Breaking News

Dua Polisi di Semarang Diduga Peras Remaja dan Ancam Tembak Warga

Ilustrasi polisi. Foto: Shutterstock

D'On, Semarang, Jawa Tengah
– Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi di Kota Semarang pada Jumat (31/1) malam. Dua remaja dilaporkan menjadi korban pemerasan oleh dua oknum polisi dan seorang warga sipil. Insiden ini tidak hanya mengundang kemarahan warga tetapi juga sempat memanas ketika salah satu pelaku diduga mengancam akan menembak warga yang berusaha menolong korban.

Kejadian ini dengan cepat menyebar di media sosial setelah sebuah video memperlihatkan warga yang mengepung sebuah mobil merah yang berisi para pelaku. Dalam video tersebut, seorang pria berjaket hitam dan mengenakan topi polisi tampak dikelilingi massa yang menuntut penjelasan. Warga yang geram akhirnya memaksa dua oknum polisi itu keluar dari kendaraan, sementara salah satu dari mereka justru memamerkan kartu tanda anggota (KTA) kepolisian.

Lantas, bagaimana sebenarnya kronologi lengkap kejadian ini?

Jeritan Minta Tolong yang Mengungkap Pemerasan

Kejadian bermula sekitar pukul 21.00 WIB di salah satu sudut Kota Semarang. Egro, salah satu saksi mata, menceritakan bahwa awalnya ia dan warga sekitar mendengar teriakan seorang perempuan. Jeritan itu terdengar begitu putus asa, meminta pertolongan dari arah sebuah mobil merah yang terparkir.

"Yang perempuan itu sampai terseret sambil berteriak minta tolong. Kami semua langsung fokus ke suara itu," kata Egro saat ditemui di lokasi kejadian, Sabtu (1/2).

Warga yang curiga langsung berkerumun mendekati mobil. Saat mereka mengecek isi kendaraan, mereka menemukan dua oknum polisi bersama seorang remaja laki-laki yang disebut sebagai korban.

"Di dalam mobil itu ada tiga orang, satu korban, laki-laki. Yang lainnya adalah pelaku," jelas Egro.

Kecurigaan warga semakin kuat ketika mereka mendengar bahwa para pelaku meminta uang sebesar Rp 2 juta kepada korban. Beberapa warga bahkan sempat mengira bahwa mereka adalah debt collector ilegal yang tengah melakukan penagihan dengan cara kasar.

Warga Geram, Oknum Polisi Dipaksa Keluar dari Mobil

Ketegangan semakin memuncak ketika salah satu dari dua polisi enggan keluar dari mobil meskipun telah dikepung oleh warga. Bahkan, ia berusaha menutupi wajahnya dengan masker untuk menghindari pengenalan.

"Awalnya dia nggak mau turun. Setelah dipaksa warga, akhirnya keluar juga, tapi masih pakai masker. Maskernya langsung dicopot oleh warga," tambah Egro.

Situasi semakin panas setelah warga mendesak para pelaku untuk memberikan penjelasan. Salah satu polisi justru mengeluarkan kartu tanda anggota kepolisian, seolah-olah ingin menunjukkan kewenangannya. Namun, hal itu justru membuat warga semakin marah.

"Katanya mereka minta uang Rp 2 jutaan ke korban. Warga langsung geram," ujarnya.

Ancaman Tembak yang Memicu Kemarahan Warga

Di tengah ketegangan, salah satu pelaku yang berada di dalam mobil justru mengeluarkan ancaman serius. Menurut kesaksian Egro, ia dan beberapa warga lainnya sempat diancam akan ditembak jika tidak membiarkan mobil itu pergi.

"'Mas kamu yang menghalangi, tak tembak!' begitu katanya dari dalam mobil," ungkap Egro menirukan ancaman pelaku.

Namun, ancaman tersebut tidak membuat warga mundur. Lebih dari 50 orang yang sudah berkumpul di lokasi tetap menuntut agar kasus ini segera dilaporkan ke kepolisian.

"Kami langsung lapor ke kantor polisi. Dua oknum itu akhirnya diamankan," kata Egro.

Polisi Turun Tangan, Dua Oknum Diperiksa Propam

Menanggapi insiden ini, Kasihumas Polrestabes Semarang, Kompol Agung Setyabudi, menegaskan bahwa kasus ini telah ditangani oleh pihak kepolisian. Kedua oknum polisi yang diduga terlibat kini sedang diperiksa oleh Propam Polrestabes Semarang.

"Iya betul, masih diperiksa Propam Polrestabes," ujar Agung kepada wartawan.

Meskipun demikian, publik masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait sanksi yang akan diberikan kepada kedua anggota kepolisian tersebut. Apakah mereka hanya akan dikenai sanksi etik, atau ada kemungkinan kasus ini berlanjut ke ranah hukum pidana?

Kasus ini menambah daftar panjang dugaan penyalahgunaan wewenang oleh oknum aparat. Masyarakat berharap agar tindakan tegas dapat diambil agar kepercayaan terhadap institusi kepolisian tetap terjaga.

Warga Tidak Lagi Diam

Peristiwa ini menjadi bukti bahwa masyarakat kini semakin berani untuk menegakkan keadilan. Tanpa keberanian warga yang bersatu dan berani mengonfrontasi para pelaku, mungkin insiden ini tidak akan terungkap.

Kasus ini juga menjadi peringatan bahwa penyalahgunaan kekuasaan oleh oknum polisi tidak bisa terus dibiarkan. Apakah ini akan menjadi titik balik bagi kepolisian dalam menindak tegas anggotanya yang melanggar hukum?

Waktu yang akan menjawab.

(Mond)

#Peristiwa #Pemerasan #Polri #OknumPolisiAncamTembakWarga