Hasto Usai Ditahan KPK: “Saya Terus Berjuang dengan Api Menyala”
Tangkapan layar - Hasto Kristiyanto ditahan KPK. (YouTube/KPK)
D'On, Jakarta – Suasana di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) begitu tegang pada Kamis (20/2/2025) sore itu. Puluhan jurnalis berdesakan, kamera televisi terus menyala, menyorot seorang pria yang keluar dari ruang pemeriksaan dengan mengenakan rompi oranye khas tahanan KPK. Dia adalah Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sosok yang selama ini dikenal vokal dan berpengaruh dalam panggung politik nasional.
Meski tangan terborgol, ekspresi wajahnya tetap tegak, sorot matanya tajam. Tak ada tanda-tanda ketakutan atau penyesalan. Justru, dengan suara lantang, ia menegaskan tekadnya untuk terus berjuang.
"Kita adalah negeri pejuang, sehingga saya tidak pernah menyesal. Saya akan terus berjuang dengan api yang menyala-nyala," ujar Hasto, suaranya menggema di tengah kilatan lampu kamera.
Hasto ditahan KPK dalam kasus suap yang turut menyeret nama buronan kelas kakap, Harun Masiku, sosok yang hingga kini masih menjadi misteri besar dalam jagat hukum Indonesia.
Pemeriksaan Panjang, 62 Pertanyaan dan Isyarat Politik
Sebelum akhirnya resmi ditahan, Hasto menjalani pemeriksaan intensif di ruang penyidik KPK. Sebanyak 62 pertanyaan dilontarkan kepadanya. Namun, menurutnya, sebagian besar pertanyaan itu hanya mengulang hal-hal yang sudah pernah dibahas sebelumnya.
"Tidak ada hal yang baru dalam pemeriksaan ini. Bahkan banyak pertanyaan yang diulang-ulang," ujarnya, seolah mengisyaratkan bahwa penahanannya lebih bernuansa politis ketimbang murni hukum.
Hasto menegaskan bahwa dirinya tetap bersikap kooperatif sebagai warga negara yang menghormati hukum. Namun, di balik itu, ia juga menyelipkan pesan tajam mengenai keberpihakan hukum di Indonesia.
"Semoga ini menjadi momentum bagi KPK untuk benar-benar menegakkan hukum tanpa pandang bulu, termasuk terhadap keluarga Pak Jokowi," ucapnya tegas. Pernyataan ini sontak menyedot perhatian, seolah mengindikasikan bahwa ada ketidakadilan dalam penegakan hukum di Indonesia.
Dari Politikus Berpengaruh ke Jeruji Besi
Penahanan Hasto menandai babak baru dalam dinamika politik tanah air. Sebagai tangan kanan Megawati Soekarnoputri di PDIP, ia adalah salah satu figur paling kuat di partai pemenang pemilu. Kini, ia harus menjalani 20 hari pertama masa tahanan, yang bisa diperpanjang sesuai kebutuhan penyidikan.
Ketua KPK, Setyo Budianto, menegaskan bahwa penahanan ini merupakan bagian dari upaya penegakan hukum yang tidak tebang pilih.
"Guna kepentingan penyidikan, saudara HK dilakukan penahanan selama 20 hari, terhitung mulai 20 Februari 2025 hingga 11 Maret 2025. Penahanan dilakukan di cabang rumah tahanan negara kelas 1 Jakarta Timur," jelas Setyo dalam konferensi pers.
Simbol Perlawanan atau Akhir Perjalanan Politik?
Penahanan Hasto menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Ada yang menilai ini sebagai pukulan telak bagi PDIP, sementara yang lain melihatnya sebagai upaya untuk menekan kekuatan politik tertentu menjelang tahun-tahun krusial di dunia perpolitikan Indonesia.
Namun satu hal yang pasti, Hasto Kristiyanto tak akan diam begitu saja. Dengan api perlawanan yang ia kobarkan, penahanannya bisa menjadi awal dari babak baru yang lebih panas dalam politik nasional. Apakah ini akhir dari perjalanan politiknya, atau justru awal dari pertarungan yang lebih besar? Hanya waktu yang bisa menjawab.
(Mond)
#KPK #HastoKristiyanto #HastoDitahanKPK