Anjing yang Gigit Anak di Kuranji Positif Rabies, Warga Diminta Waspada
Ilustrasi freepik
D'On, Padang – Sebuah insiden yang mengguncang warga Pasa Lalang, Kelurahan Kuranji, Kota Padang, terjadi pada 10 Februari lalu. Seorang anak kecil menjadi korban gigitan anjing yang belakangan dipastikan positif rabies. Kepastian ini diperoleh setelah Dinas Pertanian Kota Padang menerima hasil pemeriksaan dari Balai Veteriner Bukittinggi yang menunjukkan bahwa sampel otak anjing tersebut mengandung virus rabies.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani, dalam keterangannya kepada Sumbarkita pada Rabu (12/2), menegaskan bahwa pihaknya telah menangani kasus ini dengan serius. Selain memastikan korban gigitan mendapatkan perawatan medis yang diperlukan, langkah-langkah preventif juga mulai digalakkan untuk mencegah penyebaran rabies lebih lanjut.
Perjalanan Kasus: Dari Gigitan hingga Konfirmasi Rabies
Menurut laporan yang diterima, insiden ini bermula ketika seorang anak tengah bermain di sekitar lingkungan rumahnya. Tanpa diduga, seekor anjing liar yang berkeliaran di kawasan tersebut menyerang dan menggigitnya. Warga setempat yang melihat kejadian itu segera memberikan pertolongan pertama sebelum membawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Anjing yang menggigit sudah mati, kepalanya kami ambil untuk diperiksa, dan hasilnya memang positif rabies," ungkap Yoice. Dengan hasil ini, alarm bahaya rabies kembali berbunyi di Kota Padang, terutama di wilayah Pasa Lalang dan sekitarnya.
Langkah Cepat Pemerintah: Vaksinasi Massal dan Tantangan Penanganan Anjing Liar
Sebagai respons atas temuan ini, Dinas Pertanian Kota Padang langsung berkoordinasi dengan pihak Kelurahan Kuranji untuk menggelar vaksinasi rabies bagi hewan peliharaan warga. Program ini akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat guna meminimalkan risiko penyebaran virus mematikan ini.
“Kami akan menggencarkan vaksinasi rabies di wilayah terdampak, terutama bagi hewan peliharaan warga. Kami sudah berkoordinasi dengan Lurah Kuranji dan dalam waktu dekat akan segera melakukan vaksinasi,” kata Yoice.
Namun, upaya ini bukan tanpa tantangan. Salah satu kendala terbesar yang dihadapi adalah tingginya populasi anjing liar di wilayah tersebut. Jika di masa lalu metode pemusnahan dengan striknin masih diperbolehkan, kini kebijakan itu telah dihapus, sehingga penanganan anjing liar menjadi lebih kompleks.
“Kami akan fokus pada vaksinasi anjing peliharaan. Untuk anjing liar, kami membutuhkan bantuan warga dalam proses penangkapan agar bisa segera ditangani,” tambah Yoice.
Rabies: Penyakit Mematikan yang Masih Mengintai
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Lyssavirus dan dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, terutama anjing. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan hampir selalu berakibat fatal jika tidak ditangani sebelum munculnya gejala.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rabies masih menjadi ancaman serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Gejala awal pada manusia biasanya meliputi demam, sakit kepala, dan kesemutan di area gigitan. Namun, seiring waktu, penderita bisa mengalami halusinasi, kejang, hingga kelumpuhan total sebelum akhirnya meninggal dunia.
Panggilan Kewaspadaan bagi Warga
Menyikapi kasus terbaru ini, Dinas Pertanian Kota Padang mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap keberadaan anjing liar dan memastikan hewan peliharaan mereka mendapatkan vaksinasi rabies secara rutin. Warga yang menemukan anjing liar dengan perilaku mencurigakan seperti agresif tanpa sebab, tampak bingung, atau mengeluarkan air liur berlebihan dianjurkan untuk segera melapor kepada pihak berwenang.
Kasus ini menjadi pengingat bagi seluruh warga bahwa rabies masih menjadi ancaman nyata. Dengan langkah pencegahan yang tepat, termasuk vaksinasi dan pengawasan terhadap populasi anjing liar, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Tetap waspada, lindungi diri dan keluarga dari rabies!
(Mond)
#Rabies #Padang