Oknum TNI AL Bunuh Wanita di Sorong karena Kesal Dihentikan Saat Berhubungan Badan
Oknum TNI AL pembunuh Kesia Irena Yola Lestaluhu |
D'On, Sorong - Kota Sorong, Papua Barat Daya, digemparkan oleh pembunuhan brutal terhadap seorang wanita muda bernama Kesia Irena Yola Lestaluhu (20) pada Minggu, 12 Januari 2025. Peristiwa tragis ini terkuak melibatkan seorang anggota TNI Angkatan Laut berinisial A sebagai pelaku. Motif di balik tindakan keji tersebut, seperti diungkapkan oleh pihak berwenang, memadukan emosi yang meledak akibat ketidakpuasan, pengaruh alkohol, dan situasi yang tak terkendali.
Mayor (PM) Anton Sugiharto, Kasi Lidkrim Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lantamal XIV Sorong, menjelaskan latar belakang pembunuhan ini. “Motifnya berawal dari hubungan intim yang dihentikan secara tiba-tiba oleh korban. Kondisi pelaku yang berada di bawah pengaruh alkohol memicu emosi tak terkendali hingga berujung pada kekerasan sadis,” ujarnya dalam konferensi pers pada Rabu.
Awal Pertemuan di Malam Hiburan
Rekonstruksi kejadian dimulai dari malam sebelumnya, ketika pelaku dan korban memasuki salah satu tempat hiburan malam di Kota Sorong pada waktu yang berbeda. Pelaku tiba sekitar pukul 23.00 WIT pada Sabtu malam, sementara korban datang bersama teman-temannya sekitar pukul 01.00 WIT dini hari. “Keduanya mulai saling mengenal pada pukul 02.00 WIT, berdasarkan keterangan saksi dan pelaku,” jelas Anton.
Tak lama setelah perkenalan, pelaku dan korban bersama-sama mengantar rekan pelaku pulang sebelum kembali ke tempat hiburan malam. Hingga pukul 04.30 WIT, pasangan ini meninggalkan lokasi dengan mobil Innova hitam, menuju area di depan Hotel Waigo. Di sana, mereka bergabung dengan teman-teman korban untuk melanjutkan pesta minuman keras.
Namun, situasi mulai berubah ketika salah satu teman korban, berinisial S, mengajak Kesia untuk pulang karena hari sudah pagi. Korban menolak ajakan tersebut dan memilih tetap bersama pelaku. Dari titik ini, perjalanan mereka menuju tragedi pun dimulai.
Perjalanan Menuju Pantai Saoka
Menurut keterangan Anton, pelaku dan korban sempat menuju salah satu hotel di depan Hotel Citra di Jalan Baru untuk berencana check-in, namun rencana tersebut batal dengan alasan yang tidak dijelaskan. Keduanya kemudian melanjutkan perjalanan ke Pantai Tanjung Saoka. Di lokasi inilah hubungan intim berlangsung, yang kemudian berujung pada konflik tragis.
Saat aktivitas terlarang itu terhenti secara tiba-tiba, emosi pelaku yang dipicu oleh pengaruh alkohol meledak. Pelaku mengambil sangkur yang dibawanya dan menusuk korban beberapa kali hingga Kesia meregang nyawa. “Tindakan ini murni dilakukan oleh pelaku seorang diri tanpa konspirasi. Alkohol dan emosi menjadi faktor utama di balik pembunuhan ini,” ungkap Anton.
Penyelidikan dan Barang Bukti
Pasca kejadian, pihak kepolisian dan Pomal Lantamal XIV bergerak cepat untuk mengungkap kasus ini. Tiga orang prajurit TNI AL telah diperiksa sebagai saksi, karena melihat pelaku dan korban di tempat hiburan malam sebelumnya. Barang bukti yang telah diamankan meliputi mobil rental, pakaian korban dan pelaku, serta sarung sangkur. Namun, pisau jenis sangkur yang digunakan pelaku hingga kini masih belum ditemukan.
“Kami terus melakukan pencarian bersama Reskrim Polresta Sorong untuk menemukan senjata yang digunakan. Sementara barang bukti lain sudah disita untuk mendukung penyidikan,” kata Anton.
Pesan Kemanusiaan dari Tragedi Ini
Kematian tragis Kesia Irena Yola Lestaluhu menjadi pengingat kelam akan dampak destruktif dari emosi yang tak terkendali dan pengaruh alkohol. Peristiwa ini tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi pelajaran bagi masyarakat tentang pentingnya pengendalian diri dalam situasi yang sulit.
Hingga kini, proses penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap seluruh fakta dan memberikan keadilan bagi korban. Tragedi ini menjadi pengingat bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, terutama ketika dipicu oleh emosi dan keputusan yang salah.
(Mond)
#Pembunuhan #TNIAL #Militer #Kriminal