Breaking News

Fenomena Puasa Tersingkat di Dunia: Hanya 1 Jam di Murmansk, Rusia!

Durasi puasa tersingkat hanya dalam satu jam. (Instagram/@lalusatriamalaca)

D'On, Murmansk (Rusia)
- Puasa di bulan Ramadan merupakan ibadah yang dijalankan oleh umat Islam di seluruh dunia, dengan durasi yang bervariasi bergantung pada panjangnya siang di masing-masing wilayah. Di sebagian besar negara, umat Muslim berpuasa selama 12 hingga 18 jam, bahkan ada yang mencapai lebih dari 20 jam. Namun, di Murmansk, Rusia, fenomena unik terjadi: umat Muslim hanya perlu berpuasa sekitar satu jam saja!

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apa yang membuat Murmansk memiliki durasi puasa tersingkat di dunia? Artikel ini akan mengulas secara rinci fenomena astronomi yang menyebabkan perbedaan durasi puasa di berbagai negara, serta pengalaman menarik mereka yang menjalankan ibadah ini di Murmansk.

Murmansk: Kota dengan Puasa Hanya 1 Jam!

Murmansk adalah sebuah kota di Rusia yang terletak di utara Lingkar Arktik, dekat dengan Kutub Utara. Kota ini dikenal dengan kondisi geografisnya yang ekstrem, salah satunya adalah fenomena polar night atau malam kutub, di mana matahari tidak terbit sama sekali selama sebulan penuh di musim dingin.

Di sisi lain, saat musim panas, Murmansk mengalami midnight sun atau matahari tengah malam, di mana matahari tidak tenggelam selama beberapa bulan. Dua fenomena ini terjadi akibat kemiringan sumbu bumi dan revolusi bumi mengelilingi matahari.

Fenomena polar night inilah yang membuat puasa di Murmansk berlangsung dalam durasi yang sangat singkat. Pada bulan Desember, misalnya, selisih antara waktu salat Zuhur dan Asar hanya sekitar 10 menit. Bahkan, hanya dalam satu menit setelah Asar, waktu Magrib sudah tiba, sehingga waktu berbuka puasa terjadi dalam waktu kurang dari satu jam setelah sahur!

Pengalaman Puasa Kilat di Murmansk

Fenomena puasa singkat di Murmansk menarik perhatian banyak orang, termasuk wisatawan Muslim yang ingin merasakan pengalaman unik ini. Salah satu orang yang membagikan pengalamannya adalah Lalu Satria Malaca, seorang pemandu wisata asal Indonesia.

Dalam unggahan di akun Instagramnya, @lalusatriamalaca, ia menunjukkan bagaimana dirinya menjalankan puasa selama hanya satu jam.

"Hari ini saya lagi berpuasa, tapi bukan mau pamer puasanya, ya. Saya mau pamer saya puasa cuma satu jam-an saja. Jadi tadi saya sahur satu jam yang lalu, sekarang sudah berbuka," ujar Satria dalam video yang ia bagikan.

Unggahannya menarik perhatian banyak orang yang terkejut dengan betapa cepatnya waktu puasa di Murmansk. Dalam video tersebut, ia juga menunjukkan bagaimana jadwal salat berlangsung dalam rentang waktu yang sangat singkat, sesuatu yang sulit ditemukan di wilayah lain di dunia.

Selain membagikan pengalaman pribadinya, Satria juga menjadi pemandu wisata bagi turis Indonesia yang ingin merasakan sendiri sensasi berpuasa di Murmansk.

Mengapa Durasi Puasa Berbeda di Setiap Negara?

Durasi puasa yang berbeda-beda di berbagai belahan dunia dipengaruhi oleh sejumlah faktor astronomi dan geografis. Berikut adalah beberapa penyebab utama mengapa umat Muslim di beberapa negara berpuasa lebih lama atau lebih singkat dibandingkan yang lain.

1. Panjang Siang dan Malam yang Berbeda

Puasa dalam Islam dihitung sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Panjangnya waktu ini bergantung pada panjang siang dan malam di suatu tempat.

