Breaking News

Pengendara Mobil Todongkan Senjata Api Usai Gagal Isi Pertalite

Aksi Koboi Pengendara Mobil Todongkan Senjata Api ke Petugas SPBU Terekam CCTV (Foto: Tangkapan Layar)

D'On, Jakarta -
 
Sebuah insiden mengejutkan mengguncang Rest Area Cibubur, Tol Jagorawi, Jakarta Timur. Peristiwa ini viral di media sosial setelah rekaman CCTV memperlihatkan seorang pengendara mobil menodongkan senjata api (senpi) dalam sebuah perselisihan dengan petugas SPBU. Pemicu kejadian ini ternyata sepele, namun berujung pada ancaman serius.

Kronologi Insiden: Dari Pertalite ke Konflik
Peristiwa bermula saat pengendara mobil tersebut hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di lokasi tersebut. Namun, rencana sederhana itu berubah menjadi konfrontasi panas ketika petugas SPBU meminta pengendara menunjukkan scan barcode—syarat wajib yang diberlakukan sejak Oktober 2024 untuk membeli BBM bersubsidi seperti Pertalite.

Menurut keterangan petugas, permintaan tersebut didasarkan pada peraturan resmi yang dikeluarkan pemerintah guna memastikan subsidi BBM tepat sasaran. Namun, pengendara tampaknya tidak terima dengan prosedur itu. Cekcok pun tak terelakkan.

Aksi Todong Senjata Terekam CCTV
Dalam rekaman CCTV yang kini beredar luas, terlihat pengendara mobil dengan emosi meluap-luap beradu argumen dengan petugas. Situasi memanas saat pria tersebut tiba-tiba merogoh sesuatu dari sisi celananya. Benda yang dikeluarkan itu diduga kuat adalah senjata api. Dalam posisi tersebut, pria itu terlihat mengarahkan senjata kepada petugas, meski tidak ada laporan bahwa senjata itu benar-benar digunakan.

"Kami hanya meminta pengendara untuk mengikuti aturan dengan menunjukkan barcode, tetapi dia langsung marah dan menodongkan sesuatu yang mirip senjata," ungkap salah satu petugas SPBU yang menjadi saksi kejadian.

Prosedur yang Sering Diabaikan Pengguna BBM Subsidi
Aturan untuk menunjukkan barcode saat membeli Pertalite sejatinya telah diberlakukan selama beberapa bulan terakhir sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mengontrol distribusi BBM bersubsidi. Namun, kejadian ini menyoroti resistensi dari sejumlah pengguna yang masih mengabaikan atau tidak memahami prosedur tersebut.

Petugas SPBU menyatakan bahwa kebijakan ini sering kali memicu konflik kecil dengan konsumen yang belum siap mematuhi regulasi. "Banyak yang menolak menunjukkan barcode, tapi baru kali ini kami menghadapi ancaman senjata," imbuh petugas tersebut.

Langkah Hukum: Polres Jakarta Timur Turun Tangan
Kasus ini kini ditangani oleh Polres Jakarta Timur. Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Andry Setiawan, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengantongi rekaman CCTV sebagai barang bukti dan sedang melakukan identifikasi pelaku.

"Kami sedang melacak identitas pengendara melalui plat nomor kendaraannya. Ini adalah kasus serius, dan siapa pun yang membawa atau mengancam dengan senjata api akan dikenakan sanksi hukum berat," tegas Kombes Andry.

Pihak kepolisian juga akan menyelidiki apakah senjata yang digunakan merupakan senjata api asli atau hanya replika. Jika terbukti bahwa pelaku menggunakan senjata api ilegal, pelanggaran ini dapat dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.

Respon Publik: Pro dan Kontra Aturan Subsidi BBM
Insiden ini memicu perdebatan hangat di media sosial. Banyak yang mengecam tindakan pengendara mobil tersebut, namun ada pula yang menyoroti kebijakan penggunaan barcode untuk pembelian BBM bersubsidi.

Seorang netizen berkomentar, “Kalau sudah ada aturannya, kenapa harus marah? Kalau tidak mau ribet, ya beli BBM nonsubsidi.” Namun, ada juga yang menyatakan, “Aturannya memang kurang sosialisasi. Tidak semua orang tahu soal barcode ini.”

Keamanan SPBU Jadi Sorotan
Kejadian ini juga menjadi peringatan keras bagi operator SPBU dan aparat keamanan untuk meningkatkan pengawasan di area publik. Penodongan senjata di tempat umum seperti ini menunjukkan perlunya tindakan preventif agar kejadian serupa tidak terulang.

Saat ini, kasus ini masih dalam tahap pengembangan. Pihak kepolisian terus mengimbau masyarakat untuk mematuhi aturan dan menjaga ketertiban di tempat umum, terutama di fasilitas vital seperti SPBU.

Insiden di Rest Area Cibubur menjadi cerminan kompleksitas antara kebijakan publik, kesadaran masyarakat, dan persoalan hukum. Kejadian ini mengingatkan bahwa kebijakan sebaik apa pun membutuhkan sosialisasi yang tepat, sementara masyarakat diharapkan tetap tenang dan rasional dalam menghadapi situasi sehari-hari.

(Mond)

#Peristiwa #Viral #AksiKoboiPengendaraMobil