Kue Bongko: Kuliner Khas Minang yang Hanya Hadir di Bulan Ramadan
ilustrasi kue bongko/Harismoyo/Shutterstock
Dirgantaraonline - Setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner khas yang muncul hanya di waktu-waktu tertentu, dan Sumatra Barat tidak terkecuali. Salah satu jajanan khas Minang yang hanya bisa ditemui saat Ramadan adalah kue bongko, atau yang juga dikenal sebagai babongko. Kue tradisional ini memiliki cita rasa manis dan tekstur lembut yang menggoda selera, menjadikannya salah satu takjil favorit masyarakat Minang saat berbuka puasa. Namun, keistimewaannya tidak hanya terletak pada rasa, tetapi juga pada cara pembuatannya yang masih mempertahankan keaslian kuliner Minangkabau.
Keunikan Kue Bongko: Manis, Lembut, dan Aromatik
Bagi masyarakat Minangkabau, kue bongko bukan sekadar kudapan biasa. Kehadirannya yang terbatas hanya saat Ramadan menjadikannya begitu istimewa dan selalu dinantikan. Kue ini memiliki tekstur yang lembut, menyerupai bubur yang agak kental. Sensasi ini berasal dari bahan utamanya, yakni tepung beras, yang dikombinasikan dengan air pandan untuk memberikan warna hijau alami sekaligus aroma khas yang harum.
Salah satu daya tarik utama kue bongko adalah perpaduan antara gurihnya santan kelapa dan manisnya gula aren. Kedua bahan ini menciptakan keseimbangan rasa yang sempurna—tidak terlalu manis, tetapi tetap kaya akan cita rasa. Proses memasaknya yang dikukus dalam bungkus daun pisang juga semakin memperkaya aroma dan membuat kue ini semakin menggugah selera.
Proses Pembuatan Kue Bongko yang Masih Tradisional
Di tengah maraknya jajanan modern, kue bongko tetap dipertahankan dengan cara pembuatan yang masih tradisional. Prosesnya cukup sederhana, tetapi memerlukan ketelitian agar hasil akhirnya tetap autentik dan nikmat.
-
Membuat Adonan Dasar
- Tepung beras dicampur dengan air pandan, lalu diaduk hingga membentuk adonan yang kental dan lembut.
- Campuran ini dimasak hingga mencapai konsistensi seperti bubur.
-
Menambahkan Rasa dengan Santan dan Gula Aren
- Setelah adonan matang, santan kelapa yang telah dimasak dengan sedikit garam dituangkan di atasnya.
- Gula aren yang telah dilelehkan juga ditambahkan untuk memberikan sentuhan manis yang khas.
-
Membungkus dengan Daun Pisang
- Adonan yang sudah siap kemudian dibungkus dengan daun pisang dalam bentuk segitiga atau lipatan khas Minang.
- Bungkus ini membantu menjaga kelembutan tekstur serta menambah aroma alami yang sedap.
-
Proses Pengukusan
- Kue bongko dikukus selama beberapa menit hingga matang sempurna.
- Setelah matang, kue siap disajikan sebagai takjil berbuka puasa.
Hanya Ada Saat Ramadan, Mengapa?
Tidak seperti banyak kudapan tradisional lainnya yang bisa ditemukan sepanjang tahun, kue bongko hanya muncul saat Ramadan. Ada beberapa alasan mengapa kue ini begitu eksklusif:
-
Kue Tradisional yang Dibuat Secara Musiman
Banyak pembuat kue bongko adalah pedagang musiman yang hanya berjualan saat Ramadan. Mereka biasanya menjajakan kue ini di Pasar Pabukoan, pasar khas yang muncul di berbagai daerah di Sumatra Barat menjelang waktu berbuka puasa. -
Takjil yang Paling Dicari Saat Berbuka
Kombinasi rasa manis dan tekstur lembut membuat kue bongko menjadi pilihan utama untuk membatalkan puasa. Rasanya yang tidak terlalu berat, tetapi tetap mengenyangkan, menjadikannya favorit bagi semua kalangan. -
Keterbatasan Bahan dan Waktu Pembuatan
Beberapa bahan utama kue bongko, seperti santan segar dan daun pisang berkualitas baik, lebih mudah diperoleh dalam jumlah besar saat Ramadan. Hal ini juga yang membuat produksi kue ini lebih banyak terjadi di bulan suci.
Dimana Bisa Menemukan Kue Bongko?
Bagi pecinta kuliner Minang, kue bongko bisa ditemukan di berbagai daerah di Sumatra Barat, terutama di Kabupaten Agam dan Kabupaten Limapuluh Kota. Selain itu, kue ini juga banyak dijajakan di Pasar Pabukoan di Padang, yang merupakan pusat kuliner Ramadan di ibu kota provinsi ini.
Harganya pun cukup terjangkau, yakni sekitar Rp5.000 per bungkus, membuatnya semakin diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Cara Menikmati Kue Bongko yang Lebih Nikmat
Selain disantap langsung, kue bongko juga sering dipadukan dengan kuliner Minang lainnya, seperti lemang. Kombinasi keduanya menciptakan pengalaman rasa yang lebih kaya—lemang yang gurih dan sedikit kenyal berpadu sempurna dengan manisnya bongko.
Bagi yang ingin mencoba sensasi berbeda, kue bongko juga bisa dinikmati bersama secangkir teh atau kopi untuk melengkapi kehangatan berbuka puasa.
Warisan Kuliner yang Patut Dilestarikan
Kue bongko bukan hanya sekadar jajanan musiman, tetapi juga bagian dari warisan kuliner Minangkabau yang kaya akan sejarah dan tradisi. Keunikan teksturnya, keseimbangan rasanya, serta eksklusivitasnya yang hanya muncul di bulan Ramadan menjadikannya sebagai kuliner yang selalu dinantikan.
Bagi yang berada di Sumatra Barat saat Ramadan, menikmati kue bongko adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Lebih dari sekadar takjil, kue ini adalah cerminan budaya, tradisi, dan cita rasa autentik dari ranah Minang.
(Mond)
#Kuliner #KueBongko #Takjil #Ramadan #KulinerRanahMinang