Breaking News

Luhut Sebut Danantara Tak Akan Dikelola Orang Titipan, Kini Keponakannya Jadi CIO

Pandu Sjahrir


D'On, Jakarta
– Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan jajaran pimpinan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), lembaga yang diharapkan menjadi tulang punggung investasi strategis pemerintah Indonesia. Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Pandu Patria Sjahrir, yang ditunjuk sebagai Chief Investment Officer (CIO) atau pemimpin bidang investasi.

Pandu, yang selama ini dikenal sebagai Wakil Presiden Direktur PT Toba Bara Sejahtera (TBS) Energi Utama Tbk (TOBA), kini mengemban tanggung jawab besar di lembaga yang baru dibentuk tersebut. Selain Pandu, Prabowo juga memilih Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sebagai Chief Executive Officer (CEO), serta Dony Oskaria, Wakil Menteri BUMN periode 2025-2029, sebagai Chief Operating Officer (COO).

Peluncuran resmi Danantara digelar di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 24 Februari 2025. Pembentukan lembaga ini dilakukan menyusul pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN oleh DPR RI pada 4 Februari lalu. Danantara diharapkan menjadi instrumen utama dalam mengelola investasi negara dengan skema sovereign wealth fund (SWF), sebuah mekanisme yang telah diterapkan di berbagai negara maju untuk mengoptimalkan aset dan modal negara.

Namun, yang menjadi sorotan publik adalah pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, sebelum pengumuman jajaran pimpinan Danantara. Luhut menegaskan bahwa pengelolaan lembaga ini akan berjalan secara profesional tanpa campur tangan pihak-pihak yang disebut sebagai “orang titipan”.

“Ini tidak akan dikelola oleh, mungkin seseorang titip-titip bahasanya, yang direkomendasikan oleh ini dan itu,” ujar Luhut dalam acara Economic Outlook 2025 yang digelar di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025. “Itu tidak akan terjadi, karena dijalankan oleh profesional.”

Namun, pengangkatan Pandu sebagai CIO menimbulkan pertanyaan di kalangan publik, mengingat latar belakangnya sebagai keponakan Luhut. Pandu adalah anak dari pasangan Sjahrir dan Nurmala Kartini Sjahrir, yang merupakan adik kandung Luhut.

Menanggapi penunjukan Pandu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menegaskan bahwa pemilihan tersebut dilakukan berdasarkan kriteria profesionalisme. “Berdasarkan pertimbangan profesionalisme,” kata Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 24 Februari 2025. Ia juga menambahkan bahwa Pandu akan bekerja sama dengan Rosan dan Dony untuk memastikan Danantara dapat berfungsi secara optimal.

Profil Pandu Patria Sjahrir: Jejak Karier dan Jaringan yang Kuat

Pandu Patria Sjahrir bukanlah nama baru di dunia investasi dan bisnis Indonesia. Lahir di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat pada 17 Mei 1979, Pandu menempuh pendidikan di Phillips Academy Andover, Massachusetts, sebelum meraih gelar sarjana dari Universitas Chicago pada tahun 2000. Ia kemudian melanjutkan studi dan memperoleh gelar MBA dari Stanford Graduate School of Business pada 2007.

Sepanjang kariernya, Pandu telah menempati berbagai posisi strategis di dunia bisnis dan investasi. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Pengembangan Keuangan Digital Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Sejak 2010, ia juga menjadi Wakil Presiden Direktur TOBA, perusahaan energi yang memiliki jejak kuat di sektor batu bara dan energi terbarukan.

Selain itu, Pandu menduduki posisi Chairperson Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) sejak 2021, serta merupakan Managing Partner Indies Capital dan Founding Partner dari AC Ventures, perusahaan modal ventura yang aktif di bidang investasi startup. Ia juga pernah menjadi anggota dewan komisaris Gojek Indonesia dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), serta menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI-ICMA) pada periode 2018-2021.

Kiprah politiknya pun tak kalah menarik. Dalam Pilpres 2024, Pandu dipercaya sebagai Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Rakabuming Raka, menunjukkan kedekatannya dengan lingkaran kekuasaan saat ini.

Dinamika dan Tantangan ke Depan

Penunjukan Pandu sebagai CIO Danantara memunculkan pro dan kontra. Di satu sisi, rekam jejaknya di bidang investasi dan bisnis tidak dapat dianggap remeh. Ia memiliki pengalaman luas dalam mengelola investasi dan memimpin berbagai organisasi keuangan serta teknologi. Namun, di sisi lain, kedekatannya dengan Luhut memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana independensi Danantara dalam menjalankan mandatnya sebagai pengelola dana investasi pemerintah.

Ke depan, tantangan bagi Danantara adalah membuktikan bahwa pengelolaan investasi negara dilakukan dengan profesional dan transparan, tanpa adanya kepentingan pribadi atau politik. Publik akan terus mengawasi bagaimana lembaga ini berkembang, serta apakah janji-janji mengenai tata kelola yang profesional benar-benar terealisasi.

Sebagai sebuah sovereign wealth fund yang baru dibentuk, Danantara memiliki potensi besar untuk menggerakkan perekonomian nasional melalui investasi yang strategis dan berkelanjutan. Namun, kredibilitasnya akan bergantung pada transparansi dan akuntabilitas yang dijaga oleh para pemimpinnya, termasuk Pandu Patria Sjahrir.

(Mond)

#LuhutBinsarPandjaitan #PanduSjahrir #Danantara