Breaking News

Penembakan di Tol Tengerang-Merak, Anak Korban: Polisi Suruh Korban Kejar Pelaku Bersenjata Sendiri Hingga Berujung Tewas


D'On, Tangerang –
Duka dan amarah menyelimuti rumah keluarga Ilyas Abdurahman (48), korban penembakan tragis di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak. Di tengah kehilangan yang mendalam, Rizky Agam (24), anak mendiang Ilyas, mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap Polsek Cinangka, Polres Cilegon, yang dinilai lalai memberikan pendampingan dalam menghadapi pelaku penggelapan mobil bersenjata api.

Permintaan Pendampingan yang Berujung Penolakan

Rizky menjelaskan kronologi permintaan bantuan kepada aparat pada malam naas itu. Ia bersama keluarga mendatangi Polsek Cinangka untuk meminta pendampingan guna mengejar pelaku penggelapan mobil rental milik mereka. Dengan membawa dokumen sah seperti BPKB dan STNK, mereka berharap polisi memahami bahwa mereka bukan pihak leasing yang hanya bermotif finansial, melainkan pemilik kendaraan sah yang ingin mengambil kembali haknya.

Namun, alih-alih memberikan bantuan, pihak Polsek Cinangka justru menolak. Bahkan, upaya Rizky menawarkan sejumlah uang sebagai biaya operasional kepada petugas piket tak membuahkan hasil.

"Kami sudah mencoba menjelaskan bahwa pelaku membawa senjata api, tapi Kapolsek Cinangka yang dihubungi oleh anggota piket tetap tidak mengizinkan. Kami kecewa, sangat kecewa," ujar Rizky dengan nada penuh emosi saat ditemui di rumah duka.

Yang lebih memilukan, saran yang diterima Rizky dan keluarganya dari petugas Polsek justru membuat darah mereka berdesir. "Mereka menyuruh kami mengejar pelaku sendiri. Padahal, sudah jelas kami menyampaikan bahwa pelaku bersenjata api. Apa itu tindakan aparat yang seharusnya melindungi rakyat?" tambah Rizky.

Perburuan yang Berakhir Tragis

Tanpa perlindungan polisi, Rizky, Ilyas, dan keluarga lainnya nekat mengejar pelaku dengan perasaan was-was. Kejar-kejaran itu akhirnya membawa mereka ke rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak, lokasi di mana insiden tragis terjadi. Dalam konfrontasi tersebut, pelaku yang bersenjata api langsung melepaskan tembakan. Ilyas Abdurahman menjadi korban dan tewas seketika.

Tangis dan jeritan keluarga pecah di lokasi kejadian. Sosok Ilyas, seorang ayah yang dikenal pekerja keras, meregang nyawa di tengah perjuangan melindungi hak keluarga dari tindak kriminal.

"Kami tak pernah menyangka malam itu akan menjadi akhir bagi Ayah. Jika saja polisi mendampingi kami, hal ini tidak akan terjadi," tutur Rizky sambil sesekali menyeka air mata.

Keberhasilan Polresta Tangerang dan Tuntutan Transparansi

Di tengah duka yang mendalam, ada secercah kabar baik. Polresta Tangerang berhasil menangkap AS, pelaku yang pertama kali menyewa mobil dari keluarga Ilyas. Namun, bagi Rizky, langkah ini belum cukup. Ia mendesak agar salah satu pelaku, yang disebut sebagai oknum anggota TNI AL, ditampilkan secara transparan kepada publik.

"Kami ingin tahu siapa pelaku dari oknum TNI AL itu. Kami ingin melihat wajahnya, namanya, dan bagaimana tanggung jawabnya atas tragedi ini," tegas Rizky dengan suara bergetar.

Sorotan Publik atas Dugaan Kelalaian Aparat

Kasus penembakan ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga memicu kemarahan publik. Dugaan kelalaian Polsek Cinangka dalam memberikan pendampingan dianggap sebagai akar dari tragedi ini.

"Bagaimana mungkin sebuah institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan melindungi masyarakat justru lepas tangan?" ujar salah satu tetangga korban yang turut hadir di rumah duka.

Keluarga korban kini berharap pihak berwenang, termasuk Polri dan TNI, memberikan keadilan yang layak. Tidak hanya melalui hukuman kepada pelaku, tetapi juga evaluasi mendalam terhadap kinerja Polsek Cinangka.

Tragedi yang Menjadi Cermin

Tragedi di KM 45 Tol Tangerang-Merak adalah sebuah ironi. Ia mencerminkan rapuhnya sistem perlindungan masyarakat dalam situasi darurat. Ketika keadilan dan keberanian rakyat kecil berbenturan dengan kekuatan senjata dan kelalaian aparat, yang tersisa hanyalah duka yang menyesakkan.

Kini, publik menanti apakah keadilan akan ditegakkan. Akankah penembakan ini menjadi pelajaran bagi aparat keamanan untuk tidak lagi mengabaikan tugas mereka? Atau hanya menjadi catatan kelam lain yang terlupakan? Waktu yang akan menjawab.

(*)

#Penembakan #Kriminal #OknumTNIALTembakBosRentalMobil