Breaking News

Tragedi Maut di Dermaga Ancol: Kesalahan Fatal Saat Pengisian BBM, Saksi Sebut 5 ABK Merokok Sebelum Ledakan

Dua unit kapal kebakaran di Pelabuhan Muara Baru, Dermaga Timur, Penjaringan, Jakarta Utara. (Foto: Istimewa)

D'On, Jakarta
 – Malam itu, langit di atas Dermaga Ancol yang biasanya tenang berubah menjadi lautan api. Kepanikan melanda, suara ledakan menggema, dan nyala api membubung tinggi, melahap dua kapal yang tengah bersandar. Dalam hitungan detik, suasana berubah mencekam. Para saksi hanya bisa berteriak, sementara petugas pemadam kebakaran berjibaku menjinakkan kobaran yang mengamuk.

Tragedi ini bukan sekadar kebakaran biasa. Insiden ini merenggut satu nyawa dan melukai lima lainnya. Namun, di balik peristiwa mengerikan ini, terselip kecerobohan yang mungkin menjadi pemicu utama: lima anak buah kapal (ABK) terlihat merokok di atas kapal saat pengisian bahan bakar berlangsung.

Detik-Detik Sebelum Ledakan

Sabtu malam, 8 Februari 2025, sekitar pukul 22.00 WIB, dua kapal bersandar di Dermaga Ancol, Jakarta Utara. Keduanya sedang dalam proses pengisian bahan bakar dari mobil tangki ke tangki penyimpanan kapal. Seharusnya, ini adalah prosedur standar yang dilakukan dengan pengawasan ketat. Namun, saksi mata mengungkapkan adanya kelalaian fatal yang berpotensi memicu tragedi.

Seorang saksi berinisial MA (21), yang berada di lokasi kejadian, memberikan kesaksian mengejutkan. Ia melihat lima ABK tengah merokok di atas kapal saat proses pengisian BBM berlangsung. Kepulan asap rokok bercampur dengan aroma bahan bakar yang menyengat. Sebuah kombinasi mematikan yang, dalam dunia maritim, seharusnya tak boleh terjadi.

Tak lama berselang, ledakan dahsyat terjadi. Suara menggelegar terdengar di seluruh area dermaga. Api langsung menjalar ke kapal KM Tenggiri, membakar habis bagian lambungnya. Asap hitam pekat mengepul ke langit malam, diiringi kepanikan para pekerja yang berusaha menyelamatkan diri.

Satu Korban Tewas, Lima Terluka

Dalam insiden ini, satu orang berinisial T (laki-laki) kehilangan nyawanya. Jasadnya langsung dievakuasi ke RS Polri untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, lima korban lainnya—NPW, R, C, H, dan S—mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang berbeda.

Tim medis bergerak cepat. Tiga korban segera dilarikan ke RS Koja, satu orang ke RS Sulianti Saroso, dan satu lainnya ke RS Satya Negara. Beberapa dari mereka mengalami luka bakar serius, sementara yang lain mengalami trauma akibat ledakan yang begitu mendadak.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indardi, menyatakan bahwa pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran. Namun, dugaan awal mengarah pada faktor kelalaian saat pengisian BBM, diperparah dengan keberadaan api terbuka dari rokok yang dihisap oleh para ABK.

"Awal kejadian menurut keterangan saksi, saat pengisian BBM dari mobil tangki ke kapal, tiba-tiba terjadi ledakan yang menyebabkan Kapal KM Tenggiri terbakar," ujar Ade Ary.

"Saksi melihat lima ABK berada di atas kapal sedang merokok saat pengisian BBM berlangsung," tambahnya.

Sembilan Unit Pemadam Berjibaku Padamkan Api

Begitu laporan kebakaran diterima, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta segera mengerahkan sembilan unit pemadam ke lokasi. Petugas bergerak cepat, mengingat api dapat dengan mudah menjalar ke kapal-kapal lain yang bersandar di dermaga.

Upaya pemadaman dimulai pukul 22.15 WIB. Butuh sekitar 10 menit bagi petugas untuk melokalisasi api agar tidak merembet lebih jauh. Pada pukul 22.25 WIB, kobaran berhasil dikendalikan, meskipun proses pendinginan masih berlangsung untuk memastikan tidak ada bara api yang tersisa.

Menurut Gulkarmat Jakarta, percikan api yang memicu kebakaran diduga berasal dari kesalahan teknis saat pengisian BBM. Namun, dengan adanya kesaksian mengenai aktivitas merokok di atas kapal, investigasi lebih lanjut akan menentukan apakah unsur kelalaian menjadi faktor utama dalam tragedi ini.

Penyelidikan Lebih Lanjut dan Peringatan Keras

Kasus ini kini dalam penanganan Polres Kepulauan Seribu. Kepolisian akan mengusut apakah ada pelanggaran prosedur keselamatan yang dilakukan oleh pihak kapal atau kelalaian individu yang berujung pada insiden fatal ini.

Tragedi ini menjadi pengingat keras tentang betapa berbahayanya pengabaian aturan keselamatan di lingkungan kerja yang rentan terhadap kebakaran. Pengisian bahan bakar di area kapal seharusnya dilakukan dengan protokol ketat, tanpa ada potensi sumber api di sekitarnya.

Kebakaran di Dermaga Ancol ini bukan hanya sekadar peristiwa tragis, tetapi juga peringatan pahit tentang pentingnya disiplin dalam menerapkan standar keselamatan. Nyawa telah melayang, luka telah tercipta, dan kini, tinggal penyesalan serta pelajaran yang bisa dipetik agar kejadian serupa tak lagi terulang.

(Mond)

#Peristiwa #KapalTerbakar