Breaking News

40 Preman Ditangkap, Diberi Sanksi Sosial Bersihkan Masjid

Puluhan preman ditangkap di Cianjur, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa

D'On, Cianjur, Jawa Barat
– Menjelang datangnya bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, kepolisian Cianjur melakukan operasi penertiban premanisme di berbagai titik strategis. Hasilnya, sebanyak 40 preman diamankan dalam razia yang digelar di beberapa lokasi, termasuk Terminal Pasir Hayam, Jalan Raya Sukabumi di Kecamatan Warungkondang, serta Jalan Raya Bandung di Kecamatan Karangtengah.

Operasi ini bukan hanya bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif, tetapi juga sebagai respons atas arahan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang meminta penegakan hukum lebih tegas terhadap premanisme di wilayahnya.

Razia dan Hasil Temuan Polisi

Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, mengungkapkan bahwa dari 40 preman yang diamankan, dua di antaranya diduga terlibat tindak pidana serius. Salah satu pelaku kedapatan membawa senjata tajam tanpa izin, sementara yang lain terbukti mengoplos minuman keras jenis roso-roso, yang dikenal berbahaya bagi kesehatan dan sering menjadi penyebab gangguan ketertiban di masyarakat.

"Sebanyak 40 preman berhasil diamankan, dan dua di antaranya terancam sanksi pidana. Kita masih melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap kasus ini," ujar Tono saat ditemui di Mapolres Cianjur pada Kamis (27/2).

Sementara itu, 38 orang lainnya tidak terbukti melakukan pelanggaran berat, namun tetap diberikan sanksi sosial agar menimbulkan efek jera dan kesadaran akan pentingnya menjaga ketertiban masyarakat.

Sanksi Sosial: Bersihkan Masjid dan Makan Bersama

Sebagai bagian dari pendekatan yang lebih humanis, Polres Cianjur memutuskan untuk tidak langsung menjatuhkan hukuman pidana kepada seluruh preman yang tertangkap. Sebaliknya, mereka yang tidak terlibat tindak kriminal berat diberi sanksi sosial berupa kerja bakti membersihkan masjid di sekitar Mapolres Cianjur.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan efek edukatif dan mengingatkan mereka akan pentingnya nilai-nilai sosial dan keagamaan, terutama menjelang bulan Ramadan.

"Mereka kita data dan diberikan sanksi sosial dengan membersihkan masjid yang ada di lingkungan warga sekitar Mapolres. Setelah itu, mereka juga kita ajak makan bersama," kata AKP Tono.

Langkah ini diharapkan dapat mengubah pola pikir para preman agar lebih sadar akan dampak perbuatan mereka terhadap lingkungan sekitar. Polisi ingin menanamkan kesadaran bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dan seharusnya bisa berkontribusi positif, bukan justru menjadi sumber keresahan.

Upaya Berkelanjutan untuk Keamanan Ramadan

Penertiban preman di Cianjur bukan sekadar aksi satu kali menjelang Ramadan. AKP Tono menegaskan bahwa kegiatan serupa akan terus dilakukan secara rutin demi menjaga keamanan, ketertiban, dan kenyamanan masyarakat, khususnya selama bulan puasa yang seharusnya menjadi waktu penuh ketenangan dan ibadah.

"Operasi ini akan terus kita lakukan untuk memastikan masyarakat dapat menjalankan ibadah Ramadan dengan aman dan nyaman tanpa gangguan dari aksi premanisme," tambahnya.

Masyarakat pun menyambut baik tindakan tegas yang dilakukan aparat kepolisian ini. Banyak yang berharap razia preman tidak hanya dilakukan menjelang Ramadan, tetapi menjadi bagian dari upaya jangka panjang untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tertib di Cianjur.

(Mond)

#Preman #SanksiSosial