bertanggung jawab,” tambahnya.

Dalam pandangan Hetifah, sepak bola adalah milik semua rakyat Indonesia, bukan hanya milik federasi. Oleh karena itu, setiap keputusan besar harus melibatkan aspirasi publik sebagai salah satu pertimbangan utama.

Masa Depan Timnas: Harapan atau Kekecewaan Baru?

Dengan sorotan yang begitu besar terhadap keputusan ini, PSSI kini berada di bawah tekanan untuk membuktikan bahwa langkah mereka benar. Pengangkatan pelatih baru harus disertai dengan rencana strategis yang solid, yang tidak hanya berfokus pada target jangka pendek, tetapi juga menciptakan pondasi yang kokoh bagi generasi mendatang.

Komisi X DPR RI berkomitmen untuk mengawal isu ini hingga tuntas, memastikan bahwa kepentingan publik tetap menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan olahraga nasional. Akankah PSSI mampu menjawab tantangan ini dan membuktikan bahwa keputusan mereka adalah demi kebaikan sepak bola Indonesia? Hanya waktu yang akan menjawab.

(Mond)

#PSSI #Sepakbola #Olahraga #DPR #Parlemen