Breaking News

Cinta, Janji, dan Dugaan Penipuan: Guru di Makassar Mengaku Ditipu, Ditiduri oleh Anggota DPRD

Mediasi oknum anggota DPRD Makassar AM (kiri) dengan guru IMS (ketiga dari kiri). Foto: (dok. Istimewa

D'On, Makassar
– Kisah seorang guru di Makassar berujung pada polemik yang menyeret seorang anggota DPRD setempat. IMS (38), seorang pendidik yang selama ini mengabdikan hidupnya di dunia pendidikan, tak pernah menyangka bahwa kisah asmaranya akan berubah menjadi drama hukum yang menghebohkan.

Awalnya, perkenalan IMS dengan AM (62), seorang politisi yang tengah maju dalam kontestasi legislatif, berjalan seperti kisah cinta biasa. Dengan tutur kata yang meyakinkan, AM mengaku sebagai seorang duda yang telah kehilangan istrinya. Kata-kata manis dan perhatian yang ditunjukkan AM membuat IMS jatuh hati. Namun, seiring waktu, kenyataan pahit mulai terungkap.

Janji Manis yang Berujung Petaka

Sejak awal, IMS tidak hanya terlibat secara emosional, tetapi juga secara finansial dalam kehidupan AM. Selama masa kampanye, politisi itu kerap meminta bantuan, baik berupa uang tunai, transfer dana, maupun bantuan dalam bentuk barang, termasuk sedekah beras. Dengan keyakinan bahwa AM akan menepati janji untuk menggantinya setelah berhasil menduduki kursi DPRD, IMS tanpa ragu membantu.

“Kalau dihitung-hitung, jumlahnya lebih dari Rp50 juta. Ada uang tunai, transfer, dan bahkan BPKB kendaraan yang digadaikan untuk membantu dia,” ujar IMS dengan nada kecewa.

Namun, harapan IMS sirna saat ia mengetahui fakta yang selama ini disembunyikan oleh AM. Melalui media sosial, ia menemukan bahwa pria yang mengaku duda itu ternyata masih memiliki seorang istri yang dinikahinya secara siri. Pengkhianatan ini membuat IMS merasa tertipu, bukan hanya dalam hal materi, tetapi juga dalam perasaan.

Hubungan yang Tak Sekadar Emosional

Lebih jauh, IMS mengungkapkan bahwa dirinya tidak hanya memberikan dukungan finansial kepada AM, tetapi juga telah terlibat dalam hubungan yang lebih intim. “Kami pernah bermalam di hotel bersama. Dua kali kami berhubungan badan, pertama di malam hari dan kedua menjelang subuh,” kata IMS, mengungkap detail yang semakin memperumit situasi.

Ketika kebenaran status pernikahan AM terungkap, IMS pun ingin mengakhiri hubungan tersebut. Namun, AM menolak untuk melepaskannya begitu saja. Ketegangan semakin memuncak ketika AM justru membantah semua tuduhan IMS dan malah melaporkannya ke polisi dengan dugaan pencemaran nama baik.

Mediasi dan Akhir Sengketa

Kasus ini akhirnya menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan Makassar. Plt Kepala Dinas Pendidikan, Andi Bukti Djufrie, turun tangan untuk memediasi permasalahan yang semakin menjadi sorotan publik.

“Kami berusaha memediasi agar ada jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak. Alhamdulillah, akhirnya ada titik temu,” ujar Andi Bukti Djufrie pada Sabtu (22/3/2025).

Pendamping IMS dari Yayasan Pemerhati Masalah Perempuan, Itha Karen, membenarkan bahwa hasil mediasi tersebut telah menghasilkan kesepakatan damai. Salah satu poin yang disepakati adalah AM mencabut laporan polisi yang ia layangkan terhadap IMS.

“Itu bentuk itikad baik dari pihak AM, dan kami mengapresiasi langkah ini. Dengan adanya kesepakatan tersebut, kasus ini bisa dianggap selesai,” kata Itha Karen.

Meski secara hukum permasalahan ini telah diselesaikan, pengalaman yang dialami IMS menjadi pelajaran berharga tentang betapa pentingnya kehati-hatian dalam menjalin hubungan, terutama dengan seseorang yang memiliki kepentingan politik dan kekuasaan.

Kini, IMS mencoba bangkit kembali dari pengalaman pahit ini, sementara AM harus menghadapi kenyataan bahwa jejak langkahnya dalam dunia politik kini telah ternoda oleh kontroversi yang menyeret namanya.