Ditolak Istri Saat Minta Berhubungan Badan, Pria di Asahan Mengamuk dan Bacok Mertua dengan Kampak
Ilustrasi
D'On, Asahan, Sumatera Utara – Malam itu seharusnya menjadi malam biasa bagi pasangan suami istri di Desa Pulau Tanjung, Asahan, Sumatera Utara. Namun, suasana rumah berubah mencekam ketika Boiman (31), pria yang sehari-hari tinggal serumah dengan istri dan mertuanya, kehilangan kendali dan melakukan aksi brutal yang nyaris merenggut nyawa dua orang sekaligus.
Semua berawal dari permintaan Boiman untuk berhubungan intim dengan istrinya. Namun, sang istri, yang tidak disebutkan namanya, menolak permintaan tersebut. Entah karena kelelahan, ketidakinginan, atau alasan lain, keputusan itu justru menjadi pemicu amarah Boiman. Ia tak bisa menerima penolakan itu dan seketika diliputi emosi yang tak terkendali.
Amukan Brutal di Tengah Malam
Dalam keadaan kalap, Boiman melampiaskan emosinya dengan mengambil kampak yang ada di rumah. Tanpa berpikir panjang, ia mengayunkannya ke arah istrinya. Kampak tersebut mengenai tangan sang istri, menyebabkan luka serius. Suasana yang awalnya tegang berubah menjadi kepanikan. Jeritan kesakitan sang istri menggema di dalam rumah, membangunkan sang mertua yang berada di ruangan lain.
Sang ayah mertua, yang mendengar keributan, segera berlari ke sumber suara. Melihat anak perempuannya bersimbah darah, naluri seorang ayah pun muncul. Dengan sekuat tenaga, ia mencoba melawan Boiman dan merebut kampak yang ada di tangan menantunya. Namun, usaha itu justru membuatnya menjadi sasaran berikutnya.
Dengan amarah yang masih membara, Boiman kembali mengayunkan kampaknya. Kali ini, sasarannya adalah kepala sang mertua. Suara benturan keras terdengar ketika senjata tajam itu menghantam kepala korban. Seketika darah mengucur deras. Tubuh sang mertua ambruk ke lantai.
Upaya Kabur yang Sia-Sia
Setelah melakukan aksinya, Boiman memilih untuk kabur. Dalam kepanikan, ia membuang kampak yang telah bersimbah darah, berusaha menghilangkan jejak. Namun, aparat kepolisian yang menerima laporan segera bergerak cepat. Unit Reskrim Polsek Simpang Empat langsung melakukan pengejaran dan berhasil menangkap Boiman dalam waktu singkat.
Saat ditangkap, Boiman tak melakukan perlawanan. Ia hanya tertunduk pasrah saat digelandang ke Mapolsek Simpang Empat. Kapolsek AKP Juni Tua Siregar mengungkapkan bahwa pelaku kini telah diamankan dan akan menjalani proses hukum lebih lanjut.
Sementara itu, kedua korban masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat luka serius yang mereka derita. Kondisi sang mertua, yang mengalami luka di kepala, masih menjadi perhatian utama tim medis.
Ancaman Hukuman Berat
Akibat perbuatannya, Boiman kini harus menghadapi ancaman hukuman berat. Ia dijerat dengan pasal terkait penganiayaan berat yang dapat menyebabkan luka parah atau kematian. Polisi masih terus mendalami motif di balik aksi nekat ini, meskipun dugaan awal mengarah pada emosi sesaat akibat penolakan sang istri.
Kejadian ini menjadi pengingat betapa berbahayanya emosi yang tak terkendali. Sebuah penolakan yang seharusnya bisa disikapi dengan kepala dingin justru berubah menjadi tragedi berdarah yang mengguncang sebuah keluarga.
Kini, Boiman harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di balik jeruji besi, sementara luka fisik dan trauma yang ia tinggalkan pada istri serta mertuanya mungkin akan membekas seumur hidup.
(Mond)
#Kriminal #Pembacokan