Derita Dua Bocah Makassar: Disekap, Disiksa, dan Kelaparan di Tangan Ibu Tiri
Bocah kakak beradik kritis akibat disekap di toilet dan disiksa ibu tirinya sehingga harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Bhayangkara, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
D'On, Makassar – Jeritan pilu dua bocah kakak beradik akhirnya terungkap setelah mereka ditemukan dalam kondisi mengenaskan—terkurung di dalam toilet rumah kontrakan, tubuh penuh luka, dan dalam kondisi kelaparan parah. Mereka bukan hanya sekadar disekap, tetapi juga menjadi korban kebrutalan ibu tiri yang tega menyiksa mereka tanpa belas kasihan.
Kisah tragis ini berawal dari laporan warga kepada pihak kepolisian. Kecurigaan muncul setelah tetangga sering mendengar suara tangisan dan rintihan dari dalam rumah yang ditempati oleh keluarga tersebut di Jalan Flores, Kecamatan Wajo, Kota Makassar. Personel Bhabinkamtibmas Polres Pelabuhan Makassar yang menerima laporan segera bertindak, dan apa yang mereka temukan sungguh mengerikan.
Saat penggerebekan, petugas mendapati dua bocah itu—IS (8) dan SF (9)—terkurung di dalam toilet sempit, nyaris tanpa pakaian, dengan tubuh yang penuh luka dan kondisi tubuh yang sangat lemah akibat kekurangan gizi. Bau menyengat menyeruak dari ruangan kecil itu, menandakan bahwa mereka telah lama dikurung tanpa perawatan dan makanan yang layak.
Tak hanya itu, bukti-bukti yang ditemukan di tempat kejadian semakin menguatkan dugaan kekejaman yang mereka alami. Polisi menemukan rantai besi dan gembok yang digunakan untuk membelenggu anak-anak tersebut, serta berbagai benda yang diduga digunakan untuk menyiksa mereka.
Kronologi Mengerikan: Hari-Hari Penuh Penyiksaan
Berdasarkan hasil penyelidikan, penyekapan dan penyiksaan itu berlangsung selama lebih dari seminggu.
- 31 Januari 2025: Kedua bocah mulai dikurung di dalam toilet.
- 3 Februari 2025: Pelaku mulai merantai tubuh mereka dan melakukan kekerasan fisik secara brutal.
- 6 Februari 2025: Warga yang curiga melapor ke pihak kepolisian. Petugas Bhabinkamtibmas bersama tim Opsnal Polres Pelabuhan Makassar dan Polsek Wajo segera bergerak.
- 7 Februari 2025 (dini hari): Polisi akhirnya menggerebek rumah tersebut dan menemukan kedua korban dalam kondisi kritis. Mereka segera dilarikan ke Rumah Sakit Polri Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis darurat.
Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Restu Wijayanto, mengungkapkan bahwa kondisi kedua bocah saat ditemukan sangat mengkhawatirkan. "Anak-anak ini sangat lemah, tubuh mereka kurus kering akibat kekurangan gizi, dan luka-luka di tubuhnya menunjukkan adanya kekerasan fisik berat. Mereka bahkan ditemukan dalam keadaan dirantai," ungkapnya.
Penyiksaan Brutal: Luka Bakar, Pukulan, dan Kelaparan
Kekejaman yang dialami IS dan SF bukan sekadar penyekapan. Mereka juga mengalami berbagai bentuk penyiksaan yang sangat sadis.
- IS (8 tahun): Menderita luka bakar serius di bagian perut dan paha akibat disiram air panas oleh ibu tirinya.
- SF (9 tahun): Mengalami luka bakar lebih parah, mencakup sekitar 58% tubuhnya.
- Leher dan tubuh mereka penuh memar dan luka lebam, diduga akibat pukulan benda tumpul.
- Kondisi kekurangan gizi parah, diperkirakan akibat tidak diberi makan selama lebih dari seminggu.
Dokter Spesialis Bedah RS Polri Bhayangkara, AKBP dr. Elvis Jeferson, menegaskan bahwa kondisi kedua anak ini sangat serius. “Luka bakar pada SF cukup luas, sekitar 58% tubuhnya. Selain itu, mereka juga mengalami kekurangan gizi parah akibat tidak makan selama berhari-hari. Perawatan intensif sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Ayah Kandung Ikut Diamankan: Kejahatan yang Tidak Bisa Dimaafkan
Tidak hanya ibu tiri berinisial NI (28) yang diamankan polisi, tetapi juga ayah kandung mereka, AY (37), yang diduga membiarkan tindakan keji ini terjadi di bawah atap rumahnya sendiri. Peran AY dalam kasus ini masih didalami oleh pihak kepolisian, namun indikasi awal menunjukkan bahwa ia mengetahui penyiksaan tersebut dan tidak melakukan apa pun untuk menghentikannya.
Kepolisian masih mendalami motif kejahatan ini. Apakah hanya karena kebencian, dendam, atau faktor lainnya? Yang jelas, perbuatan ini telah mencabut hak dasar kedua bocah tersebut untuk hidup layak dan mendapatkan kasih sayang orang tua.
Perlahan Pulih, Namun Trauma Menghantui
Saat ini, IS dan SF masih menjalani perawatan di ruang Lovebird RS Polri Bhayangkara, Makassar. Kondisi mereka perlahan membaik, tetapi luka fisik dan trauma psikologis yang mereka alami membutuhkan waktu lama untuk pulih.
“Secara medis, kondisi mereka sudah lebih stabil. Namun, trauma psikologis tentu menjadi tantangan besar. Mereka butuh pendampingan intensif dari psikolog anak,” kata seorang dokter yang menangani mereka.
Kasus ini mengingatkan kita bahwa kekerasan terhadap anak masih menjadi ancaman nyata di sekitar kita. Diperlukan peran aktif masyarakat untuk melaporkan setiap tanda-tanda kekerasan demi mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.
Pihak kepolisian berjanji akan menindak tegas pelaku kekerasan ini. "Kami akan memastikan mereka mendapatkan hukuman setimpal atas tindakan biadab ini," tegas AKBP Restu Wijayanto.
Kini, yang terpenting adalah memastikan bahwa IS dan SF mendapatkan kehidupan yang lebih baik—jauh dari teror, jauh dari ketakutan, dan akhirnya bisa merasakan kasih sayang yang selama ini direnggut dari mereka.
(Mond)
#Peristiwa #Penyiksaan #Kriminal #Kekerasan #BocahDisiksaIbuTiri