Breaking News

Bareskrim Tangkap 7 Orang Jaringan Narkoba Fredy Pratama, Perburuan Bos Kartel Makin Dekat

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada di Mabes Polri,

D'On, Jakarta
– Perang melawan narkotika terus digencarkan. Tim penyidik Bareskrim Polri kembali menorehkan prestasi dengan menangkap tujuh orang yang diduga bagian dari jaringan narkoba kelas kakap, Fredy Pratama. Penangkapan ini dilakukan secara bertahap sejak Januari hingga Februari 2025 dalam operasi senyap yang menyisir berbagai wilayah di Indonesia.

Komjen Wahyu Widada, Kabareskrim Polri, mengungkapkan bahwa dari tujuh tersangka yang berhasil diamankan, empat di antaranya adalah warga negara asing (WNA), sementara tiga lainnya warga negara Indonesia (WNI). Mereka dicokok dari berbagai lokasi strategis, termasuk Jakarta Utara, Kota Tangerang, Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin, dan Banjar Baru.

Barang Bukti Narkoba dalam Jumlah Fantastis

Tak hanya menangkap tersangka, aparat juga menyita barang bukti yang mencengangkan. Puluhan kilogram sabu dan 1.880 butir ekstasi diamankan dari tangan para pelaku. Temuan ini mengindikasikan bahwa jaringan Fredy Pratama masih beroperasi dengan skala besar dan memiliki rantai distribusi yang luas di Indonesia.

"Ini bukan hanya sekadar jaringan lokal. Mereka adalah bagian dari sindikat internasional yang beroperasi lintas negara," ujar Wahyu dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Rabu (5/3/2025).

Mengejar Bayangan: Fredy Pratama dan Kekaisaran Narkobanya

Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa, menegaskan bahwa operasi penangkapan ini hanya bagian kecil dari upaya besar dalam membongkar jaringan Fredy Pratama secara keseluruhan.

Fredy Pratama bukan sekadar bandar biasa. Ia adalah dalang di balik peredaran narkoba dalam jumlah yang mengejutkan di Asia Tenggara. Dijuluki sebagai golden triangle narkotika Asia, ia diketahui bersembunyi di Thailand dengan perlindungan kuat dari kelompok kartel narkoba internasional.

"Insyaallah kita makin dekat. Informasi mengenai titik terakhir keberadaannya sangat sensitif dan tidak bisa dibuka secara publik," kata Mukti.

Yang lebih mengejutkan, lanjut Mukti, Fredy Pratama memiliki hubungan dekat dengan salah satu bos kartel besar di Thailand—mertuanya sendiri. Hal ini menjelaskan mengapa upaya menangkapnya bukan perkara mudah.

"Mertuanya adalah gembong narkoba besar di Thailand, bos kartel. Sangat sulit menangkapnya karena perlindungan yang diberikan oleh jaringan kartel," ujar Mukti.

Operasi Senyap: Polisi Bergerak di Dua Negara

Pihak kepolisian tidak tinggal diam. Mukti sendiri telah turun langsung ke lapangan dalam beberapa operasi pengejaran. Selain itu, tim khusus dari Direktorat Tindak Pidana Narkoba telah bergerak selama dua pekan terakhir, mengumpulkan informasi intelijen mengenai pola pergerakan jaringan ini.

Bareskrim juga terus berkoordinasi dengan Divisi Hubungan Internasional Polri untuk memperkuat upaya paksa terhadap Fredy Pratama. Dengan semakin mengerucutnya lokasi persembunyian sang bandar, harapan untuk menangkapnya semakin besar.

"Ini pertempuran panjang melawan sindikat narkotika kelas dunia. Tapi kami tidak akan berhenti sampai Fredy Pratama dan seluruh jaringannya benar-benar tumbang," tegas Mukti.

Penangkapan tujuh tersangka ini menjadi bukti bahwa polisi tidak tinggal diam. Namun, perburuan masih panjang. Bisakah aparat menembus benteng pertahanan Fredy Pratama dan menggulingkan kekaisaran narkobanya? Semua mata kini tertuju pada langkah selanjutnya dari tim Bareskrim Polri.

(Mond)

 #BareskrimPolri #Narkoba #KartelNarkoba #JaringanNarkobaFredyPratama