Breaking News

Satpam Tewas dengan Luka Tusuk, Diduga Dibunuh Anak Majikan

TKP pembunuhan satpam di Lawanggintung, Kota Bogor. Dok: Ist

D'On, Bogor
Sebuah peristiwa tragis menggemparkan kawasan elite di Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Septian (36), seorang satpam yang bertugas di sebuah rumah mewah yang juga difungsikan sebagai kantor perusahaan rental, ditemukan tewas mengenaskan. Tubuhnya terluka parah dengan bekas tusukan dan sayatan di bagian perut. Rumah yang dijaga Septian diketahui milik Ibu Farida Felix, seorang pengusaha yang menjalankan PT La Dipta Duta.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Eko Prasetyo, mengungkapkan bahwa laporan terkait insiden ini diterima pihak kepolisian sekitar pukul 04.30 WIB, Selasa dini hari. Laporan pertama datang dari Wawan, sopir pribadi keluarga pemilik rumah, yang dengan tergesa melapor ke Polsek Bogor Selatan setelah mendapati situasi mencurigakan.

“Pak Wawan datang melapor bahwa telah terjadi insiden di rumah majikannya. Saat petugas tiba di tempat kejadian, ditemukan korban bernama Septian, pria kelahiran 1988 asal Pelabuhan Ratu, Sukabumi, yang bekerja sebagai sekuriti malam,” jelas Eko.

Awal Mula Insiden

Menurut keterangan saksi, malam itu Septian menjalankan tugasnya seperti biasa menjaga rumah. Namun, situasi berubah menjadi mencekam ketika suara pecahan kaca terdengar dari arah pos keamanan. Petugas menemukan bercak darah, pecahan piring, serta sebuah tas berisi palu dan struk belanja yang diduga milik Abraham, anak dari pemilik rumah. Temuan ini menguatkan dugaan polisi bahwa kejadian tersebut bukanlah aksi perampokan, melainkan tindak pembunuhan.

“Tidak ada barang berharga yang hilang dari lokasi. Ini mengindikasikan motif kejadian lebih bersifat personal,” tambah Kapolsek Bogor Selatan, Kompol Maman Firmansyah.

Dugaan Keterlibatan Anak Majikan

Dalam perkembangan penyelidikan, polisi mengamankan empat orang saksi untuk dimintai keterangan. Mereka adalah Abraham—anak Ibu Farida, Wawan—sopir keluarga, serta dua pembantu rumah tangga bernama Ratna dan Naska. Abraham menjadi sosok yang paling mencurigakan dalam kasus ini.

Menurut keterangan polisi, Abraham terlihat naik ke area pos satpam tempat Septian berada sebelum insiden terjadi. Diduga, ada interaksi yang berujung konfrontasi antara keduanya. Sopir Wawan sempat menyaksikan kejadian tersebut dan mencoba menghalangi Abraham yang menunjukkan perilaku mencurigakan.

“Pak Wawan meminta tolong saat Abraham terlihat mencari sesuatu di atas pos. Situasinya memanas, sehingga Pak Wawan berinisiatif melapor langsung ke polsek,” jelas Kompol Maman.

Barang Bukti dan Dugaan Motif

Pecahan kaca, tas berisi palu, dan jejak darah menjadi bukti kuat bagi penyidik untuk menyimpulkan adanya tindakan kekerasan. Meski motif di balik pembunuhan ini masih dalam penyelidikan, polisi memastikan bahwa hubungan korban dengan Abraham adalah sebatas majikan dan bawahan. Namun, kemungkinan adanya konflik internal di dalam keluarga belum dapat dikesampingkan.

Kasus ini masih menyisakan banyak tanda tanya. Mengapa Abraham diduga terlibat dalam insiden yang merenggut nyawa pekerja di rumah keluarganya sendiri? Apakah ini dipicu konflik pribadi atau ada faktor lain yang melatarbelakanginya? Polisi kini terus mendalami berbagai kemungkinan sambil menunggu hasil autopsi dan keterangan dari para saksi.

Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa keamanan dan ketenangan bahkan di lingkungan mewah sekalipun tidak dapat selalu dijamin. Sementara itu, pihak keluarga dan kerabat korban kini masih menanti keadilan bagi Septian, seorang pekerja yang tewas dengan cara mengenaskan saat menjalankan tugasnya.

(Mond)

#Pembunuhan #Satpam #Kriminal