Prabowo Lantik 961 Kepala Daerah di Istana: Sejarah Baru dalam Tata Kelola Pemerintahan Indonesia
D'On, Jakarta – Suasana Istana Negara Jakarta dipenuhi semangat dan harapan baru pada Kamis pagi. Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik 961 kepala daerah hasil Pilkada Serentak 2024 dalam sebuah prosesi megah yang mencerminkan tonggak penting dalam sejarah demokrasi Indonesia.
Para gubernur, wali kota, dan bupati yang terpilih, bersama wakil masing-masing, hadir dalam upacara yang berlangsung khidmat dan penuh makna. Tidak hanya sekadar prosesi seremonial, pelantikan ini juga menandai awal dari tantangan baru bagi para pemimpin daerah dalam membangun dan memajukan wilayah mereka di tengah dinamika politik dan ekonomi yang berkembang.
Perjalanan Bersejarah Menuju Istana
Sejak pagi buta, ratusan kepala daerah dan wakilnya berkumpul di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Mereka mengenakan pakaian resmi dan berjalan kaki bersama menuju Istana Kepresidenan. Perjalanan ini bukan sekadar langkah fisik, tetapi juga simbol perjalanan panjang mereka dari perjuangan politik hingga akhirnya dipercaya memegang tampuk kepemimpinan daerah.
Rombongan ini dibagi ke dalam tiga barisan besar: gubernur dan wakil gubernur, wali kota dan wakilnya, serta bupati bersama wakil bupati. Setiap barisan mencerminkan keragaman geografis dan demografi Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua, dari kota metropolitan hingga pelosok desa.
Saat memasuki kompleks Istana, mereka disambut dengan prosesi adat sederhana yang mencerminkan keberagaman budaya Nusantara. Ini menjadi simbol persatuan yang mengakar dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Sumpah Jabatan: Janji untuk Negeri
Di atas podium utama, Presiden Prabowo berdiri didampingi Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. Dengan suara tegas dan penuh wibawa, Prabowo membacakan sumpah jabatan yang kemudian diikuti oleh seluruh kepala daerah yang baru dilantik.
"Akan memenuhi kewajiban saya, sebagai gubernur, sebagai wakil gubernur, sebagai bupati, sebagai wakil bupati, sebagai wali kota, sebagai wakil wali kota, dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya memegang teguh Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan menjalankan undang-undang serta peraturannya dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada masyarakat, nusa, dan bangsa."
Suasana menjadi begitu khidmat saat ribuan suara bersatu mengucapkan janji suci tersebut. Di antara mereka, ada yang menitikkan air mata haru, menyadari bahwa hari ini mereka resmi mengemban tanggung jawab besar untuk masyarakat di daerah masing-masing.
Simbol Keberagaman dalam Kepemimpinan
Sebagai bagian dari prosesi, enam kepala daerah yang mewakili enam agama utama di Indonesia maju ke depan untuk menerima penyematan tanda pangkat langsung dari Presiden Prabowo.
- Rahmat Mirzani Djausal, Gubernur Lampung (Islam)
- Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara (Katolik)
- Tjhau Chui Mie, Wali Kota Singkawang (Buddha)
- I Gusti Putu Parwata, Bupati Karangasem (Hindu)
- Andrei Angouw, Wali Kota Manado (Konghucu)
- Yoseph P Gebze, Bupati Merauke (Kristen Protestan)
Pemilihan enam perwakilan ini menegaskan bahwa kepemimpinan daerah tidak hanya soal politik, tetapi juga keberagaman dan harmoni dalam pemerintahan Indonesia.
Misi Besar Pasca Pelantikan
Usai pelantikan, para kepala daerah tidak langsung kembali ke wilayahnya masing-masing. Sebagai langkah awal dalam masa kepemimpinan mereka, mereka akan mengikuti retret dan pembekalan di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, mulai 21 hingga 28 Februari 2025.
Pembekalan ini bukan sekadar pelatihan kepemimpinan biasa, tetapi dirancang untuk membentuk karakter pemimpin yang tangguh, disiplin, dan memiliki visi strategis. Mereka akan dibekali wawasan tentang tata kelola pemerintahan, kebijakan publik, serta strategi menghadapi tantangan di era modern.
Momentum Baru bagi Indonesia
Pelantikan serentak ini bukan hanya soal pengisian jabatan pemerintahan daerah, tetapi juga sebuah momentum kebangsaan. Sebanyak 961 pemimpin daerah, terdiri dari 33 gubernur dan wakilnya, 363 bupati dan 362 wakil bupati, serta 85 wali kota dan wakilnya, kini memiliki tanggung jawab besar untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Bagi rakyat, pelantikan ini membawa harapan baru. Setiap kepala daerah kini dihadapkan pada tugas nyata: memastikan program-program mereka tidak hanya menjadi janji politik, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Di bawah kepemimpinan Prabowo, dengan semangat baru dan strategi pemerintahan yang terkoordinasi, Indonesia memasuki babak baru dalam tata kelola pemerintahan daerah. Pertanyaannya kini adalah, sejauh mana mereka bisa mewujudkan harapan yang telah disematkan di pundak mereka?
Waktu akan menjawab.
(Mond)
#PelantikanKepalaDaerah #Nasional