Breaking News

Motif di Balik Anak Majikan yang Membunuh Satpam

Polresta Bogor Kota, Jumat (17/1/2025)

D'On, Bogor -
Sebuah peristiwa tragis menggemparkan sebuah rumah mewah di kawasan Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Seorang satpam bernama Septian (36 tahun) ditemukan tewas dengan luka tusuk dan sayat di tubuhnya, diduga menjadi korban pembunuhan oleh anak majikan, Abraham. Peristiwa ini tak hanya meninggalkan luka bagi keluarga korban, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik dinding rumah megah itu.

Motif Pembunuhan: Kekesalan yang Terpendam

Menurut keterangan polisi, konflik yang melibatkan Abraham dan Septian bermula dari hal yang tampak sepele tetapi perlahan membesar. Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho, menjelaskan bahwa kekesalan Abraham memuncak karena Septian kerap melaporkan perilakunya kepada orang tua.

"Korban sering mengadukan pelaku yang sering pulang malam ke orang tuanya. Sejak saat itu, pelaku merasa kesal. Ini seperti akumulasi kekesalan yang akhirnya meledak," kata Aji pada Jumat (17/1).

Namun, Aji menambahkan, pihaknya masih mendalami apakah pembunuhan ini termasuk dalam kategori pembunuhan berencana. "Keterangan pelaku masih berubah-ubah, sehingga kami belum dapat menyimpulkan lebih jauh," ujarnya.

Kronologi Malam Tragis

Malam itu, suasana di rumah yang juga berfungsi sebagai kantor perusahaan rental PT La Dipta Duta tampaknya berjalan seperti biasa. Namun, sekitar pukul 04.30 WIB, sebuah laporan mengejutkan diterima pihak kepolisian dari seorang sopir bernama Wawan, yang bekerja di rumah tersebut.

"Laporan masuk dari Pak Wawan yang langsung datang ke Polsek Bogor Selatan," ungkap Kapolresta Bogor Kota, Kombes Eko Prasetyo.

Ketika polisi tiba di lokasi kejadian, mereka menemukan Septian dalam kondisi mengenaskan. Pria asal Pelabuhan Ratu, Sukabumi, yang selama ini bertugas menjaga keamanan malam rumah itu, ditemukan tewas dengan luka-luka yang mengerikan di bagian perut. Selain itu, bercak darah ditemukan di sekitar lokasi, bersama dengan pecahan piring, kaca, dan sebuah tas yang berisi palu serta struk belanja, yang diduga milik Abraham.

"Barang-barang tersebut menjadi petunjuk penting dalam penyelidikan kami," kata Eko.

Hubungan Majikan dan Bawahan yang Renggang

Kombes Eko juga menjelaskan bahwa hubungan antara Abraham dan Septian adalah antara keluarga majikan dan bawahan. Meski demikian, dinamika yang terjadi di antara mereka tampaknya tidak selalu harmonis. Hal ini diduga menjadi pemicu tragedi berdarah tersebut.

Polisi memastikan bahwa kejadian ini bukanlah aksi perampokan, mengingat tidak ada barang berharga yang hilang dari rumah itu. "Ini murni dugaan pembunuhan," tegas Kapolsek Bogor Selatan, Kompol Maman Firmansyah.

Detik-Detik Penangkapan dan Penyelidikan

Setelah peristiwa itu, polisi bergerak cepat dengan mengamankan empat saksi untuk dimintai keterangan, termasuk Abraham. "Saksi-saksi yang kami amankan adalah Abraham sendiri, Pak Wawan, serta dua pembantu rumah tangga bernama Ratna dan Naska," ujar Maman.

Menurut keterangan sementara, Abraham sempat mencari Wawan di lantai atas sebelum akhirnya sopir tersebut melapor ke polisi. Pecahan kaca di pos satpam menjadi saksi bisu dari malam yang penuh kekacauan itu.

"Wawan sempat melihat Abraham dengan sikap yang mencurigakan dan segera berinisiatif meminta pertolongan. Ini membantu kami memahami sebagian alur kejadian," tambah Maman.

Pertanyaan yang Masih Menggantung

Kasus ini kini memasuki tahap pendalaman oleh pihak berwajib. Motif Abraham, meskipun sudah mulai terlihat, masih menyisakan tanda tanya. Apakah ini benar-benar murni ledakan emosi, ataukah ada alasan lain yang lebih dalam?

Tragedi di rumah mewah ini menjadi pengingat akan betapa hubungan antara manusia, meskipun berada dalam hierarki sosial tertentu, bisa menyimpan kompleksitas yang tak terduga. Kini, keluarga korban dan masyarakat luas hanya bisa berharap keadilan ditegakkan, sementara misteri di balik tragedi ini perlahan terkuak.

(Mond)

#Kriminal #Pembunuhan #SatpamDibunuhMajikan