Breaking News

Jalan Lintas Sumatera Amblas di Bungo: BPJN Jambi Bergerak Cepat Tangani Dampak Bencana

BPJN Jambi bergerak cepat! Selasa (4/3), mereka mulai menangani amblesnya Jalan Nasional Lintas Jambi-Sumbar. (Dok: Bina Marga)


D'On, Bungo –
Ruas Jalan Nasional Lintas Jambi-Sumbar di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, mengalami kerusakan parah akibat bencana alam. Amblasnya jalan ini terjadi di STA. 53+000, tepatnya di Desa Sirih Sekapur, Kecamatan Jujuhan, dan menyebabkan akses transportasi utama antara Sumatera Barat dan Jambi terputus sejak Minggu (2/3/2025) siang.

Penyebab Amblasnya Jalan: Kombinasi Hujan Lebat dan Kegagalan Drainase

Kejadian ini bermula dari hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak 1 Maret 2025. Intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan Sungai Tukum meluap, menggerus badan jalan yang berada di sekitarnya. Sayangnya, crossdrain atau gorong-gorong yang seharusnya mengalirkan air tidak mampu menahan lonjakan debit yang begitu besar. Akibatnya, struktur jalan terkikis dan akhirnya amblas, meninggalkan lubang besar yang memutus total jalur transportasi di Jalinsum.

Jalan yang sebelumnya kokoh kini berubah menjadi jalur terputus dengan aspal yang terbelah, menyisakan tebing jalan yang curam dan tak bisa dilalui kendaraan. Peristiwa ini menjadi pukulan berat bagi ribuan pengendara yang mengandalkan jalur ini untuk aktivitas harian maupun distribusi logistik antarprovinsi.

Langkah Cepat BPJN Jambi: Mobilisasi Jembatan Bailey dan Peralatan Berat

Menyikapi kondisi darurat ini, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi, yang berada di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), bergerak cepat dengan menerapkan langkah penanganan darurat.

Pada Selasa (4/3), tim BPJN Jambi langsung mengerahkan berbagai peralatan dan material untuk mengatasi putusnya jalur ini. Beberapa langkah yang diambil antara lain:

  1. Pembangunan Jembatan Bailey – Untuk menggantikan jalan yang amblas, BPJN Jambi mengerahkan jembatan bailey sepanjang 30 meter. Jembatan darurat ini dirancang agar kendaraan dapat kembali melintas dengan cepat tanpa harus menunggu perbaikan permanen.
  2. Pemasangan Box Culvert – Selain membangun jembatan sementara, BPJN Jambi juga menyiapkan pemasangan box culvert guna meningkatkan kapasitas drainase, sehingga kejadian serupa bisa dicegah di masa mendatang.
  3. Penggunaan Excavator dan Material Perbaikan – Excavator dan material perbaikan telah dikerahkan untuk memperbaiki bagian jalan yang terdampak, menata ulang permukaan jalan, serta memperkuat struktur tanah agar tidak kembali terkikis.

Pembangunan jembatan bailey ini ditargetkan selesai dalam waktu empat hari, meskipun durasi pengerjaan bisa berubah tergantung kondisi cuaca dan tantangan teknis di lapangan.

Batasan Kapasitas: Kendaraan Berat Harus Menggunakan Jalur Alternatif

Koordinator Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) Provinsi Jambi, Diaz Sodiq, menegaskan bahwa setelah jembatan bailey terpasang, kapasitasnya hanya mampu menahan beban maksimal 8 ton. Ini berarti kendaraan berat seperti truk pengangkut barang harus menggunakan jalur alternatif hingga perbaikan jalan utama selesai sepenuhnya.

Sementara itu, pihak kepolisian telah mengarahkan pengendara ke rute alternatif guna menghindari kemacetan dan memastikan distribusi logistik tetap berjalan. Masyarakat diminta untuk mematuhi arahan petugas di lapangan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di sekitar lokasi perbaikan.

Koordinasi dengan Berbagai Pihak untuk Percepatan Perbaikan

Keberhasilan penanganan darurat ini tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak. BPJN Jambi berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, Kepolisian, TNI, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memastikan seluruh proses berjalan lancar dan sesuai dengan prosedur keamanan.

Pihak berwenang juga terus memantau kondisi cuaca serta potensi ancaman lainnya yang bisa menghambat perbaikan jalan. Langkah-langkah mitigasi terus dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di titik-titik rawan lainnya sepanjang Jalinsum.

Dampak bagi Masyarakat dan Harapan Ke Depan

Terputusnya Jalinsum bukan hanya menghambat mobilitas warga, tetapi juga berdampak pada roda perekonomian. Banyak pengusaha dan sopir angkutan barang harus mencari jalur lain, yang berimbas pada biaya operasional yang lebih tinggi dan keterlambatan distribusi barang.

Dengan percepatan pembangunan jembatan darurat ini, diharapkan akses jalan dapat segera kembali normal sehingga masyarakat yang terdampak bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Langkah ini juga menjadi pengingat akan pentingnya infrastruktur yang tangguh terhadap bencana alam, sehingga insiden serupa dapat diminimalkan di masa depan.

Saat ini, seluruh mata tertuju pada progres perbaikan yang sedang berlangsung di lapangan. Jika cuaca mendukung, dalam beberapa hari ke depan jalur vital ini akan kembali bisa dilalui, membawa harapan bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya pada konektivitas antara Jambi dan Sumatera Barat.

(HA)

#Peristiwa #JalanAmblas #Infrastruktur