Tragedi di Korong Gadang: Pemuda 24 Tahun Ditemukan Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara
Ilustrasi
D'On, Padang – Suasana tenang di Korong Gadang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, mendadak gempar pada Rabu (12/2) siang. Seorang pemuda berinisial FAK (24) ditemukan tewas gantung diri di dalam rumahnya, meninggalkan keluarga dan warga setempat dalam duka serta tanda tanya besar.
Kejadian Tragis yang Menggemparkan
Sekitar pukul 14.00 WIB, rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal FAK berubah menjadi lokasi duka. Teriakan histeris seorang perempuan memecah keheningan siang itu. Y (43), yang merupakan tante korban, tak pernah menyangka bahwa langkah kakinya menuju ruang tamu akan membawanya pada pemandangan mengerikan.
"Saat itu saya sedang menyuapi anak di ruang tamu. Tanpa sengaja, saya melirik ke arah kamar keponakan saya. Pintu kamar terbuka sedikit, dan apa yang saya lihat benar-benar membuat saya syok. Dia tergantung di ventilasi jendela," tutur Y dengan suara bergetar saat memberikan keterangan kepada polisi.
Teriakannya mengundang kepanikan di dalam rumah. Kakek korban, yang saat itu sedang beristirahat, langsung berlari ke arah kamar, diikuti oleh kakak korban. Mereka mencoba menurunkan tubuh FAK dengan harapan masih bisa menyelamatkannya. Namun, semuanya sudah terlambat. Tubuhnya dingin, dan napasnya telah berhenti.
Polisi Turun Tangan: Tidak Ada Tanda Kekerasan
Begitu mendapat laporan dari warga, aparat kepolisian dari Polsek Kuranji segera meluncur ke lokasi kejadian. Kapolsek Kuranji, AKP Hendri, memastikan bahwa pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menggali keterangan dari saksi-saksi.
"Beberapa personel kami langsung menuju lokasi untuk melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan dari keluarga serta warga sekitar," ungkap Hendri, Kamis (13/2/2025).
Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Fakta ini menguatkan dugaan bahwa pemuda 24 tahun tersebut benar-benar mengakhiri hidupnya dengan cara tragis.
Motif Bunuh Diri: Luka Hati yang Tak Tersampaikan?
Dari keterangan saksi dan keluarga, dugaan sementara mengarah pada faktor asmara sebagai penyebab utama tindakan nekat ini. Meski pihak kepolisian belum mengungkap detailnya, informasi yang beredar di sekitar lokasi menyebutkan bahwa FAK belakangan ini kerap murung dan menarik diri.
"Kami menduga korban mengalami tekanan emosional yang cukup berat akibat permasalahan dalam hubungan asmara," ujar AKP Hendri.
Namun, tidak ada surat wasiat atau pesan terakhir yang ditemukan di lokasi kejadian. Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya—apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup FAK sebelum ia memutuskan untuk mengakhiri segalanya?
Keluarga Menolak Visum, Polisi Imbau Warga Lebih Peka
Dalam suasana duka yang begitu mendalam, keluarga korban memutuskan untuk menolak proses visum terhadap jenazah. Ayah korban, S (43), menandatangani surat pernyataan penolakan visum yang turut disaksikan oleh kakak korban serta Ketua RT setempat.
Sikap ini menunjukkan bahwa keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah, meskipun masih banyak pertanyaan yang menggantung di benak orang-orang terdekatnya.
Kapolsek Kuranji pun mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap kondisi psikologis orang-orang di sekitar mereka.
"Tekanan emosional bisa datang tanpa kita sadari. Kami berharap masyarakat lebih peduli, lebih mendengarkan, dan lebih hadir bagi orang-orang yang sedang mengalami kesulitan," tegasnya.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa beban mental dan emosional yang dipendam seorang diri bisa berujung pada keputusan yang fatal. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tekanan psikologis, jangan ragu untuk mencari bantuan dari keluarga, sahabat, atau tenaga profesional. Tidak ada yang lebih berharga daripada nyawa dan harapan untuk hari esok.
(Mond)
#Peristiwa #BunuhDiri #Padang #Asmara