Media Belanda Soroti Mandeknya Karier Kepelatihan Kluivert
Patrick Kluivert
D'On, Belanda - Patrick Kluivert, mantan striker legendaris asal Belanda yang pernah berjaya di kancah sepak bola Eropa, kini menjadi sorotan setelah disebut-sebut bakal menggantikan Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. PSSI dikabarkan siap menawarkan kontrak berdurasi dua tahun kepada Kluivert dengan satu target ambisius: membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Namun, keputusan PSSI ini memancing perdebatan. Dengan posisi Timnas Indonesia yang sedang berjuang di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, langkah ini dianggap penuh risiko. Apalagi, laga-laga krusial menanti, termasuk lawatan ke Australia pada Maret mendatang dan pertandingan kandang melawan Bahrain. Dalam waktu kurang dari dua bulan, pelatih baru harus mampu merancang strategi matang dan mempersiapkan skuad Garuda untuk menghadapi tantangan berat.
Di tengah ekspektasi tinggi ini, media Belanda turut memberikan pandangan kritis terhadap karier kepelatihan Kluivert. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh FC Update NL, mereka menyoroti bahwa meskipun Kluivert dikenal sebagai striker top dunia, karier kepelatihannya justru belum berkembang signifikan.
Awal Karier Kepelatihan: Harapan yang Belum Terwujud
Karier kepelatihan Patrick Kluivert dimulai pada 2008 ketika ia bergabung dengan AZ Alkmaar sebagai pelatih striker. Meski ini merupakan langkah awal yang menjanjikan, jejaknya di sana tidak cukup mencuri perhatian. Dua tahun kemudian, ia pindah ke Liga Australia untuk menjadi asisten pelatih di Brisbane Roar. Namun, ia hanya bertahan selama beberapa bulan sebelum kembali ke Belanda untuk melatih para penyerang NEC Nijmegen.
Selama periode 2011 hingga 2013, Kluivert menjabat sebagai pelatih Jong FC Twente, akademi pemain muda klub tersebut. Momentum kariernya seolah mencapai puncak ketika ia ditunjuk menjadi asisten Louis van Gaal di Timnas Belanda. Bersama Van Gaal, Kluivert turut membawa De Oranje finis di peringkat ketiga Piala Dunia 2014 di Brasil. Meski ini menjadi salah satu pencapaian tertingginya dalam dunia kepelatihan, perannya tetap hanya sebagai pendamping, bukan pemimpin utama.
Peran di Curacao dan Pengalaman Lainnya
Setelah Piala Dunia 2014, Kluivert mendapatkan kepercayaan menjadi pelatih kepala Timnas Curacao. Namun, tugasnya di sana hanya bertahan selama delapan pertandingan. Ia kemudian kembali ke Belanda untuk melatih tim muda Ajax U-19, sebelum kembali ke Curacao sebagai penasihat teknis dan akhirnya menjabat Direktur Olahraga.
Kiprahnya sebagai pejabat olahraga pun tidak bertahan lama. Pada 2017, ia menerima tawaran untuk menjadi Direktur Olahraga Paris Saint-Germain (PSG). Namun, sekali lagi, ia tak mampu meninggalkan jejak yang mendalam. Satu tahun kemudian, Kluivert mencoba peruntungannya sebagai asisten Clarence Seedorf di Timnas Kamerun, tetapi duet ini dinilai gagal membawa tim tersebut ke level yang diharapkan.
Pasang Surut di Barcelona dan Klub Turki
Pada 2019, Kluivert kembali ke Barcelona, klub yang membesarkan namanya sebagai pemain, untuk menjabat sebagai pelatih kepala tim muda. Dua tahun di sana, ia kembali melatih Timnas Curacao sebagai pelatih sementara. Namun, proyek ini pun tak berjalan mulus.
Pada 2023, Kluivert mengambil alih kursi pelatih Adana Demirspor, klub Liga Turki. Ia memimpin tim dalam 20 pertandingan, tetapi akhirnya kontraknya diputus karena performa tim yang dianggap tidak memuaskan.
Tantangan di Indonesia
Kini, Patrick Kluivert dihadapkan pada tantangan besar jika benar-benar menerima tawaran PSSI untuk melatih Timnas Indonesia. Meskipun ia memiliki pengalaman beragam, rekam jejaknya sebagai pelatih kepala masih jauh dari kata gemilang. Ekspektasi publik dan tuntutan untuk membawa Garuda terbang tinggi ke Piala Dunia 2026 menjadi beban besar di pundaknya.
PSSI sendiri mengambil keputusan ini di tengah kondisi genting. Setelah pemecatan Shin Tae-yong, federasi sepak bola Indonesia harus segera mencari sosok yang mampu menjaga momentum dan memberi harapan baru bagi suporter tanah air.
Namun, dengan latar belakang kepelatihan Kluivert yang masih diragukan, pertanyaannya kini adalah: apakah nama besar Kluivert sebagai pemain akan cukup untuk menginspirasi dan membangkitkan Timnas Indonesia? Ataukah ini hanya akan menjadi babak baru dari serangkaian eksperimen PSSI yang berakhir dengan kekecewaan? Waktu yang akan menjawab.
(Mond)
#PatrickKluivert #Sepakbola #Olahraga