Jangan Sampai Sia-Sia! Inilah 5 Perbuatan yang Dapat Merusak Pahala Puasa Ramadhan
Ilustrasi
Dirgantaraonline - Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ujian dalam menjaga hati, lisan, serta perbuatan dari hal-hal yang dapat merusak esensi ibadah tersebut. Islam mengajarkan bahwa puasa sejatinya bukan hanya tentang fisik yang berpuasa, tetapi juga bagaimana seorang muslim menahan diri dari keburukan yang bisa menghilangkan pahala puasanya.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa banyak orang yang berpuasa, tetapi mereka tidak mendapatkan pahala sedikit pun, kecuali hanya rasa lapar dan haus:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR An-Nasa’i)
Betapa ruginya jika seseorang telah bersusah payah menahan diri dari makan dan minum, tetapi di sisi lain, ia tetap melakukan perbuatan yang justru menghilangkan pahala puasanya. Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ menyebutkan lima perbuatan yang bisa menghilangkan pahala puasa:
خمسٌ يُفطِرن الصّائِم: الغِيبةُ، والنّمِيمةُ، والكذِبُ، والنّظرُ بِالشّهوةِ، واليمِينُ الكاذِبةُ
"Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu." (HR Ad-Dailami)
Maka, penting bagi setiap muslim untuk mengetahui apa saja perbuatan yang bisa menghilangkan pahala puasa agar ibadah yang dijalankan tidak sia-sia. Berikut adalah lima perbuatan yang harus dihindari:
1. Berdusta (Berbohong)
Berdusta atau berbohong adalah salah satu perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam. Kebohongan dapat merusak hubungan sosial, menanamkan ketidakpercayaan, dan bahkan menimbulkan kebencian di antara sesama manusia.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ
"Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta." (QS. Ghafir: 28)
Saat berpuasa, seorang muslim harus berusaha untuk menjaga lisannya dari kebohongan. Sebab, meskipun ia menahan lapar dan haus, jika ia tetap berdusta, maka puasanya akan kehilangan maknanya. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya)." (HR Bukhari)
Oleh karena itu, kejujuran harus menjadi prinsip utama, terutama saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
2. Menggunjing (Ghibah)
Ghibah atau membicarakan keburukan orang lain adalah perbuatan yang tidak hanya merusak pahala puasa, tetapi juga bisa menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara sesama. Islam mengibaratkan ghibah seperti memakan bangkai saudara sendiri.
Allah SWT berfirman:
وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
"Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." (QS. Al-Hujurat: 12)
Di bulan Ramadhan, setiap muslim harus lebih berhati-hati dalam berbicara. Jangan sampai perbincangan yang tampaknya ringan justru berisi gunjingan yang menghapus pahala puasa.
3. Mengadu Domba (Namimah)
Mengadu domba adalah perbuatan menyebarkan kabar atau perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan memprovokasi atau menimbulkan permusuhan. Islam sangat mengecam perbuatan ini karena dapat merusak persaudaraan dan keharmonisan dalam masyarakat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ
"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (HR Muslim)
Jika mengadu domba saja sudah mendapatkan ancaman yang begitu berat, maka bagaimana dengan puasanya? Tentu saja puasanya akan kehilangan keberkahan. Oleh sebab itu, bulan Ramadhan harus dijadikan momen untuk memperbaiki diri dengan menghindari segala bentuk provokasi dan hasutan.
4. Melihat Lawan Jenis dengan Syahwat
Menundukkan pandangan adalah perintah Allah yang harus dipatuhi oleh setiap muslim, terutama ketika berpuasa. Memandang lawan jenis dengan syahwat dapat menodai kesucian ibadah puasa karena dapat membangkitkan hawa nafsu.
Allah SWT berfirman:
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka." (QS. An-Nur: 30)
Seorang muslim harus menjaga pandangannya agar puasanya tidak sia-sia. Menahan diri dari godaan syahwat adalah bagian dari pengendalian diri yang menjadi inti dari ibadah puasa.
5. Bersumpah Palsu
Sumpah palsu adalah kebohongan yang disertai dengan penggunaan nama Allah untuk memperkuat kebohongan tersebut. Perbuatan ini termasuk dosa besar dan dapat menghilangkan pahala puasa seseorang.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَجْعَلُوا اللَّهَ عُرْضَةً لِّأَيْمَانِكُمْ
"Dan janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpah-sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan." (QS. Al-Baqarah: 224)
Seorang muslim harus selalu berkata jujur dan tidak menggunakan nama Allah untuk membenarkan kebohongan. Jika ingin puasanya diterima, maka ia harus menjauhi segala bentuk sumpah palsu.
Puasa di bulan Ramadhan tidak hanya sekadar menahan makan dan minum, tetapi juga mengendalikan diri dari segala bentuk maksiat. Menjaga lisan, pandangan, dan perbuatan adalah kunci agar pahala puasa tetap utuh. Jangan sampai ibadah yang dijalani dengan penuh pengorbanan menjadi sia-sia hanya karena kelalaian dalam menjaga diri dari perbuatan tercela.
Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita di bulan suci Ramadhan.
(***)
#Puasa #Ramadan #Islami #Religi #PerbuatanBikinRusakAmalanPuasa