Breaking News

Retreat Kepala Daerah di Magelang: 450 Hadir, 47 Tanpa Kabar, dan 6 Berhalangan

Wamen Dalam Negeri Bima Arya menyampaikan keterangan pers saat retreat kepala daerah di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (21/2/2025). Foto: Dok. Kemendagri

D'On, Magelang, Jawa Tengah
– Sebuah momen penting bagi pemerintahan daerah berlangsung di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat (21/2). Sebanyak 450 kepala daerah dari berbagai wilayah di Indonesia hadir dalam acara pembekalan atau retreat yang digelar sebagai bagian dari sinkronisasi program antara pemerintah pusat dan daerah. Namun, di tengah kehadiran yang cukup masif ini, terdapat 47 kepala daerah yang tak memberikan konfirmasi kehadiran, sementara 6 lainnya resmi mengajukan izin karena alasan kesehatan maupun urusan keluarga.

Acara yang berlangsung dari 21 hingga 28 Februari ini menjadi ajang penting bagi para gubernur, bupati, dan wali kota dalam mempersiapkan masa jabatan mereka untuk periode 2025-2030. Kehadiran dalam retreat ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah kesempatan bagi para pemimpin daerah untuk memahami lebih dalam arah kebijakan nasional dan memastikan implementasi yang selaras di tingkat lokal.

Pentingnya Kehadiran Kepala Daerah

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menegaskan bahwa kehadiran kepala daerah dalam retreat ini sangat krusial. Jika seorang kepala daerah atau wakilnya berhalangan hadir, mereka diwajibkan untuk mengirimkan sekretaris daerah (Sekda) sebagai perwakilan. “Kalau kepala daerah dan wakil tidak hadir, karena apa yang disampaikan di sini harus sampai ke daerahnya, maka diminta untuk mengirimkan sekretaris daerahnya. Kalau kepala daerah dan wakil tidak bisa hadir juga, Sekda ditunggu kedatangannya di sini,” ujar Bima Arya di lokasi acara.

Sementara itu, panitia masih terus berupaya menghubungi 47 kepala daerah yang belum memberikan konfirmasi kehadiran mereka. Bima Arya menekankan bahwa retreat ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi menjadi wadah bagi para kepala daerah untuk mendapatkan wawasan strategis terkait pemerintahan, pembangunan, dan sinkronisasi kebijakan antara pusat dan daerah.

Gelang Merah bagi Peserta Kurang Fit

Dalam penyelenggaraan retreat ini, pihak panitia juga mencatat adanya 19 kepala daerah yang hadir dalam kondisi kesehatan kurang fit. Untuk itu, mereka diberikan gelang merah sebagai penanda khusus. Bima Arya menjelaskan bahwa para peserta yang mengenakan gelang merah ini merupakan mereka yang tengah dalam kondisi fisik yang membutuhkan perhatian lebih, seperti pascaoperasi atau memiliki penyakit serius.

“Artinya kondisi fisiknya harus memerlukan atensi seperti pascaoperasi, penyakit serius, dan lain-lain. Tetapi mereka bersemangat untuk hadir, tentu kita izinkan tetapi dengan atensi yang sangat serius dan dispensasi pada kegiatan-kegiatan tertentu,” jelasnya.

Langkah ini diambil sebagai bentuk kehati-hatian dan perhatian terhadap kondisi kesehatan para peserta, tanpa mengabaikan urgensi dari materi-materi yang harus mereka terima dalam retreat ini.

Jadwal dan Rangkaian Kegiatan

Retreat kepala daerah ini akan berlangsung selama sepekan, dengan materi yang mencakup berbagai aspek pemerintahan daerah. Tidak hanya berisi paparan kebijakan, acara ini juga menghadirkan sesi diskusi dan perumusan strategi implementasi kebijakan di daerah masing-masing. Selain itu, pada 27 Februari mendatang, para wakil kepala daerah juga dijadwalkan untuk mengikuti kegiatan serupa.

Acara ini menjadi salah satu momen penting dalam memastikan kesinambungan kebijakan pemerintahan, memperkuat koordinasi antarwilayah, dan mempersiapkan kepemimpinan daerah yang lebih efektif untuk lima tahun mendatang. Dengan tingginya tingkat partisipasi, diharapkan hasil dari retreat ini dapat memberikan dampak nyata bagi kemajuan daerah di seluruh Indonesia.

(Mond)

#RetreatKepalaDaerah #Nasional