Breaking News

Disekap dan Disiksa 13 Hari, Pria di Buleleng Tewas di Tangan Tiga Wanita

3 Wanita Pelaku Penganiayan Terhadap Seorang Pria Hinga Tewas Berhasil Diringkus Polisi 

D'On, Buleleng, Bali
I Pande Gede Putra Palguna (53) tidak pernah menyangka bahwa kepercayaan yang ia bangun dengan tiga wanita akan berubah menjadi mimpi buruk. Selama 13 hari, ia disekap, dianiaya, dan diperlakukan seperti binatang sebelum akhirnya menemui ajalnya di tangan tiga perempuan yang dipenuhi dendam.

Kasus ini bukan sekadar pembunuhan biasa di baliknya tersimpan kisah pengkhianatan, utang miliaran rupiah, dan rahasia kelam yang menyeret korban ke dalam pusaran maut.

Akar Permusuhan: Dari Kesepakatan Bisnis ke Pengkhianatan

Kisah ini bermula pada tahun 2019, ketika Palguna dan seorang wanita bernama Leni (57) alias LY, warga Dangin Puri Kaja, Denpasar, berurusan dalam jual beli hotel. Palguna berjanji akan membantu menjualkan hotel milik Leni, dengan imbalan uang operasional sebesar Rp5,4 miliar. Namun, setelah uang diterima, Palguna menghilang. Tak ada jejak, tak ada kabar.

Leni yang merasa tertipu mulai mendendam. Selama bertahun-tahun, ia mencari cara untuk menemukan Palguna dan menuntut haknya. Dalam upaya itu, ia melibatkan dua orang perempuan lain: Oki (38) alias OSM, warga Denpasar Selatan, dan Intan (38) alias IOP, asal Bojonegoro. Dua wanita ini bukan sekadar kaki tangan, mereka juga memiliki kepentingan sendiri dalam kasus ini.

Pada November 2024, setelah pencarian panjang, akhirnya mereka menemukan Palguna. Ironisnya, ketika ditemukan, Palguna sedang dalam kondisi tidak memiliki tempat tinggal dan menumpang di kos milik Oki dan Intan di Denpasar Selatan. Namun, bukannya menunjukkan penyesalan atau itikad baik untuk mengembalikan uang, Palguna justru kembali meminjam Rp60 juta dari mereka.

Kepercayaan yang tersisa pun runtuh. Rasa sakit hati semakin mendalam. Saat itu, para tersangka masih menahan diri—tapi semuanya berubah ketika mereka mendapat telepon dari seorang wanita misterius. Wanita ini mengaku pernah diperkosa oleh Palguna dan memberikan informasi bahwa korban sering menjelekkan nama Leni di belakangnya.

Dendam pun mencapai titik didih.

13 Hari di Neraka: Penyiksaan Brutal yang Mengakhiri Nyawa

Pada 20 Januari 2025, tiga wanita ini memutuskan bahwa cukup sudah. Mereka tidak ingin lagi menjadi korban kebohongan Palguna. Keputusan diambil: Palguna akan diajari “pelajaran” yang tidak akan pernah ia lupakan.

Hari-hari berikutnya berubah menjadi horor bagi Palguna. Ia disekap, dipukuli, dan mengalami berbagai bentuk penyiksaan yang membuat tubuhnya perlahan hancur. Rambutnya dibakar, tubuhnya dilukai, dan setiap jerit kesakitan hanya disambut dengan cemoohan serta amarah dari para tersangka.

Selama 13 hari, ia bertahan dalam penderitaan yang tak terbayangkan. Hingga akhirnya, pada 2 Februari 2025, tubuhnya tak lagi mampu bertahan. Luka-luka yang mengerikan di sekujur tubuhnya menjadi saksi bisu kejatuhannya. Palguna tewas dalam kondisi mengenaskan.

Tapi bagi tiga wanita ini, kematian Palguna bukanlah akhir mereka masih harus menyingkirkan jasadnya.

Menyembunyikan Jejak: Konspirasi Pembuangan Mayat di Hutan Lindung

Setelah kematian Palguna, Oki dan Intan segera menghubungi Leni. Mereka tahu, jika tidak bertindak cepat, mereka bisa terjebak dalam masalah besar. Leni, sebagai otak utama di balik dendam ini, langsung menyusun rencana.

Mereka menyewa mobil rental berwarna kuning dari daerah Pedungan, Denpasar. Dengan hati dingin, mereka membawa tubuh tak bernyawa Palguna menuju hutan lindung di Desa Pancasari, Buleleng. Mayatnya dibuang di tengah hutan, seolah-olah ia tidak pernah ada.

Mereka berpikir semuanya telah berakhir. Namun, kejahatan tak pernah benar-benar bisa disembunyikan.

Akhir Sebuah Dendam: Tertangkapnya Tiga Wanita Pembunuh

Polisi yang menemukan jasad Palguna segera melakukan penyelidikan intensif. Berbagai bukti mengarah pada tiga wanita tersebut. Dalam waktu singkat, mereka berhasil diidentifikasi dan akhirnya ditangkap.

Kapolres Buleleng, AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi, menjelaskan bahwa motif utama kasus ini adalah sakit hati yang mendalam akibat pengkhianatan finansial dan pencemaran nama baik.

Kini, ketiga wanita ini harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Apa yang awalnya hanya keinginan untuk menuntut keadilan atas uang mereka, berubah menjadi tragedi kelam yang menelan nyawa seseorang. 

Ketika Dendam Menghancurkan Segalanya

Kasus ini menjadi bukti nyata bagaimana dendam yang dipupuk bertahun-tahun bisa berubah menjadi bencana. Dalam keputusasaan untuk mendapatkan kembali hak mereka, tiga wanita ini kehilangan kendali dan berubah menjadi pembunuh.

Sebaliknya, Palguna yang dulunya seorang pria yang mungkin percaya diri dalam tipu dayanya akhirnya menemui akhir tragis di tangan mereka yang pernah ia khianati.

Kisah ini tidak hanya tentang kejahatan, tetapi juga tentang bagaimana keserakahan, kebohongan, dan dendam bisa membawa kehancuran bagi semua pihak yang terlibat.

(KS)

#Pembunuhan #Kriminal