Eks Polisi Pembelot Aske Mabel Ditangkap: Akhir Pelarian Sang Panglima KKB
Aske Mabel, eks Polri yang gabung KKB, ditangkap di Distrik Abenaho, Yalimo, Papua Pegunungan, Rabu (19/2/2025). Foto: Istimewa
D'On, Papua – Akhirnya, buronan yang selama ini menjadi momok di Pegunungan Papua, Aske Mabel, berhasil diringkus oleh Satgas Damai Cartenz. Mantan anggota Polres Yalimo yang berkhianat dan bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ini ditangkap dalam operasi dini hari yang dramatis di Distrik Abenaho, Kabupaten Yalimo, Rabu (19/2) pukul 06.30 WIT.
Penangkapan Aske bukanlah operasi biasa. Ia diketahui membawa senjata api dan sempat memberikan perlawanan. Namun, kesigapan aparat membuatnya tak berkutik. Sebuah tembakan terarah melumpuhkan kakinya, memaksanya menyerah. Setelah ditangkap, Aske langsung diterbangkan ke Jayapura dan dilarikan ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis sebelum akhirnya dihadirkan dalam konferensi pers di Mako Brimob Polda Papua.
Dalam kesempatan tersebut, polisi juga menampilkan sosok lain yang tak kalah berbahaya—Nikson Matuan alias Okoni Siep, anak buah kepercayaan Aske yang lebih dulu diringkus pada Minggu (2/2).
Penangkapan Berdarah: Informasi Warga Menjadi Kunci
Kapolda Papua, Irjen Patrige Renwarin, mengungkapkan bahwa penangkapan Aske bermula dari laporan warga Yalimo yang melaporkan keberadaannya. Keberhasilan operasi ini membuktikan bahwa masyarakat semakin menolak kehadiran KKB dan mulai berani memberikan informasi kepada aparat.
"Tadi subuh, masyarakat menginformasikan bahwa Aske Mabel berada di salah satu daerah di Yalimo. Kami langsung merespons dengan cepat dan melakukan penangkapan. Karena saat ditangkap dia membawa senjata, terpaksa kami lakukan tindakan tegas dan terukur," ujar Irjen Patrige dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (19/2).
Dari operasi tersebut, Satgas Damai Cartenz berhasil menyita dua senjata api AK-47 buatan Cina dan 71 butir amunisi dari tangan Aske. Sementara itu, dari tangan Nikson, polisi menyita dua senjata api dan 46 butir amunisi.
Dari Polisi Menjadi Panglima KKB
Kisah Aske Mabel menjadi salah satu contoh tragis bagaimana seorang aparat justru berbalik menjadi musuh negara. Ia bukan hanya sekadar kabur dari tugas, tetapi membawa serta persenjataan Polri untuk digunakan melawan aparat dan masyarakat sipil.
Aske Mabel resmi diberhentikan tidak dengan hormat (PTDH) dari Polri pada 27 Desember 2024. Namun, jauh sebelum itu, tepatnya pada 9 Juni 2024, ia sudah menghilang dan membawa kabur empat senjata api AK-47.
Tak lama setelah itu, sebuah video deklarasi mengejutkan muncul di media sosial. Dalam rekaman tersebut, Aske Mabel mendeklarasikan dirinya sebagai Panglima Kodap Balim Timur Yali-Yalimo, sebuah faksi KKB yang semakin ganas di wilayah Yalimo.
Sejak bergabung dengan KKB, kelompok Aske menjadi dalang di balik berbagai aksi kriminal yang mengguncang Papua. Salah satu aksi paling sadis yang dilakukannya adalah pembunuhan terhadap dua tukang senso di Distrik Elelim pada 8 Januari 2025. Para pekerja yang tak bersalah itu dibantai tanpa ampun, menciptakan teror di kalangan masyarakat sipil.
Tak berhenti di situ, kelompok Aske juga bertanggung jawab atas penembakan terhadap anggota Satgas Damai Cartenz, Briptu Iqbal Anwar Arif, di sekitar PT AMO, Yalimo, pada 17 Januari 2025. Rentetan aksi brutal mereka telah menyebabkan enam orang kehilangan nyawa.
Jatuhnya Sang Panglima: Peringatan bagi Anggota KKB Lainnya
Penangkapan Aske Mabel bukan sekadar keberhasilan aparat, tetapi juga menjadi simbol bahwa KKB tak akan pernah menang dalam perjuangan mereka. Keberadaan kelompok ini semakin terdesak, dengan banyak anggotanya yang sudah tertangkap atau tewas dalam operasi keamanan.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi titik balik bagi para anggota KKB lainnya yang masih bertahan di hutan-hutan Papua. Mereka kini harus menghadapi kenyataan bahwa negara tidak akan tinggal diam dan satu per satu, mereka akan dikejar hingga tak ada tempat lagi untuk bersembunyi.
Saat ini, Aske Mabel dan Nikson Matuan tengah menjalani pemeriksaan intensif. Polisi berusaha mengungkap lebih dalam jaringan mereka, sumber logistik, serta rencana aksi kejahatan yang belum sempat mereka jalankan.
Satu hal yang pasti, penangkapan ini membawa angin segar bagi keamanan di Papua. Warga yang selama ini hidup dalam bayang-bayang ketakutan kini bisa sedikit bernapas lega, meski perjuangan untuk menumpas kelompok ini masih jauh dari selesai.
Akhirnya, pengkhianat yang pernah bersumpah melindungi masyarakat kini hanya bisa menundukkan kepala di balik jeruji besi.
(Mond)
#KKB #Teroris #AskeMabel