Breaking News

Jembatan Bailey Penghubung Sumbar-Jambi Hampir Rampung, Uji Coba Dijadwalkan Hari Ini


Jembatan Bailey penghubung Sumbar-Jambi hampir rampung! Progres 90 persen, uji coba dimulai besok. Demi keamanan, hanya kendaraan maksimal 20 ton yang boleh melintas. (Satlantas Polres Dharmasraya)


D'On, Dharmasraya
Harapan akan kembali normalnya arus transportasi antara Provinsi Sumatera Barat dan Jambi semakin nyata. Pembangunan Jembatan Bailey sebagai solusi darurat atas terputusnya jalur utama di Jalan Lintas Sumatera kini hampir selesai. Progres pengerjaan telah mencapai 90 persen, dan jika tidak ada kendala, uji coba pertama akan dilakukan pada Rabu, 12 Maret 2025.

Jembatan Bailey ini dibangun untuk menggantikan akses jalan yang ambruk akibat banjir besar yang melanda kawasan Dusun Sirih Sekapur, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, Jambi, pada 2 Maret 2025. Derasnya arus sungai akibat curah hujan tinggi membuat tanah di sekitar jalan longsor, memutus jalur vital yang menghubungkan dua provinsi ini. Akibatnya, ratusan kendaraan terutama truk logistik terjebak, sementara arus distribusi barang dan mobilitas warga terganggu total.

Tahap Akhir Pengerjaan, Uji Coba Dijadwalkan Besok

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Dharmasraya, AKP Zamrinaldi, menyampaikan bahwa jembatan darurat ini hampir rampung, tinggal beberapa penyelesaian akhir seperti pengaspalan jalan menuju jembatan.

"Mungkin, Rabu (12/3/2025), kita lakukan uji coba jembatan Bailey yang sudah dibangun. Saat ini progresnya sudah 90 persen. Hanya tinggal menyambungkan jalan aspal ke jembatan darurat," ujar AKP Zamrinaldi saat dihubungi, Selasa (11/3/2025) siang.

Ia menambahkan bahwa waktu pasti pelaksanaan uji coba masih menunggu kepastian dari pihak terkait. Namun, pihak kepolisian akan tetap mengawal arus lalu lintas untuk memastikan kelancaran perjalanan dari dan menuju Sumbar-Jambi.

"Untuk jam uji cobanya masih menunggu informasi lebih lanjut. Tapi yang jelas, dampaknya akan kita kawal agar arus kendaraan tetap teratur," tambahnya.

Dibatasi 20 Ton, Kendaraan Overload Akan Diputar Balik

Demi menjaga ketahanan dan keamanan jembatan Bailey ini, pemerintah dan pihak kepolisian telah menetapkan aturan ketat terkait kapasitas muatan kendaraan yang diperbolehkan melintas.

Menurut AKP Zamrinaldi, kendaraan dengan total muatan maksimal 20 ton masih diperbolehkan melewati jembatan tersebut. Namun, kendaraan yang memiliki muatan lebih dari batas yang ditentukan akan dilarang melintas dan harus berbalik arah.

Aturan ini bukan tanpa dasar. Pembatasan beban telah diatur dalam Surat Keputusan (SK) bersama yang ditandatangani oleh Bupati Bungo, Kapolres Bungo, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN), dan Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD).

"Berdasarkan SK bersama, kendaraan dengan muatan maksimal 20 ton boleh melintas. Sedangkan yang melebihi itu akan diputar balik," jelas AKP Zamrinaldi.

Untuk memastikan aturan ini ditegakkan, setiap kendaraan yang hendak melintas diwajibkan menunjukkan bukti hasil penimbangan dari Unit Pelaksanaan Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau jembatan timbang resmi.

"Pengemudi harus memastikan kendaraan dan muatannya sesuai ketentuan. Kalau lebih dari 20 ton, mereka tidak boleh melintas," tegasnya.

Imbauan Kepada Pengguna Jalan

Pihak kepolisian juga mengingatkan para pengemudi, terutama yang mengangkut barang, agar mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Selain demi keamanan, kepatuhan ini juga bertujuan untuk memastikan jembatan Bailey tetap dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.

"Jembatan ini adalah solusi sementara. Kalau kendaraan dengan beban berlebih memaksa melintas, risikonya besar. Bisa menyebabkan kerusakan, bahkan membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya," terang AKP Zamrinaldi.

Ia pun meminta pengemudi untuk mematuhi petunjuk dan rambu-rambu yang telah dipasang di sekitar lokasi.

"Kami harap semua pihak bisa bekerja sama. Patuhi aturan agar lalu lintas kembali normal tanpa insiden yang tidak diinginkan," imbaunya.

Krisis Transportasi Sejak 2 Maret, Logistik Tertahan

Terputusnya jalur nasional Sumbar-Jambi sejak 2 Maret 2025 telah menyebabkan berbagai dampak signifikan. Tidak hanya kendaraan pribadi yang terjebak, tetapi juga truk-truk angkutan logistik yang membawa kebutuhan pokok dan barang penting lainnya.

Sejumlah pengemudi mengaku mengalami kesulitan akibat kondisi tersebut. Beberapa di antaranya terpaksa mencari jalur alternatif yang lebih jauh, sementara lainnya harus menunggu berhari-hari di lokasi karena keterbatasan akses.

Salah satu sopir truk, Rudi (42), mengungkapkan keluhannya.

"Saya sudah tiga hari terjebak di sini. Barang yang saya bawa harusnya sudah sampai kemarin, tapi jalan terputus. Mudah-mudahan besok bisa lewat," ujarnya saat ditemui di sekitar lokasi.

Dengan hampir rampungnya pembangunan Jembatan Bailey, harapan untuk kelancaran kembali jalur Sumbar-Jambi kini semakin dekat. Meski hanya bersifat sementara, jembatan ini menjadi solusi krusial bagi ribuan kendaraan yang bergantung pada jalur vital ini.

Masyarakat dan pengusaha transportasi kini menantikan keberhasilan uji coba besok, dengan harapan jembatan Bailey segera dapat difungsikan penuh.

(Mond)

#JalanAmblas #JalanLintasSumbarJambi #Infrastruktur