Breaking News

ASN Diduga Siram Anak Tiri dengan Air Panas, P3AKB Sumut Bertindak

lustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Foto: Shutter Stock

D'On, Medan, Sumatera Utara
– Sebuah insiden memilukan kembali mencuat ke permukaan, memicu kemarahan publik. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sumatera Utara (Sumut) diduga melakukan tindakan keji terhadap anak tirinya yang masih berusia 10 tahun. Peristiwa ini menjadi viral setelah sebuah video beredar luas di media sosial, memperlihatkan sang bocah dengan luka mengerikan di tubuhnya, diduga akibat siraman air panas.

ASN yang dimaksud disebut-sebut berinisial FD (33), seorang staf di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AKB) Provinsi Sumatera Utara. Namun, hingga kini, pihak berwenang masih menahan diri untuk mengungkap identitasnya secara resmi.

Dinas P3AKB Sumut Bergerak Cepat

Menanggapi insiden yang menggemparkan ini, Kepala Dinas P3AKB Sumut, Sri Suriani, memastikan bahwa pihaknya telah melakukan pemanggilan terhadap ASN tersebut untuk dimintai keterangan.

“Dinas P3AKB Provinsi Sumatera Utara telah melakukan pemanggilan kepada terduga pelaku kekerasan terhadap anak, yang merupakan staf kami, guna dimintai keterangan,” ungkap Sri saat dikonfirmasi, Selasa (11/2).

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam dan akan terus memantau perkembangan kasus ini. "Hingga saat ini, proses masih terus dilakukan," imbuhnya.

Selain itu, langkah utama yang kini tengah dilakukan adalah memastikan kondisi psikologis korban tetap stabil. Sri menegaskan bahwa timnya akan segera melakukan asesmen psikologis terhadap bocah malang tersebut yang saat ini berada di Kota Pematangsiantar.

"Korban akan dijangkau untuk pelaksanaan asesmen psikologis, dan selanjutnya akan dilakukan pendampingan secara bertahap, termasuk kepada pihak keluarga," tambahnya.

Pihaknya juga berkomitmen untuk terus memonitor perkembangan kasus ini, terutama memastikan keselamatan dan kesejahteraan anak korban.

Kejadian Viral: Luka Bakar dan Tangisan Tanpa Kata

Insiden ini pertama kali mencuat ke publik setelah sebuah video beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, tampak seorang pria merekam kondisi bocah perempuan yang menangis tersedu, dengan luka-luka yang terlihat jelas di tubuhnya.

“Air panas ini?” tanya pria dalam video itu, suaranya terdengar bergetar menahan emosi.

“Coba lihat, kenapa itu? Ya Allah,” lanjutnya dengan nada terkejut.

Namun, bocah malang itu tidak mampu menjawab. Ia hanya menangis, seakan-akan tak sanggup mengungkapkan penderitaan yang dialaminya.

Dari informasi yang beredar, peristiwa ini terjadi di Jalan Abdi, Kota Medan, pada Selasa (25/1). Video tersebut diunggah oleh ayah korban, Dede Siregar, yang masih terpukul dengan kejadian tersebut. Saat dikonfirmasi oleh DirgantaraOnline, Dede hanya menjawab singkat, “Nanti ya, saya masih di rumah sakit,” mengisyaratkan bahwa anaknya masih menjalani perawatan medis.

Polisi Belum Terima Laporan, Publik Menuntut Keadilan

Meski kasus ini telah viral dan menarik perhatian banyak pihak, hingga saat ini, pihak kepolisian belum menerima laporan resmi terkait dugaan penganiayaan tersebut.

"Belum, belum, tapi nanti kami cek," ujar Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif, ketika dikonfirmasi mengenai perkembangan kasus ini.

Ketidakjelasan status hukum dari dugaan kekerasan ini memicu reaksi keras dari masyarakat. Publik menuntut keadilan bagi bocah tersebut, mendesak agar pelaku dihukum seberat-beratnya jika terbukti bersalah.

Kasus ini menyoroti kembali betapa rentannya anak-anak terhadap kekerasan dalam lingkungan keluarga. Jika benar seorang ASN yang seharusnya memahami hukum dan hak perlindungan anak justru melakukan tindakan brutal seperti ini, maka sanksi berat seharusnya segera dijatuhkan.

Kini, publik menanti langkah nyata dari pihak berwenang—bukan sekadar pemanggilan, melainkan tindakan hukum yang tegas. Akankah keadilan berpihak kepada bocah kecil ini? Ataukah kasus ini akan berakhir tanpa kejelasan seperti banyak kasus kekerasan anak lainnya?

Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun, satu hal yang pasti: suara masyarakat tidak akan berhenti sampai keadilan benar-benar ditegakkan.

(Mond)

#Penganiayaan #ASNAniayaAnakTiri