Viral Pendaki Nekat ke Gunung Marapi Meski Ditutup, BKSDA Sumbar: Siap Tempuh Jalur Hukum
Gunung Marapi Sumatera Barat
D'On, Sumatera Barat – Sebuah fenomena tak biasa terjadi di Gunung Marapi, Sumatera Barat. Gunung yang masih aktif mengalami erupsi dan telah dinyatakan tertutup untuk pendakian itu justru ramai didatangi para pendaki. Tak hanya melanggar aturan, aksi ini bahkan menuai perhatian publik setelah video dan foto-foto mereka viral di media sosial.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat (BKSDA Sumbar) langsung bereaksi tegas. Dalam pernyataan resmi yang dipublikasikan melalui akun media sosial mereka pada Kamis (23/1), pihak BKSDA memberikan ultimatum kepada para pendaki yang terlibat untuk segera memberikan klarifikasi.
Ultimatum Tegas untuk Para Pendaki
“Kepada para pendaki yang terlibat dalam video maupun foto tersebut, kami meminta agar segera memberikan klarifikasi ke kantor Balai KSDA Sumatera Barat dalam waktu 3x24 jam,” demikian kutipan pernyataan resmi yang disampaikan BKSDA Sumbar.
Tindakan para pendaki tersebut dianggap tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga sangat berisiko mengingat status Gunung Marapi yang masih dalam kondisi erupsi. Kepala BKSDA Sumbar menegaskan bahwa pendakian ini merupakan tindakan ilegal yang dapat menyeret para pelakunya ke ranah hukum.
Potensi Sanksi Hukum dan Blacklist Nasional
Tidak main-main, BKSDA Sumbar menyatakan siap membawa kasus ini ke jalur hukum jika para pendaki tidak segera memenuhi permintaan klarifikasi. Lebih jauh lagi, pihak BKSDA juga berencana mengambil langkah pencegahan ketat dengan mengusulkan para pelaku untuk masuk dalam daftar hitam pendakian gunung di seluruh Indonesia.
“Dari postingan yang sudah viral, tindakan para pendaki ini adalah pendakian ilegal dan bisa diteruskan ke ranah hukum. Apabila tidak menanggapi tanpa konfirmasi, kami akan bersurat ke Taman Nasional dan Balai KSDA di seluruh Indonesia untuk mem-blacklist mereka dari aktivitas pendakian di seluruh gunung yang berada di bawah pengelolaan kami,” tegas perwakilan BKSDA.
Langkah tegas ini dinilai penting untuk menjaga keamanan dan keselamatan semua pihak, baik para pendaki sendiri maupun tim pengelola yang bertanggung jawab terhadap kawasan tersebut. Selain itu, upaya ini juga bertujuan untuk menegakkan aturan konservasi demi menjaga kelestarian Gunung Marapi yang merupakan salah satu kawasan strategis dengan ekosistem yang harus dilindungi.
Gunung Marapi: Status Erupsi dan Bahaya yang Mengintai
Gunung Marapi yang terletak di wilayah Sumatera Barat adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Gunung ini diketahui sudah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak beberapa waktu lalu, dengan erupsi yang masih terus terjadi. Oleh karena itu, pendakian ke kawasan gunung ini telah ditutup hingga waktu yang belum ditentukan.
Namun, kenyataan bahwa masih ada pendaki yang nekat mendaki meski sudah ada larangan tegas menunjukkan betapa lemahnya kesadaran sebagian orang terhadap bahaya yang mengancam. Erupsi gunung berapi bukan hanya soal lava pijar, tetapi juga melibatkan ancaman gas beracun, abu vulkanik, hingga kemungkinan longsoran material yang dapat merenggut nyawa kapan saja.
Mengapa Tindakan Ini Viral?
Fenomena pendakian ilegal ini langsung menjadi sorotan publik karena adanya unggahan video dan foto-foto yang memperlihatkan para pendaki berada di jalur Gunung Marapi. Unggahan tersebut tidak hanya menunjukkan pelanggaran aturan, tetapi juga memperlihatkan kurangnya rasa tanggung jawab terhadap risiko dan dampak yang ditimbulkan.
Viralnya aksi ini juga memancing berbagai tanggapan dari netizen. Banyak yang mengecam tindakan para pendaki, menyebut mereka tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga merusak reputasi komunitas pendaki yang selama ini dikenal menjunjung tinggi etika dan keselamatan.
Panggilan untuk Kesadaran Bersama
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan, terutama di kawasan konservasi seperti Gunung Marapi. Larangan pendakian bukan hanya untuk menjaga keselamatan, tetapi juga untuk melindungi alam dan mencegah kerusakan yang lebih besar.
BKSDA Sumbar berharap langkah tegas yang mereka ambil dapat memberikan efek jera, tidak hanya bagi para pendaki yang terlibat, tetapi juga kepada masyarakat luas agar lebih menghormati peraturan yang dibuat demi kebaikan bersama. Ke depannya, pengelolaan kawasan konservasi seperti Gunung Marapi tentu memerlukan dukungan dan kepatuhan dari semua pihak.
Apakah tindakan tegas ini cukup untuk memberikan efek jera? Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun, satu hal yang pasti, alam memiliki caranya sendiri untuk mengingatkan manusia agar lebih bijak dalam bertindak. Jangan sampai kita belajar dari tragedi yang sebenarnya bisa dihindari.
(Mond)
#BKSDASumbar #GunungMarapi #Viral #PendakiGunung #SumatareBarat