Transformasi Masjid: Dari Tempat Ibadah ke Pusat Solusi Sosial di Kota Padang
Kabag Kesra Kota Padang Jasman
D'On, Padang – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, masjid tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai pusat penyelesaian permasalahan sosial. Di Kota Padang, wacana ini mulai mengemuka sebagai harapan besar bagi masyarakat yang menginginkan peran lebih luas dari masjid dalam kehidupan sehari-hari.
Harapan ini diungkapkan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Padang, Jasman, yang menilai bahwa masjid dapat menjadi poros utama dalam pemberdayaan masyarakat. Dalam wawancara di kantornya pada Rabu (12/2/2025), Jasman menekankan pentingnya optimalisasi fungsi masjid, bukan hanya sebagai tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat solusi bagi berbagai permasalahan sosial yang dihadapi warga.
Masjid sebagai Benteng Sosial: Dari Ibadah ke Aksi Nyata
"Kita berharap masjid tidak hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga mampu memberikan solusi bagi masyarakat yang mengalami kesulitan sosial. Salah satu program yang bisa diterapkan adalah ATM beras, yang secara langsung dapat membantu warga kurang mampu," ujar Jasman.
Konsep ATM beras yang dimaksud Jasman cukup sederhana, tetapi memiliki dampak besar. Dalam skema ini, jamaah atau warga yang memiliki rezeki lebih bisa menyumbangkan segenggam beras setiap kali mereka datang ke masjid. Seiring waktu, beras yang terkumpul dalam jumlah besar dapat didistribusikan kepada warga yang membutuhkan melalui pengelolaan masjid. Dengan mekanisme yang transparan dan sistematis, bantuan ini bisa menjadi jaring pengaman sosial yang berkelanjutan.
Lebih jauh, Jasman menekankan bahwa keberhasilan sebuah masjid bukan diukur dari kemegahan bangunannya, melainkan dari manfaatnya bagi masyarakat sekitar.
"Masjid yang paripurna bukanlah masjid yang berdiri megah dengan arsitektur mewah, tetapi masjid yang didukung oleh jamaahnya dalam menjalankan aktivitas sosial yang nyata dan berdampak," tambahnya.
Revitalisasi Peran Masjid: Dari Pasif ke Aktif
Jasman juga mengajak para pengurus masjid untuk tidak hanya fokus pada aspek fisik, tetapi juga lebih aktif dalam mengelola kegiatan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Masjid yang hidup bukan sekadar tempat berkumpul untuk beribadah, tetapi juga menjadi wadah bagi berbagai program kemanusiaan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi.
Di Kota Padang, beberapa masjid telah menunjukkan potensi besar dalam mewujudkan konsep masjid paripurna. Salah satunya adalah Masjid Al Hakim, yang bahkan masuk dalam kategori masjid publik percontohan terbaik di Indonesia. Masjid ini telah membuktikan bahwa dengan pengelolaan yang baik, sebuah masjid bisa menjadi pusat kegiatan masyarakat yang inklusif dan bermanfaat.
Membangun Sinergi: Peran Masyarakat dalam Mewujudkan Masjid Paripurna
Menurut Jasman, mewujudkan masjid sebagai pusat pemberdayaan sosial tidak bisa hanya bergantung pada pengurus masjid saja, tetapi membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat.
"Kita semua memiliki tanggung jawab dalam menghidupkan kembali fungsi sosial masjid. Dengan adanya kolaborasi antara pengurus, jamaah, dan masyarakat luas, masjid bisa menjadi solusi bagi berbagai permasalahan sosial yang ada di sekitar kita," tegasnya.
Lebih dari sekadar tempat ibadah, masjid dapat menjadi pusat pembelajaran, pusat ekonomi umat, hingga tempat penyaluran bantuan sosial. Dengan konsep ini, masjid bukan hanya menjadi rumah bagi ibadah spiritual, tetapi juga menjadi rumah bagi kebaikan dan kepedulian sosial.
Jasman berharap bahwa dalam waktu dekat, masjid-masjid di Kota Padang dapat terus berkembang menjadi pusat solusi sosial yang sesungguhnya. Dengan komitmen bersama, keberadaan masjid bisa semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
"Jika kita mampu mengelola masjid dengan optimal, maka masjid bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pilar utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
(Mond)
#Padang #Mesjid