Breaking News

Jokowi dan Wacana Partai Baru: Menuju ‘Partai Super Terbuka’?

Joko Widodo di Solo, Selasa (11/2/2025). Foto: kumparan

D'On, Solo, Jawa Tengah
– Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali mengisyaratkan kemungkinan membentuk partai politik baru setelah dirinya resmi tidak lagi menjadi bagian dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Wacana ini semakin menarik perhatian publik setelah Jokowi dengan singkat menyebut konsep “Partai Super Terbuka” ketika ditemui di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (13/2).

Pernyataan ini memunculkan berbagai spekulasi mengenai langkah politik selanjutnya yang akan diambil oleh mantan Wali Kota Solo tersebut. Apakah ini pertanda keseriusan Jokowi untuk benar-benar membentuk kendaraan politik baru? Ataukah hanya sekadar sinyal bahwa ia tetap ingin berperan dalam dinamika politik nasional tanpa harus terikat dengan partai yang sudah ada?

Jokowi dan ‘Partai Perseorangan’: Strategi atau Sindiran?

Pernyataan Jokowi mengenai partai baru sebenarnya bukan kali ini saja muncul. Sebelumnya, pada Desember 2024, dalam sebuah pertemuan santai di salah satu rumah makan di Solo, ia sempat menyebut bahwa dirinya kini seolah-olah menjadi bagian dari “Partai Perseorangan.”

“(Bukan lagi bagian PDIP?) Ya berarti partainya perorangan,” ujar Jokowi saat ditanya wartawan.

Jawaban tersebut terdengar unik sekaligus penuh teka-teki. Apakah ini sekadar candaan politik, atau justru merupakan sebuah pernyataan serius yang menggambarkan posisinya saat ini? Apalagi, ketika kembali ditanya apakah ia akan bergabung dengan partai lain atau tidak, Jokowi lagi-lagi menjawab dengan frasa yang sama:

“Partai perorangan. Partai perorangan,” tegasnya.

Jawaban yang berulang ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan pengamat politik. Apakah ‘Partai Perseorangan’ merupakan metafora bahwa ia kini lebih memilih jalur independen dan tidak ingin terikat dengan partai mana pun? Ataukah ini sindiran halus kepada partai-partai yang sebelumnya menaunginya?

Mengapa ‘Partai Super Terbuka’ Bisa Jadi Nyata?

Jika Jokowi benar-benar membentuk partai baru, konsep “Partai Super Terbuka” bisa menjadi daya tarik tersendiri. Dalam lanskap politik Indonesia yang didominasi oleh partai-partai besar dengan struktur yang kaku, gagasan sebuah partai yang lebih inklusif, cair, dan terbuka bagi berbagai golongan bisa menjadi inovasi yang menarik.

Ada beberapa alasan mengapa wacana ini berpotensi menjadi kenyataan:

  1. Basis Massa yang Kuat
    Sebagai salah satu presiden dengan tingkat kepuasan publik yang tinggi, Jokowi memiliki basis pendukung yang luas. Banyak dari mereka bukan hanya berasal dari kader partai tertentu, tetapi juga dari kalangan independen, profesional, hingga kelompok muda yang selama ini mencari alternatif baru dalam politik.

  2. Gaya Politik yang Fleksibel
    Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang tidak terlalu terikat pada ideologi partai tertentu, melainkan lebih berorientasi pada pragmatisme dan hasil nyata. Hal ini membuatnya lebih mudah untuk menarik simpati dari berbagai kelompok tanpa harus terbebani oleh dogma politik lama.

  3. Dinamika Politik Pasca-Pemilu 2024
    Pemilu 2024 telah mengubah peta politik Indonesia secara signifikan. Jika Jokowi merasa bahwa partai-partai yang ada saat ini tidak lagi mencerminkan visi politiknya, membentuk partai baru bisa menjadi jalan keluar yang masuk akal.

  4. Tren Partai Berbasis Figur
    Politik Indonesia semakin menunjukkan kecenderungan di mana figur lebih dominan dibandingkan struktur partai itu sendiri. Jika Jokowi mendirikan partai baru, kemungkinan besar partai tersebut akan dengan cepat mendapatkan dukungan luas karena faktor kepemimpinannya.

Apa Selanjutnya?

Meskipun Jokowi masih enggan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai maksud dari “Partai Super Terbuka” atau “Partai Perseorangan,” wacana ini tetap menjadi bahan perbincangan hangat. Apakah ini hanya spekulasi belaka, ataukah benar-benar ada rencana konkret yang sedang disusun?

Yang jelas, pernyataan-pernyataan Jokowi belakangan ini semakin menunjukkan bahwa ia belum ingin benar-benar keluar dari panggung politik. Jika memang ia memutuskan untuk membentuk partai baru, maka itu akan menjadi salah satu peristiwa politik terbesar pasca-Pemilu 2024.

Kini, publik hanya bisa menunggu langkah selanjutnya dari sosok yang pernah dikenal sebagai "petugas partai" itu. Apakah Jokowi akan benar-benar mendobrak sistem dengan membentuk partai politik yang berbeda dari yang sudah ada? Atau ia justru akan tetap berada dalam posisi independen, menjadi kekuatan politik tanpa embel-embel partai?

Waktu akan menjawabnya.

(Mond)

#Jokowi #Politik #PartaiPolitik