Breaking News

Geram! Pria Tebas Maling Motor, Kini Ditahan Polisi

Ilustrasi Pembacokan 

D'On, Jakarta 
– Pada Sabtu (15/3/2025) pagi buta di kawasan Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara, menjadi saksi bisu peristiwa tragis yang nyaris merenggut nyawa seseorang. Suasana yang biasanya sepi di kala dini hari mendadak ricuh oleh jeritan dan suara langkah kaki yang berpacu dengan rasa takut. Seorang pemuda berusia 19 tahun, Erwin Ferdiansyah, melakukan aksi nekat yang mengguncang warga sekitar membacok seseorang yang ia duga sebagai pencuri motornya.

Awal Mula: Pencurian yang Terekam CCTV

Semua bermula dari satu hal yang sudah kerap terjadi di Jakarta pencurian sepeda motor. Muhammad Saiful (25) diduga kuat hendak membawa kabur kendaraan roda dua milik Erwin. Modusnya cukup klasik: menggunakan kunci letter T untuk merusak stang motor agar bisa dengan mudah dikendalikan. Namun, aksi ini tak berlangsung mulus.

Tak disangka, saat Saiful hampir sukses membawa motor itu, sebuah mata elektronik menangkap gerak-geriknya—kamera CCTV. Keberadaan rekaman tersebut membuat Saiful gentar. Menyadari dirinya telah terekam, ia akhirnya mengembalikan motor itu ke tempat semula.

Namun, yang terjadi berikutnya jauh lebih mengejutkan dari sekadar pengembalian barang curian.

Amarah yang Membuncah: Celurit Bicara

Erwin yang mengetahui motornya sempat digondol, tak bisa menahan emosinya. Tak peduli bahwa motornya telah kembali, hatinya masih terbakar dendam. Baginya, aksi Saiful adalah penghinaan—ia bukan hanya hampir kehilangan kendaraan, tetapi juga merasa harga dirinya diinjak-injak.

Tak ingin kasus ini berlalu begitu saja, Erwin mengambil keputusan ekstrem. Ia meraih celurit senjata tajam yang entah sejak kapan sudah ada dalam genggamannya lalu mendatangi Saiful dengan napas memburu. Saat keduanya bertemu, terjadi kejar-kejaran sengit. Saiful berusaha kabur, tapi Erwin, didorong oleh amarah yang meledak-ledak, tak memberi celah.

Saat kesempatan datang, Erwin mengayunkan celuritnya. Tebasan pertama mengenai tangan kanan Saiful. Tak cukup di situ, ia kembali mengayunkan senjata tajam itu ke pinggang kiri korbannya. Darah seketika mengucur, membasahi jalanan yang dingin di dini hari itu.

Menurut AKP Alex Chandra dari Polsek Koja, setelah puas menyabet tubuh lawannya, Erwin segera melarikan diri, meninggalkan Saiful yang terkapar kesakitan. "Setelah puas menyabet korban, kemudian pelaku pergi sambil berlari meninggalkan korban yang dalam keadaan terluka," ujar Alex.

Pelarian yang Tak Bertahan Lama

Namun, pelarian Erwin tak berlangsung lama. Polisi yang menerima laporan segera bergerak cepat. Dengan mengumpulkan informasi dari saksi dan rekaman CCTV, keberadaan pelaku berhasil dilacak dalam hitungan jam. Saat akhirnya tertangkap, Erwin mengakui semua perbuatannya.

"Aku nggak terima motor aku diambil. Udah dihancurin stangnya lagi," ujarnya kepada petugas saat diinterogasi.

Erwin juga mengaku bahwa celurit yang digunakannya telah dibuang ke suatu tempat, mencoba menghilangkan barang bukti. Namun, polisi tak begitu saja percaya dan terus menelusuri keberadaan senjata tersebut.

Teka-Teki yang Belum Terjawab

Sementara itu, Saiful yang mengalami luka serius langsung dilarikan ke RSUD Koja. Sayangnya, kondisi kesehatannya belum memungkinkan polisi untuk mengambil keterangannya. Meski bukti berupa kunci letter T ditemukan di saku celananya menguatkan dugaan bahwa ia memang hendak mencuri motor pihak kepolisian masih enggan menyimpulkan kasus ini sepihak.

"Kita belum bisa klarifikasi korban karena masih dalam perawatan intensif," jelas Alex.

Kasus ini menjadi ironi yang menyedihkan. Di satu sisi, ada seseorang yang merasa dizalimi dan memilih jalan kekerasan untuk mencari keadilan sendiri. Di sisi lain, ada seorang pria yang diduga sebagai pencuri, tetapi kini justru menjadi korban kekerasan brutal.

Hukum harus tetap berjalan. Polisi kini mengusut kasus ini dengan teliti untuk memastikan siapa yang sebenarnya bersalah dan bagaimana keadilan seharusnya ditegakkan.

Pertanyaannya kini: apakah tindakan Erwin dapat dibenarkan karena ia menjadi korban pencurian? Ataukah ia tetap harus mempertanggungjawabkan aksinya karena mengambil hukum di tangannya sendiri?

Yang pasti, satu hal tak terbantahkan kekerasan, dalam bentuk apa pun, selalu menyisakan luka.

(Mond)

#Peristiwa #Pembacokan #Kriminal