Puluhan Siswa SD di Sukoharjo Keracunan Makanan Gratis: Aroma Basi hingga Mual dan Pusing
Ilustrasi kursi dan menja sekolah. Foto: Shutterstock
D'On, Sukoharjo, Jawa Tengah – Suasana SD Negeri Dukuh 03 Sukoharjo yang biasanya dipenuhi canda tawa siswa mendadak berubah menjadi kepanikan. Puluhan siswa dari sekolah tersebut mengalami gejala keracunan makanan, mulai dari mual, muntah, hingga pusing, usai menyantap hidangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (16/1). Kejadian ini sontak menjadi sorotan, mengingat program MBG dirancang untuk meningkatkan asupan gizi siswa.
Kejadian Berawal dari Aroma Makanan yang Tidak Biasa
Insiden ini bermula sekitar pukul 09.30 WIB, ketika para siswa mulai menyantap hidangan yang disajikan. Menu makanan hari itu terdiri dari nasi putih, ayam tepung, tumis wortel dan tahu, buah naga, serta susu. Namun, beberapa siswa mengaku mencium aroma tidak sedap, terutama dari ayam tepung. Meski sempat ragu, mereka tetap memakan makanan tersebut.
Tak lama berselang, sejumlah siswa dari kelas 1 hingga 6 mulai mengeluhkan mual dan pusing. "Ada anak yang bahkan langsung muntah setelah makan," ungkap Kepala SD Negeri Dukuh 03, Lilik Kurniasih, saat ditemui wartawan.
Lilik menambahkan bahwa dari total 200 siswa yang ada di sekolah tersebut, sekitar 50 siswa mengalami gejala keracunan. "Tidak semua siswa terdampak, tetapi beberapa anak langsung merasa tidak nyaman setelah menyantap makanannya," jelasnya.
Langkah Cepat Penanganan
Begitu mengetahui banyak siswa yang mengalami keluhan, pihak sekolah segera menghubungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Puskesmas Sukoharjo Kota. Para petugas kesehatan datang dengan sigap, memberikan pertolongan pertama dan obat kepada siswa yang terdampak.
Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Dr. Kunari Mahanani, menyatakan bahwa kondisi siswa sudah mulai membaik setelah mendapatkan penanganan. "Anak-anak hanya mengalami mual, muntah, dan pusing. Tidak ada yang sampai harus dirujuk ke rumah sakit. Alhamdulillah, kondisinya sudah stabil dan kami yakin tidak akan ada tambahan kasus ke depannya," ujar Dr. Kunari.
Menurut Dr. Kunari, dugaan awal mengarah pada bahan makanan yang kurang matang. “Biasanya, jika bahan makanan tidak dimasak sempurna, teksturnya bisa berubah dan memicu gejala seperti sakit perut. Namun, kami masih akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan penyebabnya,” imbuhnya.
Kekhawatiran dan Harapan Orang Tua
Kejadian ini memicu kekhawatiran orang tua siswa. Salah seorang wali murid, Siti (34), mengaku terkejut saat mendengar anaknya yang duduk di kelas 3 mengalami mual setelah pulang sekolah. "Saya awalnya tidak menyangka makanan dari program sekolah bisa menyebabkan keracunan. Harapannya ke depan pengawasan terhadap makanan lebih diperketat," ujarnya.
Meski demikian, pihak sekolah dan puskesmas memastikan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi. Kepala SD Negeri Dukuh 03 berjanji akan meningkatkan koordinasi dengan penyedia makanan program MBG agar kejadian serupa tidak terulang.
Pentingnya Pengawasan Ketat dalam Program Makanan Sekolah
Program MBG, yang sejatinya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi siswa, kini menghadapi tantangan besar dalam pelaksanaannya. Pengawasan terhadap kualitas bahan makanan serta proses pengolahan menjadi aspek yang tak boleh diabaikan. Insiden keracunan di SD Negeri Dukuh 03 menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa menyediakan makanan sehat tidak hanya sekadar memilih menu bergizi, tetapi juga memastikan setiap tahap penyajiannya aman dan higienis. Pemerintah daerah, penyedia makanan, dan pihak sekolah diharapkan dapat bersinergi lebih baik demi menjamin kesehatan para siswa yang menjadi harapan masa depan bangsa.
(Mond)
#MakanBergiziGratis #BadanGiziNasional #SiswaKeracunanMBG