Debut Kelam Patrick Kluivert: Penalti Gagal, Indonesia Dihantam Australia 1-5
Kevin Diks Gagal Eksekusi Penalti saat Melawan Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
D'On, Sydney, Australia – Harapan besar menyelimuti Timnas Indonesia saat memulai laga matchday ketujuh Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pertandingan ini bukan sekadar ujian bagi skuad Garuda, tetapi juga momentum bagi Patrick Kluivert, sang legenda Belanda, untuk membuktikan sentuhannya dalam debut sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Namun, harapan itu luruh setelah 90 menit yang berat, di mana Indonesia harus mengakui keunggulan Australia dengan skor telak 1-5.
Awal yang Menjanjikan, Penalti yang Menghantui
Indonesia sebenarnya memulai laga dengan baik. Mengandalkan pressing tinggi dan kombinasi permainan cepat, skuad Garuda mampu membuat Australia kesulitan dalam 10 menit pertama. Kejutan terjadi di menit ketujuh ketika Rafael Struick dijatuhkan di kotak penalti oleh bek Australia. Wasit tanpa ragu menunjuk titik putih.
Kevin Diks maju sebagai eksekutor. Momen itu bisa menjadi titik balik bagi Indonesia, sekaligus awal manis bagi Kluivert. Namun, nasib berkata lain. Tendangan Diks menghantam mistar gawang dengan keras, membuat ribuan suporter Indonesia yang hadir di stadion tercekat. Peluang emas itu sirna, dan justru menjadi awal dari rentetan malapetaka bagi tim Garuda.
Australia Bangkit, Indonesia Terpuruk
Tak ingin kehilangan momentum, Australia mulai menaikkan tempo permainan. Pertahanan Indonesia yang semula solid mulai goyah. Petaka pertama datang di menit ke-17 ketika Martin Boyle memanfaatkan celah di lini belakang Indonesia dan dengan dingin menaklukkan Maarten Paes. Gol itu mengubah dinamika pertandingan.
Hanya berselang tiga menit, Nishan Velupillay menggandakan keunggulan Australia. Gol kedua ini menunjukkan betapa rapuhnya koordinasi lini belakang Indonesia. Mees Hilgers dan Jay Idzes terlihat tidak mampu mengantisipasi pergerakan lawan dengan baik.
Tertinggal dua gol dalam waktu singkat, Indonesia mencoba bereaksi. Marselino Ferdinan berusaha mengatur ritme dari lini tengah, namun tekanan Australia terlalu besar. Ketika Garuda mencoba bangkit, justru Jackson Irvine memperbesar penderitaan Indonesia di menit ke-34. Gelandang asal St. Pauli ini sukses menyundul bola hasil umpan silang Aziz Behich, membawa Australia unggul 3-0 hingga babak pertama usai.
Upaya Kebangkitan yang Gagal
Memasuki babak kedua, Patrick Kluivert berusaha mengubah strategi. Indonesia tampil lebih agresif dan mencoba memanfaatkan bola mati untuk mencari celah. Peluang emas didapat pada menit ke-50 melalui tendangan bebas Calvin Verdonk, tetapi bola membentur pagar betis. Dua menit kemudian, Ole Romeny mencoba peruntungannya, namun tembakannya masih bisa diamankan oleh kiper Australia, Mathew Ryan.
Sayangnya, alih-alih mencetak gol balasan, Indonesia kembali kecolongan. Menit ke-60, Australia melancarkan serangan balik cepat yang nyaris berbuah gol, tetapi Maarten Paes masih bisa melakukan penyelamatan. Namun, dari sepak pojok yang dihasilkan, Lewis Miller sukses menyundul bola ke gawang, mengubah skor menjadi 4-0.
Meskipun tertinggal jauh, Indonesia tak menyerah. Usaha keras akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-77 ketika Ole Romeny mencetak gol hiburan. Pemain Oxford United itu sukses memanfaatkan kesalahan lini belakang Australia dan mencetak gol dengan penyelesaian tenang.
Namun, harapan Indonesia untuk memperkecil ketertinggalan kembali sirna di penghujung laga. Jackson Irvine mencetak gol keduanya pada menit ke-90, lagi-lagi lewat sundulan hasil skema sepak pojok. Skor 5-1 bertahan hingga peluit akhir berbunyi.
Debut Buruk Patrick Kluivert: Rekor yang Tidak Diinginkan
Hasil ini bukan hanya kekalahan telak bagi Timnas Indonesia, tetapi juga catatan buruk bagi Patrick Kluivert. Mantan striker Barcelona itu kini menjadi salah satu pelatih dengan debut terburuk di Timnas Indonesia dalam sejarah modern. Lima gol bersarang ke gawang Indonesia dalam pertandingan pertamanya, memperlihatkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Beberapa masalah krusial tampak jelas dalam laga ini:
- Lini Belakang yang Goyah – Mees Hilgers dan Jay Idzes tampak kesulitan mengawal pergerakan cepat para penyerang Australia. Koordinasi antarbek juga terlihat kurang solid, membuat Australia leluasa mencetak gol melalui sundulan dan serangan balik.
- Tumpul di Depan – Gagalnya penalti Kevin Diks menjadi simbol ketidakmampuan Indonesia dalam memanfaatkan peluang emas. Selain gol Romeny, lini serang Indonesia terlihat kurang efektif dalam membongkar pertahanan lawan.
- Strategi yang Belum Matang – Kluivert tampaknya masih mencari formula terbaik untuk tim ini. Beberapa kali Indonesia mencoba membangun serangan, tetapi skema yang diterapkan mudah dibaca oleh lawan.
Kekalahan ini menjadi peringatan bagi Indonesia menjelang laga-laga berikutnya. Dengan hasil ini, peluang lolos ke Piala Dunia 2026 semakin berat. Kini, Kluivert dan timnya harus segera bangkit jika tidak ingin terjebak dalam tren negatif lebih lama.
Susunan Pemain
Australia (3-4-2-1):
Matthew Ryan; Lewis Miller, Jason Geria, Cameron Burgess, Kye Rowes, Aziz Behich; Jackson Irvine, Aiden O'Neill; Martin Boyle, Nishan Velupillay; Adam Taggart.
Cadangan: Tom Glover, Paul Izzo, Miloš Degenek, Jason Davidson, Fran Karacic, Kai Trewin, Anthony Careces, Ryan Teague, Daniel Arzani, Brandon Borello, Kusini Yengi, Craig Goodwin.
Pelatih: Tony Popovic
Indonesia (4-3-3):
Maarten Paes; Kevin Diks, Mees Hilgers, Jay Idzes, Calvin Verdonk; Nathan Tjoe A-On, Thom Haye, Marselino Ferdinan; Dean James, Ole Romeny, Rafael Struick.
Cadangan: Ernando Ari, Emil Audero, Rizky Ridho, Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Joey Pelupessy, Eliano Reijnders, Ivar Jenner, Ricky Kambuaya, Ramadhan Sananta, Septian Bagaskara.
Pelatih: Patrick Kluivert
Debut Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia berakhir dengan kekecewaan besar. Kekalahan 1-5 dari Australia menunjukkan bahwa skuad Garuda masih memiliki banyak kekurangan yang harus segera diperbaiki. Gagalnya penalti di awal laga menjadi awal kehancuran Indonesia dalam pertandingan ini. Kini, tantangan besar menanti Kluivert mampukah ia membawa Indonesia bangkit dari keterpurukan, atau justru akan terjebak dalam rekor buruknya sebagai pelatih?
(Mond)
#Sepakbola #Olahraga #TimnasIndonesia #PSSI #KualifikasiPialaDunia2026