Breaking News

Megawati Terisak Haru: Putusan MPR Tegaskan Sukarno Tak Terlibat G30S/PKI

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengusap matanya saat perayaan HUT ke 52 PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025). Foto: Youtube/PDI Perjuangan

D'On, Jakarta –
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, tak mampu menyembunyikan emosinya saat menyampaikan pidato pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 partai, Jumat (10/1). Di tengah suasana khidmat di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Megawati mengawali pidatonya dengan suara yang bergetar dan air mata yang tak terbendung.

Momen haru itu terjadi saat ia membacakan putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang menegaskan bahwa sang proklamator, Presiden pertama RI Sukarno, tidak terbukti terlibat dalam tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI). Sukarno, yang selama bertahun-tahun menjadi sasaran tuduhan sebagai dalang di balik peristiwa yang merenggut banyak nyawa tersebut, akhirnya mendapatkan pembelaan resmi melalui putusan tersebut.

“Dengan segala kerendahan hati, saya sampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada masyarakat Indonesia di mana pun berada atas pelurusan sejarah Bung Karno ini,” ujar Megawati dengan suara terisak.

Pidato tersebut disampaikan di hadapan ratusan kader PDIP yang hadir, menyimak penuh perhatian. Momen ini tidak hanya menjadi pernyataan politik, tetapi juga refleksi emosional seorang putri yang berjuang selama bertahun-tahun untuk mengembalikan kehormatan nama besar ayahnya.

Terima Kasih kepada Presiden Prabowo

Dalam pidatonya, Megawati secara khusus menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia mengungkapkan bahwa respons cepat Prabowo terhadap surat dari pimpinan MPR menjadi salah satu langkah penting dalam upaya pemulihan nama baik Sukarno.

“Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah merespons surat dari pimpinan MPR RI terkait tindak lanjut pemulihan nama baik dan hak-hak Bung Karno sebagai Presiden pertama Republik Indonesia,” tutur Megawati dengan nada tegas.

Langkah ini dinilai banyak pihak sebagai wujud komitmen pemerintah saat ini dalam meluruskan sejarah kelam bangsa. Megawati pun menganggap putusan ini bukan sekadar kemenangan keluarga Soekarno, melainkan juga kemenangan bagi bangsa Indonesia dalam menghormati kebenaran sejarah.

Bayang-Bayang Tuduhan yang Lama Membayangi

Nama Sukarno, sebagai pemimpin besar revolusi, tak terhindarkan dari polemik sejarah. Peristiwa G30S/PKI yang mengguncang Indonesia pada tahun 1965 telah menjadi titik gelap yang membawa konsekuensi besar, baik politik maupun sosial. Sukarno yang kala itu menjabat sebagai presiden, kerap dituduh memiliki keterlibatan dalam tragedi tersebut. Tuduhan ini mengakibatkan nama Sukarno tercoreng di dalam dan luar negeri.

Namun, bagi Megawati dan keluarganya, stigma itu tidak pernah melemahkan keyakinan mereka bahwa Sukarno tidak bersalah. Bertahun-tahun mereka berjuang melalui jalur hukum, akademis, dan politik untuk membuktikan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar.

Momentum Bersejarah untuk Bangsa

Pidato Megawati pada momen HUT ke-52 PDIP ini menegaskan bahwa upaya pelurusan sejarah bukan hanya persoalan pribadi, melainkan langkah penting dalam membangun bangsa yang menghormati kebenaran.

“Ini adalah langkah besar bagi Indonesia. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawan dan sejarahnya,” tegas Megawati.

Respons positif masyarakat terhadap pidato ini menunjukkan bahwa narasi kebenaran memiliki tempat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak sedikit kader partai dan tamu undangan yang turut meneteskan air mata saat menyaksikan Megawati berpidato dengan penuh emosi.

Dengan keluarnya putusan MPR ini, harapannya adalah agar generasi mendatang dapat belajar dari sejarah tanpa bayang-bayang distorsi. Megawati menutup pidatonya dengan doa dan harapan agar bangsa Indonesia semakin kuat, bersatu, dan terus menghormati warisan para pendiri bangsa.

“Bung Karno adalah simbol perjuangan bangsa. Mari kita jadikan momentum ini sebagai pengingat untuk terus menjaga persatuan dan kebesaran Indonesia,” pungkasnya.

(Mond)

#PDIP #HUTPDIP #MegawatiSoekarnoputri