Akses Warga Terancam! Jalan Provinsi di Galugua Nyaris Putus, Pemerintah Diminta Bertindak Cepat
![]() |
Jalan provinsi di Jorong Tanjuang Jajaran, Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, Limapuluh Kota, ambruk! Infrastruktur vital ini rusak parah, mengancam akses dan keselamatan warga. (Ist) |
D'On, Kapur IX, Sumatera Barat – Sebuah ruas jalan provinsi yang menghubungkan Sumatera Barat dan Riau kini dalam kondisi kritis. Tepatnya di kawasan Jorong Tanjuang Jajaran, Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, setengah badan jalan ambruk sepanjang hampir 100 meter akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut beberapa hari terakhir.
Kerusakan ini bukan sekadar masalah infrastruktur, melainkan ancaman nyata bagi lebih dari 300 jiwa yang bergantung pada jalan tersebut sebagai satu-satunya akses keluar-masuk desa. Jika tidak segera diperbaiki, kawasan Tanjuang Jajaran berisiko terisolasi total, membawa dampak serius bagi perekonomian dan kesejahteraan warga.
Krisis Infrastruktur: Jalan Nyaris Putus, Warga Waswas
Wali Nagari Galugua, Wendriadi, menuturkan bahwa hingga Kamis (20/3), belum ada tindakan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terkait kerusakan ini. Padahal, setiap hari kondisi jalan semakin memburuk, terutama dengan ancaman longsor yang terus menggerogoti badan jalan.
"Jalan ini hampir putus total, tetapi hingga kini belum ada respons dari pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Sumbar. Padahal, jalan ini sangat vital bagi lebih dari 300 jiwa yang tinggal di Tanjuang Jajaran," ujar Wendriadi melalui sambungan telepon WhatsApp dengan nada penuh kekhawatiran.
Kondisi jalan yang terbuat dari rabat beton ini kini semakin rapuh. Retakan besar terlihat di beberapa titik, sementara bagian yang sudah ambruk terus tergerus oleh air hujan. Jika hujan deras kembali melanda, bukan tidak mungkin jalan ini akan terputus sepenuhnya.
Ancaman Kelaparan dan Terhentinya Roda Ekonomi
Dampak dari kerusakan ini tidak bisa dianggap remeh. Tanjuang Jajaran bergantung pada jalur ini untuk distribusi kebutuhan pokok dan hasil pertanian. Beras, minyak, dan kebutuhan esensial lainnya biasanya dipasok dari Payakumbuh dan pusat Kecamatan Kapur IX. Begitu pula sebaliknya, hasil pertanian seperti karet dan sayur-mayur dari Galugua dikirim ke pasar di daerah lain melalui jalan ini.
Jika akses terputus, bukan hanya mobilitas warga yang terganggu, tetapi juga pasokan bahan pokok dan roda ekonomi yang lumpuh total. “Jika terjadi hujan deras lagi, kami khawatir jalan ini akan terputus total. Ini bisa menyebabkan kelaparan dan kesulitan bagi warga karena akses untuk mengirimkan kebutuhan pokok dan hasil kebun akan terhenti,” ujar Wendriadi dengan nada cemas.
Situasi ini juga diperburuk dengan minimnya pilihan jalur alternatif. Tidak ada jalan lain yang bisa digunakan oleh warga, kecuali mereka harus menempuh jalur memutar yang jauh dan tidak layak untuk kendaraan bermuatan.
Taruhan Nyawa di Jalan yang Hampir Ambruk
Meskipun jalan ini berbahaya untuk dilalui, beberapa kendaraan roda empat kecil masih nekat melintas demi mengangkut kebutuhan pokok warga. Namun, mereka harus menghadapi risiko besar. Kedua sisi jalan yang ambruk menganga lebar dengan jurang dalam yang mengintai. Sedikit saja kesalahan dalam berkendara, bisa berakibat fatal.
Pemerintah setempat hanya bisa mengimbau agar pengendara mengurangi muatan kendaraan dan ekstra berhati-hati. “Kami sangat khawatir jika tidak segera diperbaiki, jalan ini akan semakin parah. Pengendara harus berhati-hati dan mengurangi muatan agar tidak membahayakan keselamatan,” tambah Wendriadi.
Namun, imbauan saja tidak cukup. Masyarakat butuh aksi nyata dari pemerintah.
Respons Pemerintah: Masih dalam Tahap Koordinasi
Di tengah desakan warga, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Limapuluh Kota, Fadliansyah, mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk memastikan status kewenangan perbaikan jalan tersebut.
"Kami akan memastikan terlebih dahulu kewenangan siapa yang bertanggung jawab atas perbaikan jalan ini, apakah itu tanggung jawab Provinsi Sumatera Barat atau Kabupaten Limapuluh Kota. Kami akan segera mencari solusinya," jelas Fadliansyah.
Sementara itu, tim dari Dinas PUPR akan melakukan pengecekan langsung di lokasi guna menentukan langkah teknis yang bisa diambil untuk perbaikan darurat.
Harapan Warga: Jangan Sampai Terlambat!
Bujang, salah seorang warga yang sering melintasi jalan tersebut, mengungkapkan kekhawatirannya jika perbaikan tidak segera dilakukan. Menurutnya, Tanjuang Jajaran berisiko terisolasi, dan ini akan menjadi bencana bagi masyarakat setempat.
"Jika jalan ini tidak segera diperbaiki, kami akan terisolasi. Pasokan bahan pokok yang biasa datang dari Payakumbuh dan pusat Kecamatan Kapur IX akan terhenti. Kami sangat berharap agar pemerintah segera turun tangan sebelum keadaan semakin buruk," ungkapnya.
Ia berharap agar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota tidak sekadar berkoordinasi di atas kertas, tetapi segera melakukan tindakan konkret di lapangan. Sebab, jika terlambat, dampak yang ditimbulkan bisa jauh lebih parah dari sekadar rusaknya jalan: perekonomian lumpuh, warga terjebak, bahkan potensi korban jiwa akibat kecelakaan di jalur kritis ini.
Kini, semua mata tertuju pada pemerintah. Akankah mereka bertindak cepat, atau akan menunggu hingga bencana yang lebih besar terjadi?
(Mond)
#Infrastruktur #JalanPutus #Payakumbuh #Peristiwa