Tidur di Kolong Jembatan Muaro Panjalinan Tiga Wanita Diamankan, Warga Resah dengan Perilaku Mereka
Nyaman Tidur di Kolong Jembatan, 3 Wanita Diamankan Pol PP Padang pada Rabu (26/2/2025) pagi
D'On, Padang - Suasana pagi di kawasan Muaro Panjalinan, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, tiba-tiba diwarnai ketegangan. Tiga wanita yang kerap tidur di bawah kolong jembatan akhirnya diamankan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang, Rabu (26/2/25). Langkah tegas ini dilakukan setelah warga sekitar melaporkan keresahan mereka atas keberadaan para wanita tersebut, yang diduga menjadikan area bawah jembatan sebagai tempat perbuatan terlarang.
Warga Curiga, Operasi Pengintaian Berbulan-bulan
Keberadaan orang-orang yang bermalam di bawah jembatan ini bukan fenomena baru. Warga sekitar telah lama mengawasi gerak-gerik mereka, mencurigai bahwa tempat tersebut dijadikan "basecamp" bagi aktivitas yang tak pantas. Malam demi malam, mereka melihat remaja-remaja datang dan pergi, beberapa hanya sekadar berkumpul, sementara lainnya membawa pasangan di waktu-waktu tertentu.
Kecurigaan warga mencapai puncaknya ketika mereka mendapati seorang wanita membawa seorang pria ke bawah kolong jembatan. Merasa tak bisa tinggal diam lagi, warga langsung bergerak mengamankan wanita tersebut. Namun, pria yang bersamanya berhasil melarikan diri begitu mengetahui keberadaan warga.
Tak berhenti di situ, keesokan paginya, dua wanita lainnya kembali terlihat di lokasi yang sama. Warga, yang sudah geram dengan situasi ini, tak ragu lagi untuk bertindak. Mereka mengamankan kedua wanita tersebut dan segera menyerahkannya kepada petugas Satpol PP yang datang ke lokasi setelah menerima laporan.
Pengakuan Mengejutkan: ‘Lebih Nyaman Tidur di Kolong Jembatan’
Kasat Pol PP Kota Padang, Chandra Eka Putra, mengungkapkan bahwa setelah diamankan, ketiga wanita tersebut menunjukkan perilaku yang mencurigakan saat dimintai keterangan. Mereka tampak linglung, memberikan jawaban yang berbelit-belit, seolah menyembunyikan sesuatu.
"Ketika kita tanyai lebih lanjut, mereka justru mengatakan bahwa mereka lebih nyaman tidur di bawah kolong jembatan daripada di rumah mereka sendiri," ungkap Chandra.
Jawaban ini semakin menambah misteri di balik keberadaan mereka di tempat tersebut. Apa yang membuat mereka memilih kehidupan di bawah jembatan? Apakah ada faktor ekonomi, sosial, atau bahkan pengaruh lain yang membuat mereka enggan pulang?
Dibawa ke Dinas Sosial, Akankah Ada Perubahan?
Setelah dilakukan pendataan, ketiga wanita tersebut akhirnya diserahkan kepada Dinas Sosial Kota Padang untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut. Pihak berwenang berharap bisa menggali lebih dalam alasan di balik keputusan mereka untuk hidup di tempat yang tak layak tersebut.
"Saat ini mereka sudah kita serahkan ke Dinas Sosial untuk dilakukan pembinaan lebih lanjut. Kita ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, apakah mereka korban keadaan atau ada alasan lain yang membuat mereka lebih memilih hidup di jalanan," tambah Chandra.
Kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa ada sisi lain dari kehidupan kota yang masih perlu diperhatikan. Tidak hanya soal ketertiban umum, tetapi juga aspek sosial yang lebih dalam. Apakah para wanita ini korban dari keadaan yang lebih besar? Ataukah mereka memang memilih hidup seperti ini atas dasar kehendak sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan itu masih belum terjawab. Namun, satu hal yang pasti, kisah mereka telah mengundang perhatian banyak pihak. Akankah ada perubahan setelah pembinaan dilakukan, atau mereka akan kembali ke tempat yang mereka sebut sebagai "rumah" di bawah kolong jembatan? Waktu yang akan menjawabnya.
(Mond)
#Peristiwa #Padang #PolPP