Pencuri Motor Tewas Diamuk Massa Usai Lepaskan Tembakan
Pelaku pencurian yang diamuk massa di Korpri Jaya, Sukarame, Bandar Lampung, Selasa (4/2) malam. | Foto: Dok Istimewa
D'On, Bandar Lampung – Malam yang basah dan berangin di Korpri Jaya, Sukarame, Bandar Lampung, berubah menjadi ajang kemarahan warga. Seorang pria muda berusia 19 tahun, AT, warga Lampung Timur, tewas di tangan massa setelah diduga melakukan pencurian dengan kekerasan.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (4/2) malam, tepat setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Beberapa warga yang masih sibuk membereskan sisa-sisa terjangan angin kencang dikejutkan oleh aksi nekat seorang pelaku pencurian sepeda motor. Ketegangan meningkat ketika pelaku, yang tidak sendiri, nekat mengeluarkan senjata api rakitan dan melepaskan tembakan ke arah warga.
Detik-detik Mencekam: Dari Aksi Pencurian hingga Amukan Massa
Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay, membenarkan kejadian tersebut. “Benar, yang bersangkutan melakukan tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Pelaku dikejar dan ditangkap warga, lalu dikeroyok massa,” ujarnya.
Menurut kesaksian warga, aksi pencurian itu berlangsung begitu cepat. Dua pria mencurigakan terlihat berusaha membawa kabur sepeda motor milik seorang warga. Namun, pemilik kendaraan dan beberapa tetangga segera menyadari aksi tersebut dan berteriak meminta pertolongan.
Panik karena aksinya terbongkar, kedua pelaku berusaha melarikan diri. Namun, warga yang geram dengan aksi kejahatan itu segera mengejar mereka. Situasi semakin tegang ketika salah satu pelaku, AT, mengeluarkan senjata api rakitan dan melepaskan tembakan ke arah warga.
“Kami mendengar suara tembakan, ada empat kali,” ungkap seorang saksi yang enggan disebutkan namanya. “Mungkin maksudnya menakuti warga, tapi justru membuat kami semakin marah.”
Amukan Massa yang Berujung Maut
Bukannya membuat warga mundur, suara tembakan itu justru membakar amarah mereka. Dengan jumlah yang jauh lebih banyak, warga akhirnya berhasil menangkap AT. Sayangnya, bukan hanya menangkap, mereka juga meluapkan emosi dengan menghujani pelaku dengan pukulan dan tendangan bertubi-tubi.
Sementara itu, rekan AT berhasil melarikan diri dalam kekacauan tersebut dan hingga kini masih dalam pengejaran pihak kepolisian.
“Yang ditemukan di TKP ada satu senjata api rakitan dan empat selongsong peluru,” ungkap Kapolres.
Tak berselang lama, pihak kepolisian tiba di lokasi dan berusaha menenangkan situasi. Namun, AT sudah dalam kondisi kritis akibat luka parah yang dideritanya. Petugas segera mengevakuasinya ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Buruan Terhadap Rekan Pelaku
Saat ini, pihak kepolisian masih memburu satu pelaku lain yang berhasil meloloskan diri. “Kami sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut dan pengejaran terhadap pelaku yang kabur,” pungkas Kapolres.
Peristiwa ini kembali menjadi pengingat betapa tipisnya batas antara hukum dan emosi massa. Amukan warga yang dipicu oleh kejadian pencurian dan keberanian pelaku melepaskan tembakan berakhir dengan kematian. Namun, apakah ini bisa disebut sebagai tindakan keadilan? Ataukah ini justru cerminan dan ketidakmampuan masyarakat kepada penegak hukum?
(Mond)
#Pencurian #Kriminal #AmukMassa #PencuriTewasDihajarMassa