Wamenaker Ikut Orasi, Desak THR untuk Driver Online
D'On, Jakarta – Ribuan pengemudi taksi online dan ojek daring (ojol) memadati kawasan depan kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) di Jakarta. Mereka menggelar aksi demonstrasi besar-besaran menuntut hak yang selama ini dirasa belum terpenuhi: Tunjangan Hari Raya (THR).
Sejak pagi, massa aksi dari berbagai organisasi pengemudi, seperti Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) dan Serikat Pengemudi Angkutan Roda Dua (Serdadu), mulai berdatangan. Dengan mengenakan atribut khas komunitas mereka, para pengemudi membawa spanduk yang bertuliskan tuntutan mereka. Beberapa spanduk mencuri perhatian, seperti “Lindungi Driver Online Perempuan!!!”, yang menyoroti perlindungan bagi lady ojol, serta “Hapuskan Potongan Aplikator”, yang mengkritik besarnya komisi yang dipotong perusahaan aplikasi dari penghasilan driver.
Namun, yang mengejutkan publik adalah kehadiran Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer. Pria yang akrab disapa Noel itu tak hanya turun menemui demonstran, tetapi juga naik ke atas mobil komando bersama para pemimpin aksi. Dalam orasinya yang berapi-api, Noel menyatakan dukungannya terhadap perjuangan para pengemudi.
Wamenaker: “Driver Tidak Boleh Dihukum karena Menuntut Haknya!”
Dalam orasinya, Noel menegaskan bahwa demonstrasi adalah hak konstitusional yang dilindungi oleh undang-undang. Ia bahkan mengultimatum perusahaan aplikator seperti Gojek dan Grab agar tidak menjatuhkan sanksi kepada para driver yang ikut serta dalam aksi ini.
“Saya ingatkan, jangan ada satu pun driver yang diberi sanksi karena hari ini turun ke jalan menuntut haknya! Demonstrasi adalah bagian dari demokrasi dan dijamin oleh konstitusi!” seru Noel lantang, yang langsung disambut sorak-sorai dari para pengemudi.
Noel juga mengungkapkan bahwa Kemenaker telah beberapa kali melakukan pembicaraan dengan pihak aplikator terkait tuntutan ini. Menurutnya, ada sinyal positif bahwa perusahaan aplikasi sedang menyiapkan skema tunjangan atau bonus bagi driver. Namun, ia tetap mendesak agar kebijakan ini segera direalisasikan dalam bentuk yang konkret.
“Kita sudah berdiskusi dengan aplikator. Mereka bilang sedang menyiapkan mekanisme tunjangan ini. Tapi kita butuh kepastian, bukan sekadar janji!” lanjut Noel dengan penuh semangat.
Tuntutan Tak Hanya THR, Lady Ojol Minta Perlindungan Khusus
Selain menuntut THR, demonstrasi ini juga menyoroti isu lain yang tak kalah penting: perlindungan bagi pengemudi perempuan. Salah satu spanduk berbunyi “Berikan Hak-hak Khusus kepada Lady Ojol dalam Bekerja”. Isu ini mengangkat tantangan yang dihadapi pengemudi perempuan di jalan, mulai dari keamanan hingga fleksibilitas kerja yang lebih ramah terhadap ibu rumah tangga.
“Kami sering mengalami pelecehan di jalan. Kami juga butuh kebijakan yang lebih berpihak, seperti fleksibilitas jam kerja atau proteksi khusus saat mengambil order di malam hari,” ujar Rina, salah satu pengemudi ojol perempuan yang ikut dalam aksi ini.
Di sisi lain, potongan yang dikenakan oleh perusahaan aplikasi juga menjadi keluhan utama. Banyak driver yang merasa beban komisi yang mereka tanggung terlalu besar, sehingga penghasilan mereka jauh dari layak.
“Sudah tarif murah, dipotong lagi. Kapan sejahteranya driver kalau begini terus?” keluh Anton, seorang pengemudi yang telah tiga tahun bergabung dengan salah satu platform ojol.
Akankah Tuntutan Ini Didengar?
Demonstrasi ini menjadi sorotan karena kehadiran Wamenaker langsung di tengah massa aksi, yang jarang terjadi dalam aksi-aksi sebelumnya. Namun, pertanyaan besarnya adalah: akankah tekanan ini benar-benar membuat perusahaan aplikator memenuhi tuntutan driver?
Para pengemudi berharap aksi ini menjadi titik balik bagi kesejahteraan mereka. Sementara itu, Kemenaker berjanji akan terus mengawal tuntutan ini hingga ada keputusan yang nyata dari perusahaan aplikasi.
Para driver pun berikrar bahwa jika tuntutan ini tidak ditindaklanjuti dalam waktu dekat, mereka siap menggelar aksi yang lebih besar.
“Ini baru awal! Kalau mereka masih mengabaikan kita, kita akan turun dengan massa lebih banyak lagi!” tegas seorang orator dari mobil komando.
Demonstrasi ini bukan sekadar aksi unjuk rasa biasa. Ini adalah simbol perlawanan atas ketidakadilan yang dirasakan oleh ribuan pengemudi online di Indonesia. Kini, semua mata tertuju pada pemerintah dan perusahaan aplikator apakah mereka akan mendengar suara jalanan ini atau tetap diam dalam kenyamanan mereka?
(Mond)
#DemoDriverOjol #Kemenaker #THR