Di negara-negara yang berada di sekitar garis khatulistiwa, seperti Indonesia, durasi siang dan malam relatif stabil sepanjang tahun, sehingga puasa biasanya berkisar antara 12 hingga 14 jam.

Sebaliknya, di negara-negara yang berada di dekat kutub, panjang siang dan malam berubah secara drastis tergantung musimnya. Di musim panas, siang bisa berlangsung selama 20 hingga 24 jam, sementara di musim dingin, siang hanya berlangsung beberapa jam, atau bahkan tidak ada sama sekali.

2. Rotasi dan Revolusi Bumi

Rotasi bumi—yakni perputaran bumi pada porosnya—menyebabkan perbedaan waktu antara siang dan malam di berbagai tempat di dunia. Sementara itu, revolusi bumi—yakni pergerakan bumi mengelilingi matahari—memengaruhi panjangnya siang dan malam dalam setahun.

Akibatnya, negara-negara yang berada di lintang tinggi mengalami perubahan ekstrem antara musim panas dan musim dingin. Hal ini berpengaruh langsung terhadap durasi puasa.

Sebagai contoh:

  • Di Indonesia, waktu puasa relatif stabil sepanjang tahun (12–14 jam).
  • Di Islandia atau Norwegia saat musim panas, puasa bisa berlangsung lebih dari 20 jam karena matahari hampir tidak tenggelam.
  • Di Murmansk saat musim dingin, puasa hanya berlangsung sekitar satu jam karena matahari hampir tidak terbit.

3. Fatwa Khusus untuk Wilayah Ekstrem

Dalam Islam, ada pertimbangan khusus bagi wilayah yang mengalami fenomena ekstrem seperti Murmansk. Jika suatu tempat memiliki siang atau malam yang berlangsung terlalu panjang (misalnya, lebih dari 20 jam atau kurang dari satu jam), umat Muslim dapat mengikuti jadwal puasa dari kota terdekat yang memiliki waktu siang dan malam normal.

Sebagai contoh, umat Muslim di Norwegia atau Islandia sering kali mengikuti jadwal puasa Mekkah atau negara Muslim terdekat yang memiliki waktu siang lebih wajar. Namun, beberapa Muslim di Murmansk tetap mengikuti waktu setempat dan menjalankan puasa hanya dalam waktu satu jam.

Fenomena Unik yang Layak Dicoba

Fenomena puasa singkat di Murmansk menjadi daya tarik tersendiri bagi umat Muslim yang ingin merasakan pengalaman berbeda. Kota ini menawarkan keunikan geografis yang tidak ditemukan di tempat lain, menjadikannya destinasi menarik, terutama bagi mereka yang ingin mencoba “puasa tercepat di dunia.”

Namun, di sisi lain, saat musim panas, tantangan justru berbalik. Umat Muslim di Murmansk bisa menghadapi puasa yang sangat panjang hingga lebih dari 20 jam. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemudahan di satu musim, ada juga tantangan di musim lainnya.

Durasi puasa yang berbeda-beda di seluruh dunia adalah bukti nyata bagaimana fenomena astronomi dan posisi geografis bumi memengaruhi kehidupan manusia. Murmansk menjadi contoh ekstrem dari variasi ini, dengan puasa yang hanya berlangsung selama satu jam di musim dingin, tetapi bisa sangat panjang di musim panas.

Bagi umat Muslim yang ingin merasakan pengalaman unik, Murmansk bisa menjadi destinasi menarik untuk dikunjungi. Namun, bagi yang menjalankan puasa di wilayah ekstrem, penting untuk memahami aturan agama serta mempertimbangkan kondisi fisik agar ibadah tetap berjalan dengan baik dan sehat.

Fenomena ini juga mengingatkan kita bahwa Islam adalah agama yang fleksibel dan penuh kasih sayang, memberikan kemudahan bagi umatnya dalam menjalankan ibadah sesuai dengan kondisi yang ada.

(B1)

#Ramadan #Puasa