Polemik Libur Ramadan di Sekolah: SKB 3 Menteri Tentukan Pola Pembelajaran Baru
Ilustrasi Belajar saat Ramadan
D'On, Jakarta – Usulan meliburkan sekolah selama sebulan penuh di bulan Ramadan akhirnya tidak diimplementasikan. Sebagai gantinya, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang mengatur pelaksanaan pembelajaran selama Ramadan 1446 Hijriah atau tahun 2025 Masehi. Keputusan ini menegaskan bahwa aktivitas belajar-mengajar tetap berlangsung dengan beberapa penyesuaian.
SKB tersebut, yang bernomor 2 Tahun 2025 dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, nomor 2 Tahun 2025 dari Kementerian Agama, dan nomor 400.1/ISJ dari Kementerian Dalam Negeri, ditandatangani pada 20 Januari 2024 di Jakarta. Dokumen ini memuat kebijakan penting mengenai jadwal pembelajaran, kegiatan keagamaan, hingga libur bersama Idul Fitri.
Skema Pembelajaran Selama Ramadan
Dalam edaran tersebut, jadwal pembelajaran selama Ramadan terbagi menjadi beberapa fase penting:
-
Pembelajaran Mandiri (27-28 Februari & 3-5 Maret 2025)
Selama lima hari di awal Ramadan, siswa tidak diwajibkan hadir di sekolah. Sebagai gantinya, pembelajaran dilaksanakan secara mandiri di lingkungan keluarga, tempat ibadah, atau masyarakat. Guru dan sekolah akan memberikan tugas yang harus diselesaikan siswa selama masa ini. Langkah ini dirancang untuk mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan kehidupan sosial dalam kegiatan sehari-hari siswa. -
Pembelajaran di Sekolah (6-25 Maret 2025)
Mulai 6 Maret hingga 25 Maret 2025, aktivitas belajar kembali dilaksanakan di sekolah, madrasah, atau satuan pendidikan keagamaan. Selain kegiatan pembelajaran reguler, siswa juga diarahkan untuk mengikuti aktivitas tambahan yang bertujuan membangun iman, takwa, akhlak mulia, serta jiwa kepemimpinan.
"Kegiatan ini juga diharapkan mampu memperkuat karakter siswa sebagai individu yang berkepribadian luhur dan bermanfaat bagi masyarakat," tulis edaran tersebut. -
Libur Akhir Ramadan dan Idul Fitri
Sekolah akan kembali diliburkan pada 26-28 Maret dan dilanjutkan pada 2, 3, 4, 7, serta 8 April 2025 untuk memberikan kesempatan kepada siswa dan keluarga merayakan Idul Fitri. Aktivitas pembelajaran akan dimulai kembali pada 9 April 2025.
Aktivitas Ramadan yang Membedakan Siswa Muslim dan Nonmuslim
Dalam SKB tersebut, pemerintah juga menekankan pentingnya kegiatan keagamaan yang relevan dengan agama masing-masing siswa.
-
Untuk siswa Muslim:
Sekolah menganjurkan kegiatan tadarus Al-Qur'an, pesantren kilat, kajian keislaman, dan aktivitas serupa yang dirancang untuk meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia. Program-program ini menjadi momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dalam keseharian siswa. -
Untuk siswa Nonmuslim:
Kegiatan bimbingan rohani dan keagamaan sesuai kepercayaan masing-masing siswa akan diselenggarakan. Dengan demikian, tidak ada diskriminasi, dan setiap siswa tetap mendapatkan ruang untuk memperdalam ajaran agamanya.
Silaturahmi sebagai Penguat Persatuan
Dalam libur panjang menjelang dan selama Idul Fitri, siswa juga diarahkan untuk memanfaatkan waktu bersama keluarga dan masyarakat. Pemerintah berharap tradisi silaturahmi dapat memperkuat persaudaraan dan persatuan di tengah keberagaman bangsa.
Tanggapan Masyarakat dan Harapan Masa Depan
Kebijakan ini menuai beragam respons. Sebagian pihak mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan keseimbangan antara pendidikan formal dan nilai-nilai spiritual. Namun, ada juga yang menilai aturan ini membutuhkan pengawasan ketat agar implementasinya optimal.
"Ini adalah solusi yang bijak. Namun, kita perlu memastikan bahwa kegiatan di sekolah dan luar sekolah benar-benar berjalan sesuai harapan," ujar seorang pakar pendidikan.
Di sisi lain, para guru dan orang tua berharap agar siswa tidak hanya belajar akademik, tetapi juga memanfaatkan momen Ramadan untuk memperkuat karakter dan hubungan sosial mereka. Ramadan kini bukan hanya sekadar bulan ibadah, tetapi juga menjadi momentum untuk mendidik generasi yang lebih bermartabat.
Dengan kebijakan ini, pemerintah menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pendidikan, agama, dan kehidupan sosial dalam menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan. Ramadan bukan hanya tentang menahan diri, tetapi juga momen untuk memperkaya diri, baik secara spiritual maupun intelektual.
(Mond)
#Pendidikan #Nasional #SKB3Menteri #BelajarSaatRamadan