Tragedi di Khan Younis: Serangan Israel Tewaskan Tujuh Anak di Tengah Ketegangan yang Memuncak
Ilustrasi anak-anak Gaza jadi korban jiwa serangan Israel. Foto: Mohammed Salem / REUTERS
D'On, Gaza – Kawasan Khan Younis di selatan Gaza menjadi saksi bisu gelombang serangan mematikan Israel pada Selasa (7/1/2025) yang menewaskan puluhan orang, termasuk tujuh anak. Di tengah runtuhan tenda pengungsi dan rumah-rumah yang porak-poranda, rasa duka dan ketegangan semakin membelit wilayah yang telah lama menjadi pusat konflik berkepanjangan.
Target Serangan: Khan Younis dan Al-Mawasi
Pihak kesehatan Gaza melaporkan bahwa lima serangan diluncurkan Israel dalam waktu singkat, menyasar beberapa titik vital di Khan Younis. Salah satu area yang paling parah terdampak adalah Al-Mawasi, tempat berlindung bagi puluhan pengungsi Gaza. Di sinilah serangan drone Israel membawa kehancuran besar. Tenda-tenda yang menjadi tempat tinggal darurat bagi para pengungsi terbakar, menyisakan abu dan asap yang pekat.
Di antara korban jiwa, empat dari tujuh anak yang tewas akibat serangan drone ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Mereka tewas saat berada di dekat tenda pengungsian bersama keluarga mereka. Serangan ini juga menghancurkan persediaan makanan dan air yang telah terbatas.
Sementara itu, tiga anak lainnya kehilangan nyawa dalam serangan langsung yang menghantam sebuah rumah di kawasan tersebut. Rumah yang menjadi tempat berlindung bagi satu keluarga besar itu hancur seketika, meninggalkan reruntuhan yang sulit dikenali.
Minimnya Keterangan dari Israel
Hingga berita ini ditulis, tidak ada pernyataan resmi dari pihak Israel terkait serangan yang terjadi di Khan Younis. Sikap bungkam ini bukanlah hal baru, mengingat intensitas konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Namun, gelombang serangan terbaru ini terjadi di tengah negosiasi gencatan senjata yang difasilitasi oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir di Doha. Para mediator mencoba menghentikan spiral kekerasan yang telah membawa korban jiwa begitu banyak.
Korban Jiwa yang Melonjak Drastis
Data dari otoritas kesehatan Gaza dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat, sejak eskalasi konflik dimulai pada 7 Oktober 2023, korban tewas telah mencapai angka mengejutkan, yakni 45.885 jiwa. Mayoritas dari mereka adalah warga sipil, termasuk ribuan anak-anak yang tak bersalah.
Serangan di Khan Younis menjadi simbol lain dari penderitaan yang terus menerus melanda Gaza. Bayangan perang yang tak kunjung usai menghantui setiap langkah warganya, sementara upaya perdamaian kerap kali terhenti di tengah jalan.
Harapan yang Kian Memudar
Di balik angka-angka statistik dan laporan harian, terdapat wajah-wajah anak-anak yang kehilangan masa depan mereka, orang tua yang kehilangan anak-anak mereka, dan komunitas yang kehilangan harapan. Setiap serangan bukan hanya menghancurkan bangunan, tetapi juga menghancurkan impian akan kedamaian.
Sementara negosiasi terus berlangsung di Doha, dunia menanti apakah tragedi seperti di Khan Younis ini akan menjadi pendorong bagi perdamaian, atau justru menjadi bab lain dari kekerasan yang terus memakan korban. Gaza, yang telah lama terperangkap dalam konflik, kini hanya bisa berharap pada dunia internasional untuk menghentikan lingkaran kekerasan yang tampaknya tak berujung.
Kenyataan di lapangan tetap jelas: setiap serangan, setiap ledakan, meninggalkan bekas luka yang sulit untuk dilupakan. Khan Younis hanya menjadi satu dari banyak cerita yang terus terulang di Gaza, di mana perang merenggut lebih dari sekadar nyawa.
(AP)
#Internasional #Gaza #Palestina #AgresiIsrael