Darah di Rest Area KM 45: Polisi Ringkus 4 Pelaku Baru dalam Kasus Penembakan Bos Rental di Tol Tangerang-Merak
D'On, Jakarta – Suasana malam di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak yang biasanya menjadi tempat istirahat bagi para pelintas mendadak berubah menjadi saksi bisu sebuah tragedi berdarah. Ilyas Abdul Rahman (48), seorang pemilik bisnis rental mobil, meregang nyawa setelah ditembak dalam insiden yang bermula dari dugaan penggelapan mobil sewaannya. Kini, polisi telah menangkap empat pelaku baru, melengkapi daftar tersangka yang sebelumnya sudah lebih dulu ditahan.
Penangkapan Empat Pelaku Baru
Kasus yang sempat mengguncang publik ini memasuki babak baru dengan ditangkapnya empat tersangka tambahan. Polisi mengamankan AJ, IM, IS, dan HR, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Empat tersangka sudah dilakukan upaya paksa dengan dilakukan penangkapan,” ujar Kasatreskrim Polresta Tangerang, Kompol Arief Nazaruddin Yusuf, kepada wartawan, Minggu (9/2).
Namun, hingga kini, kepolisian masih menutup rapat peran masing-masing tersangka dalam peristiwa tragis tersebut. Yang jelas, satu pelaku lainnya masih dalam pengejaran aparat.
“Penyidik masih lakukan pengungkapan terhadap satu pelaku lainnya,” tambah Arief.
Tiga Tersangka TNI AL, Diserahkan ke Oditur Militer
Sebelumnya, tiga pelaku telah lebih dulu diamankan, yakni Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA. Mengejutkannya, ketiga pelaku ini merupakan anggota aktif TNI AL. Karena status mereka sebagai personel militer, proses hukum mereka diserahkan ke Oditur Militer (Otmil) II-07 untuk segera diproses secara hukum.
Awal Mula Konflik: Mobil Rental yang Raib
Kisah tragis ini bermula saat Ilyas Abdul Rahman, yang telah bertahun-tahun mengelola bisnis rental mobil, menyewakan unit Honda Brio miliknya kepada seseorang berinisial AA. Mobil itu disewa untuk jangka waktu tiga hari.
Namun, kecurigaan muncul ketika Ilyas menerima notifikasi dari sistem GPS bahwa perangkat pelacak di mobilnya telah dicabut secara paksa. Kejanggalan ini langsung membuatnya waspada. Berbekal pengalaman menghadapi berbagai modus penggelapan kendaraan, Ilyas sadar ada sesuatu yang tidak beres.
Tak ingin kehilangan mobilnya begitu saja, ia bersama kedua anaknya melakukan pelacakan ke lokasi terakhir GPS terdeteksi, yang mengarah ke wilayah Pandeglang, Banten.
Setibanya di sana, mereka mendapati bahwa Honda Brio yang mereka cari bukan lagi dikemudikan oleh AA. Mobil tersebut sudah berpindah tangan ke orang lain, memperkuat dugaan bahwa kendaraan itu hendak digelapkan.
Buntuti Mobil, Berujung Penembakan
Tak ingin bertindak gegabah, Ilyas dan anak-anaknya memutuskan untuk membuntuti kendaraan tersebut sambil berupaya meminta bantuan kepolisian. Namun, permohonan mereka tak membuahkan hasil. Kepolisian disebut enggan memberikan pendampingan dalam upaya pengamanan kendaraan tersebut.
Tak kehabisan akal, Ilyas menghubungi Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI), organisasi yang menaungi para pelaku usaha rental mobil. Ia meminta pendampingan dan bantuan dalam upaya pengamanan mobilnya.
Dalam situasi penuh ketegangan, Ilyas dan anggota ARMI kemudian terus membuntuti mobil tersebut. Kejar-kejaran pun terjadi hingga akhirnya mereka memasuki Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
Di tempat inilah, situasi berubah menjadi ricuh. Ketika Ilyas berupaya menghadang para pelaku dan meminta pertanggungjawaban, salah satu dari mereka justru mengeluarkan senjata api.
Dalam hitungan detik, situasi berubah menjadi mencekam. Beberapa tembakan dilepaskan. Ilyas menjadi korban utama dalam insiden ini, tubuhnya roboh bersimbah darah.
Tak hanya itu, seorang anggota ARMI berinisial RAB juga terkena tembakan dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Tragedi yang Mengguncang Dunia Rental Mobil
Kematian Ilyas Abdul Rahman bukan hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga, tetapi juga menjadi peringatan keras bagi para pengusaha rental mobil di Indonesia. Modus penggelapan kendaraan sewaan semakin marak, dan sering kali berujung pada ancaman keselamatan bagi pemilik usaha yang berusaha mengambil kembali hak mereka.
Kasus ini pun menjadi sorotan, terutama karena keterlibatan oknum anggota militer dan penggunaan senjata api dalam aksi kriminal ini. Dengan masih adanya satu buronan yang belum tertangkap, publik menanti kelanjutan pengungkapan kasus ini.
Akankah keadilan benar-benar ditegakkan bagi Ilyas dan keluarganya? Ataukah kasus ini akan menjadi satu lagi tragedi yang terlupakan? Waktu yang akan menjawab.