Membedah Kubah Shakhrah dan Masjid Al-Aqsha: Keindahan, Sejarah, dan Perbedaannya
Kubah Shakhrah. (Pixabay/Jdblack)
Dirgantaraonline – Kubah Shakhrah dan Masjid Al-Aqsha adalah dua nama yang kerap disalahartikan sebagai satu entitas yang sama, terutama karena keduanya berada di kompleks suci yang sama di Yerusalem. Kekeliruan ini sering diperkuat oleh ikonografi populer yang memperlihatkan kubah emas megah sebagai simbol utama Masjid Al-Aqsha. Namun, apa sebenarnya Kubah Shakhrah, dan bagaimana perbedaannya dengan Masjid Al-Aqsha? Artikel ini akan mengupas secara mendalam dua situs bersejarah tersebut, termasuk hubungannya dengan peristiwa Isra Mikraj yang sakral bagi umat Islam.
Isra Mikraj: Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad Saw
Isra Mikraj adalah salah satu peristiwa paling bersejarah dalam tradisi Islam. Perjalanan ini diyakini terjadi pada malam 27 Rajab, ketika Nabi Muhammad Saw diangkat dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsha di Yerusalem, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Sidratul Muntaha, langit tertinggi. Tahun ini, peringatan Isra Mikraj jatuh pada 27 Januari 2025, bertepatan dengan 27 Rajab 1446 Hijriah.
Masjid Al-Aqsha menjadi titik penting dalam kisah ini. Nabi Muhammad Saw diyakini memimpin shalat bersama para nabi terdahulu di tempat ini sebelum naik ke langit. Keistimewaan inilah yang membuat Masjid Al-Aqsha menjadi salah satu situs tersuci dalam Islam, setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Namun, di balik popularitas kisah ini, sering muncul kesalahpahaman terkait lokasi-lokasi penting di dalam kompleks Masjid Al-Aqsha, khususnya Kubah Shakhrah.
Mengenal Kubah Shakhrah (Dome of the Rock)
Kubah Shakhrah, atau Dome of the Rock, adalah salah satu bangunan paling mencolok di Yerusalem, terkenal dengan kubah emasnya yang bersinar di bawah matahari Timur Tengah. Nama Kubah Shakhrah sendiri merujuk pada batu suci bernama Ash-Shakhrah yang terletak di dalam bangunan ini. Batu ini memiliki makna spiritual yang mendalam, baik dalam tradisi Islam maupun Yahudi.
Dalam Islam, Ash-Shakhrah dipercaya sebagai pijakan Nabi Muhammad Saw ketika memulai perjalanan menuju langit dalam peristiwa Mikraj. Batu ini juga dianggap sebagai tempat mulia tempat para malaikat beribadah. Sementara itu, dalam tradisi Yahudi, batu ini diyakini sebagai fondasi dari Bait Suci Pertama yang dibangun oleh Nabi Sulaiman.
Bangunan Kubah Shakhrah berdiri megah sejak tahun 691 M atas perintah Khalifah Abdul Malik dari Dinasti Umayyah. Desain arsitekturnya menunjukkan perpaduan tradisi Bizantium dengan elemen khas Islam yang baru berkembang pada masa itu. Kubahnya, yang pada awalnya dilapisi tembaga, kini berkilauan dengan emas, menjadikannya salah satu simbol paling dikenal di dunia.
Masjid Al-Aqsha: Kompleks yang Lebih Luas
Berbeda dengan anggapan banyak orang, Masjid Al-Aqsha bukan hanya satu bangunan. Istilah ini merujuk pada keseluruhan kompleks suci yang mencakup berbagai bangunan, termasuk Masjid Al-Qibli (bangunan dengan kubah abu-abu), Kubah Shakhrah, serta halaman dan tempat suci lainnya di sekitarnya.
Masjid Al-Qibli sering dianggap sebagai bagian inti dari Masjid Al-Aqsha karena menjadi tempat utama pelaksanaan shalat. Bangunan ini memiliki kubah berwarna abu-abu dan terletak di sisi selatan kompleks. Meski bentuknya lebih sederhana dibandingkan Kubah Shakhrah, Masjid Al-Qibli memiliki makna spiritual yang sangat mendalam bagi umat Islam.
Perbedaan Kubah Shakhrah dan Masjid Al-Aqsha
Kesalahpahaman sering terjadi karena Kubah Shakhrah lebih menonjol secara visual dibandingkan Masjid Al-Qibli. Kubah emasnya yang megah sering kali menjadi objek utama dalam gambar-gambar Yerusalem, sehingga masyarakat awam mengira bahwa inilah Masjid Al-Aqsha. Padahal, Masjid Al-Aqsha mencakup seluruh kompleks suci, termasuk bangunan Kubah Shakhrah di dalamnya.
Kubah Shakhrah dibangun sebagai monumen religius dan simbol keagungan Islam di masa Dinasti Umayyah, sementara Masjid Al-Aqsha telah ada sejak masa Nabi Muhammad Saw dan merupakan tempat penting dalam tradisi Islam. Arsitektur Kubah Shakhrah juga mencerminkan keindahan seni Islam awal, dengan mozaik warna-warni yang menghiasi interior dan eksteriornya. Tidak seperti bangunan Bizantium yang sering menggunakan figur manusia dan hewan, ornamen di Kubah Shakhrah menampilkan kaligrafi Arab, pola geometris, dan gambar benda-benda seperti permata dan mahkota, melambangkan kekayaan dan keagungan.
Mengapa Penting Memahami Perbedaannya?
Kesalahpahaman antara Kubah Shakhrah dan Masjid Al-Aqsha bukan sekadar persoalan geografis atau arsitektural, melainkan juga berkaitan dengan sejarah, budaya, dan spiritualitas. Dengan memahami perbedaannya, umat Islam dan masyarakat dunia dapat lebih menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam dua situs suci ini.
Yerusalem, sebagai kota tiga agama besar, menyimpan cerita panjang tentang peradaban, konflik, dan perdamaian. Kubah Shakhrah dan Masjid Al-Aqsha berdiri sebagai saksi bisu perjalanan sejarah tersebut, menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Semoga dengan penjelasan ini, masyarakat dapat lebih memahami keindahan, keistimewaan, dan perbedaan dari kedua situs suci ini, serta memperkuat penghargaan terhadap warisan Islam yang luar biasa.
(Mond)
#KubahShakhrah #DomeOfTheRock #Sejarah #Islami #IsraMikraj