Harga Diri Ternoda, Pedang Bicara: Kisah Penagih Utang yang Dibacok Gegara Chat Mesum
Kasus pembacokan (foto: freepik)
D'On, Tuban – Sebuah insiden berdarah mengguncang Dusun Sejuwet, Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Seorang pria berinisial IS (29) nekat membacok seorang penagih utang bernama Andika Setiawan (23) dengan sebilah pedang hingga mengalami luka parah di bagian leher dan perut.
Dugaan sementara, aksi brutal ini dipicu oleh pesan tak senonoh yang dikirim korban kepada istri pelaku. Tak sekadar menggoda, pesan tersebut bahkan berisi tawaran uang sebesar Rp500 ribu agar sang istri bersedia diajak berhubungan intim. Merasa harga diri keluarganya diinjak-injak, IS pun kalap dan memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini dengan caranya sendiri—cara yang berujung pada aksi kekerasan berdarah.
Dari Tagihan Utang ke Duel Maut
Kejadian ini bermula saat Andika, yang sehari-hari bekerja sebagai penagih utang dari bank plecit—lembaga kredit informal dengan bunga tinggi—mendatangi rumah IS pada Jumat sore. Tujuannya sederhana, menagih cicilan yang mungkin sudah jatuh tempo. Namun, alih-alih mendapat pembayaran, ia justru berhadapan dengan amarah yang telah dipendam.
IS, yang sebelumnya sudah membaca pesan menjijikkan yang dikirimkan Andika ke istrinya, ternyata telah menyiapkan rencana. Ia menunggu dengan tenang di depan rumah, tangan menggenggam sebilah pedang. Begitu Andika muncul, tanpa banyak bicara, IS langsung menyerangnya.
Pedang itu pertama-tama menghunjam perut Andika, membuatnya terhuyung mundur. Belum sempat menghindar, sebuah sabetan deras mengarah ke lehernya, menyayat kulit dan daging hingga darah mengucur deras. Andika pun jatuh tersungkur, sementara IS masih berdiri dengan nafas memburu, seperti harimau yang baru saja menerkam mangsanya.
Warga sekitar yang menyaksikan kejadian itu sontak berteriak. Beberapa di antaranya segera berlari mendekat, sementara yang lain menghubungi pihak berwajib. IS, yang tampaknya mulai menyadari konsekuensi dari perbuatannya, langsung melarikan diri ke arah Kabupaten Lamongan.
Namun, upayanya untuk kabur tak berlangsung lama. Polisi yang sudah mendapat laporan dengan sigap melakukan pengejaran dan berhasil meringkusnya sebelum sempat meninggalkan wilayah.
Darah, Dendam, dan Harga Diri yang Tercoreng
Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Dimas Robin Alexander, motif utama penyerangan ini adalah kemarahan IS setelah mengetahui isi pesan Andika kepada istrinya. Pesan tersebut dianggap sebagai penghinaan besar, merusak kehormatan rumah tangganya.
"Korban dalam chat itu diduga menawarkan uang Rp500 ribu agar istri pelaku mau diajak berhubungan intim. Merasa harga diri keluarganya dilecehkan, pelaku pun emosi dan merencanakan aksi itu," ungkap AKP Dimas pada Sabtu (1/3/2025).
Saat ini, Andika masih dirawat intensif di RSUD Dr. Koesma Tuban akibat luka parah yang dideritanya. Sementara itu, IS telah diamankan pihak kepolisian bersama barang bukti sebilah pedang yang digunakannya dalam aksi brutal tersebut.
Atas perbuatannya, IS dijerat dengan Pasal 351 Ayat 2 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan luka berat, dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.
Dua Sisi Koin: Kejahatan atau Pembelaan Diri?
Kasus ini memantik beragam reaksi di kalangan masyarakat. Sebagian mengutuk tindakan main hakim sendiri yang dilakukan IS, sementara yang lain justru bersimpati terhadapnya. Dalam pandangan mereka, IS hanyalah seorang suami yang marah karena keluarganya dilecehkan, sementara Andika, dengan perbuatannya, telah bermain api hingga akhirnya terbakar sendiri.
Kisah ini pun menjadi pengingat betapa berbahayanya meremehkan harga diri seseorang. Terkadang, kemarahan yang dipendam bisa berubah menjadi ledakan yang tak terkontrol—dan dalam kasus ini, pedanglah yang berbicara.
(Mond)
#PenagihUtang #Pembacokan #Kriminal #ChatMesum