Breaking News

Perampokan WN Ukraina di Bali: Komplotan Bertopeng, Rompi 'Polisi', dan Aksi Dramatis dengan Mobil Berstrobo

Tangkapan layar saat WN Ukraina di Bali dipepet, d,iculik, dirampok, Minggu (15/12/2024). Foto: Istimewa

D'On, Bali –
Malam itu, langit di atas Bali masih gelap ketika seorang warga negara Ukraina berinisial II mengalami momen paling mengerikan dalam hidupnya. Dalam perjalanan menuju vila di kawasan Kuta Selatan, ia disergap oleh sekelompok perampok profesional yang beraksi layaknya aparat penegak hukum. Dengan mobil berstrobo, senjata tajam, dan rompi bertuliskan "Polisi," para pelaku menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar penjahat biasa, melainkan kelompok terorganisir yang siap menjalankan misi kriminal mereka dengan presisi.

Perjalanan yang Berujung Mimpi Buruk

Minggu, 15 Desember 2024. II tengah dalam perjalanan menuju vilanya di Desa Unggasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Ia duduk di dalam BMW putihnya, didampingi seorang sopir yang mengemudikan kendaraan dengan tenang. Tak ada yang mencurigakan. Bali yang semarak dengan gemerlap kehidupan malam tampak seperti biasa.

Namun, hanya beberapa kilometer sebelum mencapai tujuan, ketenangan itu berubah menjadi teror. Tiba-tiba, sebuah Toyota Alphard dan Toyota Fortuner muncul dari dua arah—satu menghadang di depan, satu lagi menutup jalan di belakang. Kedua mobil itu tidak hanya menghalangi laju kendaraan, tetapi juga menyalakan strobo, menciptakan ilusi seolah-olah ini adalah operasi resmi.

Tanpa peringatan, empat pria berpakaian serba hitam keluar dari kendaraan. Wajah mereka tersembunyi di balik masker, dan di tubuh mereka terpasang rompi bertuliskan "Polisi." Dalam hitungan detik, mereka bergerak cepat. Pintu BMW dipaksa terbuka. Pistol, pisau, dan palu tampak di tangan mereka, memberikan sinyal jelas bahwa perlawanan bukanlah pilihan.

II dan sopirnya hanya bisa pasrah saat mereka diseret keluar dari mobil. Pukulan bertubi-tubi menghantam tubuh II, memaksanya tunduk pada ancaman para perampok. Mereka tidak hanya ingin barang berharga—mereka mengincar lebih dari itu.

Penyekapan di Vila Jimbaran

Dalam suasana yang mencekam, II dan sopirnya dipaksa masuk ke salah satu mobil para pelaku. Tujuan mereka: sebuah vila di kawasan Jimbaran. Sepanjang perjalanan, jantung II berpacu kencang. Ia tidak tahu apakah dirinya akan selamat dari kejadian ini.

Setibanya di vila, para perampok mulai menunjukkan niat mereka yang sebenarnya. Mereka merampas ponsel II dan memaksanya melakukan transfer aset kripto. Dalam tekanan dan ketakutan, II tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaan mereka. Jumlah yang diminta pun tak main-main—senilai Rp 3,4 miliar.

Namun, entah bagaimana, keberuntungan masih berpihak pada II. Dalam situasi yang begitu menegangkan, ia berhasil melarikan diri dan segera melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.

Perburuan Komplotan Internasional

Kasus ini langsung menarik perhatian Polda Bali. Kombes Ariasandy, Kabid Humas Polda Bali, mengungkapkan bahwa para pelaku diduga merupakan jaringan kriminal lintas negara, terdiri dari warga negara Rusia, Ukraina, dan Kazakhstan.

Satu dari sembilan pelaku sudah berhasil ditangkap—seorang warga negara Rusia berinisial KA (30), yang diketahui masuk ke Bali menggunakan Visa on Arrival (VOA) yang berlaku hingga 23 Februari 2025. Sementara itu, delapan pelaku lainnya masih dalam pengejaran.

Hingga kini, polisi masih menyelidiki beberapa elemen kunci dalam kasus ini, termasuk asal-usul rompi "Polisi" yang dikenakan para pelaku. "Rompi semacam itu bisa didapatkan di mana saja. Yang jelas, Polda Bali maupun Polri tidak memiliki rompi model seperti itu," tegas Kombes Ariasandy.

Selain itu, polisi juga terus memburu mobil-mobil yang digunakan dalam perampokan. Hingga kini, kendaraan tersebut belum ditemukan, diduga karena menggunakan pelat nomor palsu untuk menghilangkan jejak.

Bali, Surga yang Ternoda Kejahatan Terorganisir?

Kejadian ini menambah daftar panjang kejahatan internasional di Bali. Pulau yang dikenal sebagai surga wisata ini semakin sering menjadi target operasi kelompok kriminal lintas negara. Dengan modus yang semakin canggih dan keberanian luar biasa, mereka menunjukkan bahwa tak ada tempat yang benar-benar aman.

Namun, di sisi lain, keberhasilan polisi menangkap salah satu pelaku memberikan harapan bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Dengan perburuan yang masih berlangsung, hanya waktu yang akan menentukan apakah sisa anggota komplotan ini akan tertangkap sebelum mereka sempat melancarkan aksi selanjutnya.

(KS)

#Perampokan #Kriminal #Bali